Rupanya hujan itu hanya menggertak mereka saja, setelah membuat Jennie dan Taehyung basah kuyub hujan itupun mereda. Namun meninggalkan dingin yang memeluk kedua manusia itu.
Di setiap langkahnya Taehyung selalu menggenggam tangan Jennie, tak membirkannya tertinggal jauh di belakangnya. Hingga berpuluh-puluh meter mereka lari, Jennie lelah.
"Tae stop." Napasnya terengah, lelah rasanya. Walaupun hanya berjalan Jennie sudah tak sanggup. Gadis itu mendudukkan dirinya di tanah.
"Aku cape sekali." Jennie menyeka keringat di dahinya.
"Jennie kakimu semakin bengkak." Dengan panik Taehyung melihat pergelangan kaki Jennie yang sedikit membesar.
Gadis itu tidak menghiraukan kakinya. Melupakan rasa sakit itu kala berlari bersama Taehyung. Seperti ada sihirnya, rasa sakit itu tidak terasa. Namun sekarang sakitnya terasa nyata. Denyutan ngilu menyerangnya begitu hebat.
"Aku tidak kuat lagi Tae." Keluhnya. Memijit kakinya sendiri.
"Maafkan aku Jennie."
Jennie mengernyit, "maaf membuat kakimu semakin sakit."
"Bukan salahmu."
"Kalau kita terus di sini langit akan semakin gelap," Taehyung mengecek jam di pergelangan tangannya "sekarang sudah jam lima sore, kita harus kembali sebelum senja."
"Bagaimana ini? Aku benar-benar tidak sanggup."
"Baiklah," Taehyung memposisikan dirinya berjongkok di depan Jennie, menawarkan punggungnya untuk Jennie gunakan. "Kau bisa naik ke punggungku lagi."
"Tapi Tae,"
"Sudah, cepatlah. Aku tidak mau mati di makan babi hutan."
Jennie menggigit bibir dalamnya, resah, rasanya tidak enak, namun tak ada pilihan lain, membiarkan kakinya jalan lagi rasanya tidak mungkin. Akhirnya kemudian Jennie mulai mengalungkan kedua tangannya pada leher Taehyung dan lelaki itu dengan sigap menahan kaki Jennie dalam gendongannya.
Mereka mulai berjalan kembali. Dan mulai canggung lagi. Ah Jennie sebal dengan situasi seperti ini. Taehyung dapat merasakan detak jantung Jennie yang berdebar kencang lantaran dada gadis itu menempel pada punggung Taehyung. Membuat Taehyung sesekali menahan tawanya.
Taehyung melupakan rasa lelahnya. Ia tahan saja, toh Jennie lebih kelelahan dan harus mendapatkan pelayanan khusus darinya. Semoga saja Taehyung tidak pingsan di jalan.
"Jen,"
"Hmm?"
Taehyung memecah kecanggungan itu. Selalu dia yang memulainya terlebih dahulu. Jennie terlalu gengsi untuk mengajaknya berbicara duluan. Padahal sih di dalam hati Jennie sudah sangat berisik tidak karuan.
Taehyung membenarkan posisi Jennie yang sedikit melorot, gadis itu mengeratkan kalungan lengannya pada leher Taehyung.
"Jadi kau sudah menerima perasaanku?"
"Y_ya?"
"Yang tadi itu. Kau menciumku duluan. Kau menyukaiku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hoax [√]
Fanfiction(Sudah terbit dalam bentuk e-book. Tersedia di google playstore) "Jennie kerjakan PRku ya!" "Jennie ambilkan celanaku!" "Jennie ambilkan itu!" "Jennie kau dimana? Akan kutinggal ya kalau kelamaan." Jennie terus Jennie terus. Lama-lama Jennie cape ju...