Jam pelajaran hampir selesai. Setelah Jennie membawa Taehyung ke UKS dibantu teman-temannya, bukan, lebih tepatnya orang asing yang sedikit memiliki rasa empati pada kondisi Taehyung dan Jennie yang kepayahan menopang tubuh berat Taehyung tadi, kini Jennie duduk sendirian di bangkunya.
Sesekali melirik bangku kosong di sebelahnya yang biasa Taehyung tempati.
Jennie khawatir, Taehyung tak kunjung kembali.
Tak seperti biasanya. Jika biasanya Taehyung hanya membutuhkan waktu lima belas menit untuk kembali memulihkan kondisinya.
Namun saat ini, Jennie sudah menunggu hampir dua jam tetapi sosok menyebalkan itu tak kunjung menampakan diri.
Taehyung kenapa belum kembali juga, sih?
Jennie lantas melirik arloji bentuk kepala beruang kutub yang melingkar cantik di pergelangan tangannya.
Waktu sudah menunjukkan jam pulang sekolah.
Tak lama setelah itu, bel pulang berbunyi. Jennie merapikan alat tulisnya lalu bergegas memasukkannya ke dalam tas.
Presensi seorang lelaki yang ditunggu-tunggu akhirnya tertangkap juga oleh penglihatan Jennie.
Berjalan melewati pintu dengan tergopoh seraya megelus tengkuknya, pegal bukan main.
Menggerakkan lehernya ke kanan dan ke kiri kemudian mengucek matanya yang tertutup oleh belek lengket. Dua jam dihabiskan Taehyung untuk pingsan juga sebetulnya tidak terlalu merugikan baginya.
Bisa tidur pulas di jam pelajaran tanpa takut terganggu oleh amukan guru pengajar. Cukup menguntungkan.
Tapi, harus was-was jika suatu saat Taehyung tiba-tiba tak lagi menemukan kesadarannya.
Sudah dimaklumi khalayak ramai, tapi Taehyung tidak sepopuler itu. Maksudnya, seluruh siswa dan guru sudah mengetahui kebiasaan Taehyung.
Jadi sudah tidak heran kalau tanpa sebab Taehyung bisa jatuh pingsan begitu saja.
Taehyung berjalan menuju mejanya yang terletak di baris nomor tiga, tepat di samping meja Jennie.
Taehyung memilih tempat duduk dekat jendela, di saat bosan dia bisa melihat pemandangan kaki bukit dari sana.
"Tidak biasanya kau lama sekali." kata Jennie seraya melanjutkan aktifitasnya memasukkan alat tulis ke dalam tas.
"Kau khawatir padaku?" tanya Taehyung saat sampai di mejanya. Bergegas mengambil tasnya lalu berniat segera pulang.
Jennie sebetulnya agak khawatir, tapi karena respon Taehyung selalu menyebalkan menurut Jennie, jadi Jennie tidak jadi khawatir.
"Tidak." Jennie bangun dari tempat duduknya dan berlalu.
Taehyung yang sudah siap pulangpun lantas mengejarnya "Tunggu! Kita pulang bersama."
***
Duduk diam di halte menunggu bus datang jurusan rumah Taehyung cukup membuat Jennie bosan.
Padahal kalau saja Taehyung menerima pemberian mobil dari ayahnya, kan tidak buang-buang waktu untuk menunggu bus, ditambah lagi jika bus penuh, harus berdesakan juga menguras tenaga dan kesabaran.
Apalagi bersama Taehyung. Jennie harus mencarikan tempat duduk untuk tuannya terlebih dahulu dan harus berjaga melindunginya dari para penumpang yang bar-bar.
Tapi Taehyung menolak mobil pemberian ayahnya. Alasannya "Aku tidak mau pingsan saat menyetir, bisa-bisa aku mati duluan mendahului Jennie."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hoax [√]
Fanfiction(Sudah terbit dalam bentuk e-book. Tersedia di google playstore) "Jennie kerjakan PRku ya!" "Jennie ambilkan celanaku!" "Jennie ambilkan itu!" "Jennie kau dimana? Akan kutinggal ya kalau kelamaan." Jennie terus Jennie terus. Lama-lama Jennie cape ju...