Biografi Istri tercinta Rasulullah (Part 5)

3 1 0
                                    

Menjelang Kerasulan

Mekkah sebelum datang Islam, sungguh penuh dengan kejahiliyahan. Berbagai tindak kejahatan dan perbuatan keji menjadi kebiasaan penduduknya. Mabuk-mabukan, membunuh anak-anak perempuan mereka, perang antar suku, menyembah berhala menjadi trend saat itu. Hal ini membuat Rasulullah yang waktu itu belum diangkat menjadi Rasul, menjadi risau dan galau. Beliau sering pergi ke gua Hira untuk ikhtila' atau menyendiri. Beliau melakukan ikhtila' di gua untuk beberapa malam bahkan kadang sampai sepuluh malam. Kemudian beliau turun kembali ke keluarganya untuk mengambil bekal dan kemudian kembali lagi ke gua Hira untuk melakukan uzlah. Demikian keadaan itu berlangsung sampai Allah SWT menurunkan wahyu yang pertama melalui malaikat Jibril.

Siti Khadijah menunjukkan kredibilitasnya sebagai istri tauladan. Beliau mendukung sepenuhnya apa-apa yang dilakukan oleh suaminya, Rasulullah. Disaat Rasulullah memiliki kecenderungan untuk beruzlah dan berikhtila' di gua Hira, Siti Khadijah mendukung dengan menyediakan dan menyiapkan bekal untuk Rasulullah. Hingga pada suatu hari Rasulullah pulang dari gua Hira dengan tubuh gemetar. Rasulullah segera menemui Siti Khadijah dan berkata, "selimutilah aku. Selimutilah aku!"

Siti Khadijah kemudian menyelimuti Rasulullah. Disaat Rasulullah sudah mulai tenang, beliau berkata, "Wahai Khadijah, tahukah kau apa yang terjadi denganku tadi?"

Kemudian Rasululllah menceritakan apa yang terjadi di gua Hira, dimana pada saat itu Allah SWT mengutus malaikat Jibril untuk menyampaikan wahyu yang pertama. Malaikat Jibril menemui Rasulullah dan mendekap beliau sambil mengucapkan, "Bacalah...."

"Aku tidak bisa membaca.." jawab Rasulullah.

Kemudian malaikat Jibril mendekap beliau kembali dan berkata, "Bacalah...."

"Aku tidak bisa membaca." Rasulullah kembali menjawab.

Untuk yang ketiga kalinya malaikat Jibril mendekap Rasulullah dan berkata, "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya."

"Sungguh aku khawatir terhadap diriku (dari gangguan makhluk jin)." Berkata Rasulullah mengakhiri ceritanya.

"Tidak! Bergembiralah. Demi Allah, sesungguhnya Allah tidak akan membuat engkau kecewa. Engkau adalah seorang yang suka menyambung tali keluarga, selalu menolong orang yang susah, menghormati tamu, dan membela orang yang berdiri di atas kebenaran." Siti Khadijah menghibur dan menenangkan suaminya.

Ketika Siti Khadijah mendengar kejadian yang dialami oleh Rasulullah di gua Hira, Siti Khadijah ingat dengan sepupunya yang bernama Waraqah bin Naufal bin Asad bin 'Abdul Uzza bin Qushai. Waraqah bin Naufal telah berusia lanjut dan kehilangan penglihatannya. Dia beragama Nasrani dan mampu menulis dalam bahasa Ibrani. Bahkan pernah menulis bagian-bagian Injil dalam bahasa Ibrani.Timbul niat Siti Khadijah untuk membawa suaminya, Rasulullah untuk menemui Waraqah bin Naufal.

"Wahai keponakanku, hal apa yang membawamu kemari?" bertanya Waraqah bin Naufal kepada Siti Khadijah.

"Wahai anak pamanku, dengarlah apa yang akan diceritakan oleh kemenakanmu ini (Rasulullah)." Jawab Siti Khadijah.

Kemudian Rasulullah menceritakan kejadian yang beliau alami di gua Hira.

"Itu adalah malaikat yang pernah Allah utus kepada Musa As. Oh, alangkah bahagianya apabila aku masih muda dan perkasa. Alangkah bahagianya seandainya aku masih hidup tatkala kamu diusir oleh kaummu." Berkata Waraqah bin Naufal setelah mendengar cerita keponakannya.

"Apakah mereka akan mengusirku?" Rasulullah bertanya.

"Ya, tidak ada seorangpun yang membawa seperti apa yang kamu bawa kecuali dimusuhi dan diperangi oleh kaumnya. Seandainya kelak aku masih hidup dan mengalami hari yang akan kamu hadapi itu, niscaya aku akan membantumu sekuat tenaga."

Tidak berapa lama setelah kedatangan Rasulullah, Waraqah bin Naufal meninggal dunia.

Menurut riwayat yang valid, yaitu dari Baihaqi. Bahwa setelah kejadian itu, wahyu dihentikan semantara selama enam bulan. Tentang kedatangan Jibril yang kedua, Baihaqi meriwayatkan sebuah riwayat dari Jabir bin Abdillah, ia berkata :"Aku mendengar Rasulullah SAW berbicara tentang terhentinya wahyu. Beliau berkata kepadaku:" Di saat aku sedang berjalan, tiba-tiba aku mendengar suara dari langit. Ketika kepala kuangkat , ternyata Malaikat yang datang kepadaku di gua Hira'", kulihat sedang duduk di kursi antara langit dan bumi. Aku segera pulang menemui istriku dan kukakatan kepadanya," Selimutilah aku , selimutilah aku ....selimutilah aku ....!"

Sehubungan dengan itu Allah kemudian berfirman :" Hai orang yang berselimut. Bangunlah dan berilah peringatan. Dan Tuhanmu agungkanlah. Dan pakaianmu bersihkanlah. Dan perbuatan dosa tinggalkanlah. Dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang banyak. Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah. (QS Al Muddatsir 1-7)

Sejak itu wahyu mulai diturunkan secara kontinyu.

My Note😉 My Learn 😊Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang