Dahsyatnya Bersinergi

1 0 0
                                    

Dahsyatnya Bersinergi

Allah SWT berfirman, “..dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” (QS. al-Maidah [5]: 2)

Saudaraku, manusia adalah makhluk sosial. Ia tidak bisa hidup sendirian dan memang tidak akan mampu memenuhi kebutuhannya dengan tangannya sendiri. Allah menciptakan manusia dengan fitrahnya untuk selalu hidup berdampingan dengan manusia lainnya. Ini adalah sunnatullah yang tidak bisa diingkari oleh manusia.

Maka, kita tidak pernah menemukan manusia yang bisa hidup sendirian. Setiap orang yang egois, hanya memikirkan kepentingannya sendiri, maka ia tidak akan bisa hidup bahagia. Kebahagiaan justru datang manakala seseorang bisa hidup berdampingan dan saling berbagi dengan sesamanya.

Untuk menjadi manusia yang unggul, kita perlu menjalin kerja sama dengan sesama kita, bisa itu dengan teman kita, guru kita, kerabat kita, atau siapa pun. Karena tidak ada yang bisa maju sendirian. Jika manusia unggul adalah manusia yang memiliki kualitas, kemampuan di atas standar, maka kita membutuhkan orang lain untuk belajar.

Setiap manusia pasti memiliki kelebihannya masing-masing, yang tidak dimiliki manusia lainnya. Seorang dokter mungkin tidak memiliki kemampuan bertani dengan baik. Seorang petani mungkin tidak memiliki kemampuan merancang bangunan. Seorang arsitek bisa jadi tidak memiliki kemampuan mendiagnosa penyakit dalam tubuhnya sendiri. Demikianlah, manusia spesial dengan kelebihannya masing-masing.

Dalam sebuah perusahaan misalnya, tentu kemampuan dan kapasitas setiap orang di dalamnya berbeda-beda. Namun, kemungkinan besar seorang karyawan yang multitasking atau memiliki kemampuan lebih dari satu bidang keahlian, lebih banyak memberikan manfaat untuk perusahaan tersebut dan untuk rekan-rekan di sekitarnya. Sedangkan semakin ia bisa lebih banyak memberi manfaat, maka semakin banyak manfaat pula yang akan datang kepadanya. Karena prinsipnya, setiap perbuatan, baik maupun buruk, pasti kembali pada pelakunya.

Allah SWT berfirman, “Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri..” (QS. al-Isro [17]: 7)

Betapa indah jika setiap orang bisa memiliki kemampuan yang multi seperti demikian. Dalam keadaan-keadaan tertentu yang memang perlu atau darurat, ia bisa berbuat sesuatu tanpa mengandalkan orang lain. Perusahaan yang memiliki orang-orang dengan kemampuan seperti ini, tentu lebih cepat berkembang.

Untuk memiliki kemampuan yang demikian, manusia perlu saling bersinergi satu sama lain. Agar apa? Agar bisa saling belajar, saling melengkapi dan tumbuh berkembang bersama-sama. Sama-sama bertambah ilmu, sama-sama bertambah wawasan dan pengalaman, sama-sama bertambah keahlian.

Sinergi dalam suasana saling belajar jauh lebih efektif daripada sinergi dalam suasana saling bersaing. Persaingan biasanya menimbulkan gesekan, sedangkan pembelajaran akan menimbulkan kerja sama.

Bagaikan tumpukan pasir, tumpukan sak semen, sekantong paku, tumpukan batu-bata, kayu-kayu dan bambu, tumpukan batu kali, ketika semua itu berkumpul saja tanpa dipersatukan, maka semuanya tidak memiliki nilai tambah. Masing-masing hanya menjadi bahan-bahan yang tidak memiliki nilai manfaat lebih. Sedangkan ketika semua itu dipersatukan dengan baik, disusun menjadi sebuah bangunan yang indah, dengan perencanaan yang efektif, maka semua bahan-bahan itu akan memiliki nilai tambah, memiliki manfaat yang lebih, bahkan nilai ekonomisnya pun bisa lebih berlipat ganda.

Saat kita memiliki keahlian tertentu, keahlian kita sebatas itu saja jika kita sibuk dengan diri sendiri. Apalagi jika sudah merasa diri sudah cukup hebat, merasa tidak perlu belajar lagi pada orang lain, merasa tidak perlu bekerja sama, dan merasa rugi jika keahliannya itu diajarkan pula kepada orang lain. Salah salah kita terjerumus pada penyakit sombong. Sudah banyak orang hebat yang binasa dengan kehebatannya disebabkan kesombongannya.

Rasulullah saw bersabda, “Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan meski hanya sebesar biji sawi.” (HR. Muslim)

Saudaraku, umat Islam sejak sejarah awalnya adalah umat yang unggul. Dalam waktu yang singkat umat Islam bisa menjadi sangat besar pengaruhnya hingga melampaui Persia dan Romawi. Kenyataan sejarah ini tidak akan terjadi kalau umat Islam tidak terdiri dari pribadi-pribadi yang unggul pula. Dan, melalui sinergi di antara umat Islam kala itu, atas izin Allah, dakwah Islam bisa tumbuh, berkembang dan luas hingga wilayah-wilayah yang tidak terbayangkan sebelumnya, hingga sampai kepada kita. Alhamdulillah!

Bagaimanakah manusia terbaik itu? Yaitu manusia yang bisa memberi manfaat kepada orang lain dan lingkungannya. Apalah artinya menjadi pribadi yang memiliki keahlian mumpuni, namun hanya ahli untuk diri sendiri, untuk memperkaya dirinya sendiri, tidak peduli pada keadaan sekitarnya. Padahal kita adalah umat dari agama yang diturunkan oleh Allah untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam.

Oleh karena itu, pribadi unggul bisa diukur dari kemampuannya bersinergi dengan orang lain, sehingga dirinya bisa semakin bertambah ilmu dan bertambah manfaat untuk orang lain, untuk lingkungannya dan untuk agamanya.

Allah SWT memerintahkan kita untuk bisa saling tolong-menolong, bahu-membahu, gotong-royong, bekerja sama dalam hal kebaikan. Jika selama ini kita sepakat keadilan dan kebenaran harus ditegakkan, maka sungguh kesepakatan itu tidak akan pernah terwujud dan seterusnya hanya menjadi angan-angan semata jika kita tidak pernah berikhtiar mewujudkannya. Keburukan akan seterusnya terjadi di mana-mana, jika kita tidak bersinergi untuk mengurangi dan mengatasinya.

Imam Ali bin Abi Thalib pernah menerangkan kebaikan yang tidak terorganisir akan dikalahkan oleh keburukan yang terorganisir. Kita lihat bagaimana rapinya sindikat peredaran narkoba, bahkan narapidana bisa mengendalikan bisnis narkoba dari balik penjara. Sedangkan dalam waktu yang bersamaan sekian banyak anak muda kita yang menjadi korban.

Padahal kampanye anti narkoba sudah banyak digalakkan di mana-mana. Para ulama sudah seringkali memberikan nasihat, begitu juga aparat kepolisian, para pendidik dan pihak lainnya. Semua seruan ini akan percuma saja kalau tidak ada sinergi di antara pihak-pihak ini. Narkoba akan terus merusak bangsa kita, jika setiap pihak hanya berjalan masing-masing. Jika demikian yang terjadi, maka bangsa ini jauh dari kemajuan yang sejati. Karena percuma jika orang pintar, punya keahlian mumpuni, namun memiliki moral yang rusak. Kepintarannya tidak akan menjadi berkah bagi bangsa kita. Ini hanya sebagai contoh saja.

Pribadi unggul adalah pribadi yang bisa bersinergi dengan orang lain, agar semakin belajar, semakin bertambah ilmu, semakin bertambah manfaat, dan bisa melahirkan generasi penerus yang unggul pula. Insya Allah. (KH. Abdullah Gymnastiar)

My Note😉 My Learn 😊Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang