"KIM TAEHYUNGGGGG!!!" seru gadis judes itu seraya mengejar lelaki yang bernama Taehyung.
Mengambil susu kotak yang baru saja Jennie beli membuat Taehyung harus melarikan diri dari amukan gadis itu.
Berlari menyusuri koridor antar kelas cukup membuat Taehyung kehabisan tenaga.
"Hosh hosh hosh." Taehyung menghentikan larinya, membungkuk pada lututnya mengatur pernapasan.
"Cuma segini tenagamu?" kata Jennie yang tiba-tiba sudah berada di belakang Taehyung.
Taehyung memutar tubuhnya menghadap Jennie, meluruskan punggungnya kembali "Sudah ku katakan aku menitip belikan susu, kenapa kau hanya beli satu? Berarti ini milikku." ucapnya seraya menyeruput susu kotak tadi.
"Ganti susuku atau akan ku pukul kepalamu!" amuk Jennie dengan wajah memerah penuh amarah.
Taehyung tak mempedulikan amukan Jennie, dengan santai dia berkata "Kau kan punya dua. Masih kurang cukup?" seraya menyeruput susunya lagi.
Persetan dengan mulut Taehyung yang tak punya tata krama, ingin sekali Jennie meletakkan sambal pada mulut Taehyung yang sudah pedas biar semakin kepedasan.
Harus diketahui. Jennie tinggal di rumah Taehyung. Ibu Jennie adalah babu, oh itu tidak enak di dengar, ibu Jennie adalah seorang kepala asisten rumah tangga di rumah Taehyung. Biar terdengar lebih bergengsi.
Jennie terpaksa ikut tinggal bersama ibunya ke kediaman Taehyung karena ibu Jennie dipercayai oleh Ibu Taehyung untuk mengurus segala macam urusan rumah tangga. Termasuk mengasuh Taehyung.
Berarti, sudah sejak sekolah dasar mereka dipertemukan. Yang artinya sudah belasan tahun mereka bersama.
Sekarang mereka sudah kelas dua SMA, selama itu suasana di antara keduanya selalu panas.
Panas dalam artian selalu bermasalah dengan pertengkaran, bukan panas dalam hal tanda kutip.
Taehyung dan Jennie sudah seperti saudara kandung tetapi faktanya mereka adalah majikan dan bawahan.
Tapi, Jennie tidak pernah takut pada Taehyung. Jennie selalu melakukan apapun mengikuti kehendak hatinya kendati harus menghajar Taehyung sampai babak belur karena ulah Taehyung yang kadang kelewat batas.
Dan Taehyung. Sering berbuat usil kepada Jennie. Naluri seorang lelaki, kerjaannya suka berbuat hal-hal yang memancing amarah Jennie.
Walaupun Taehyung berakhir selalu kalah dengan wanita yang bernama Jennie itu, tapi rasanya tidak pernah lelah untuk membuat masalah dengannya.
Jennie cukup populer di sekolahnya. Berbekal rangking satu di semua mata pelajaran membuat Jennie percaya diri dengan kemampuannya.
Tetapi karena itu juga Jennie tidak memiliki teman.
"Jangan berteman dengan Jennie nanti kau bodoh karena ilmumu diserap Jennie."
"Jangan dekat-dekat dengannya. Dia pelit."
"Jauhi Jennie. Dia nakal."
"Jennie, mau apa kau kemari kau bukan teman kami."
Itulah segelintir kalimat yang sering Jennie dengar dari mulut busuk teman-temannya.
Padahal itu semua benar. Untuk yang nomor tiga, itu paling tepat.
Kecuali Taehyung. Lelaki itu selalu ada untuk Jennie. Satu-satunya orang yang tidak menjauhi Jennie bagaimanapun sikap Jennie padanya.
Bagus bukan?
Tapi tidak bagi Jennie.
"Jennie kerjakan PRku ya!"
"Jennie ambilkan celanaku!"
"Jennie ambilkan itu!"
"Jennie kau dimana? Akan kutinggal ya kalau kelamaan."
Jennie terus Jennie terus.
Lama-lama Jennie cape juga.
Berbeda dengan Taehyung. Hidup seperti putra mahkota. Terjamin seluruh kebutuhannya, termasuk untuk memiliki seorang budak setia yaitu Jennie Kim.
Hampir lupa. Marga merekapun sama, sudah cocok untuk menjadi saudara sungguhan. Bukan?
Mereka selalu didaftarkan di sekolah yang sama. Dan status Jenniepun ditulis sebagai adik dari Kim Taehyung.
Tujuannya, Jennie diutus ibu Taehyung untuk selalu melapor apa apa yang Taehyung lakukan di sekolah.
Mengenai hal khusus yang Taehyung alami.
"Panggil aku Oppa. Kemudian aku akan mengembalikan susu ini padamu." kata Taehyung dengan raut menggoda.
Jennie mengendik "Cihh aku sudah tidak butuh susu sisa darimu." katanya sambil melengos.
Jennie merapikan blezer seragamnya yang sedikit berantakan karena berlari. Kemudian mulai melangkah meninggalkan Taehyung.
"Aku bisa membelikanmu susu sepabrik-pabriknya." kata Taehyung dari belakang, lalu berlari kecil menuju Jennie
Dasar sombong. Batin Jennie.
"Tidak butuh." Jennie sudah sampapi di ujung koridor, mulai menuruni satu per satu anak tangga yang menghubungkan ke dasar lantai.
Disusul Taehyung yang kini sudah mendahului Jennie. Di anak tangga yang ke empat Taehyung membalikkan badan. Menghadang Jennie untuk berhenti melangkah.
"Jen.." ucap Taehyung sedikit kesulitan, dia terengah.
Jennie melipat kedua tangannya di depan dada seraya berkata "Apa lagi?!" tanpa memperhatikan ekspresi Taehyung.
Lama Jennie tidak mendengar sahutan dari Taehyung, akhirnya gadis itupun memilih meluruskan kepalanya guna melihat Taehyung yang kepalanya sejajar dengan kepala Jennie.
"Taehyung?" Jennie merasa ada yang salah dengan Taehyung. Pucat pasi dan keringat terlihat di dahi Taehyung.
Benar yang Jennie duga. Sedetik kemudian, Taehyung pingsan. Kepala lelaki itu jatuh bersandar pada bahu Jennie.
*
*
*
*
*
*
*
Next?
KAMU SEDANG MEMBACA
Hoax [√]
Fanfiction(Sudah terbit dalam bentuk e-book. Tersedia di google playstore) "Jennie kerjakan PRku ya!" "Jennie ambilkan celanaku!" "Jennie ambilkan itu!" "Jennie kau dimana? Akan kutinggal ya kalau kelamaan." Jennie terus Jennie terus. Lama-lama Jennie cape ju...