8 tahun lalu
Toronto, Kanada.
Seorang gadis yang hari ini baru saja memulai kuliahnya di tahun kedua itu tampak sedang menunggu di depan halte bis. Ia menenteng jas laboratorium miliknya dengan sebuah kacamata yang bertengger di hidung mancungnya. Angin membuat rambut kepirangan yang ia punya berkibar ke sana dan kemari-- membuktikan kalau peramal cuaca malam tadi berkata benar soal angin kencang yang sedari tadi berdatangan tiada henti.
Sesekali ia melirik jam tangan dan ternyata sudah hampir jam 9 tepat. Untungnya kelas dimulai pukul 10, jadi ia tidak akan terlambat.
Tin! Tin!
Bunyi klakson mobil membuat ia menoleh ke kiri. Pria muda yang seusia dengannya tampak muncul dari balik pintu mobil itu dan langsung melambai padanya.
"Barbie! Kau benar-benar menunggu ku rupanya."
Letta hanya tersenyum kecil saat melihat pria pujaannya sejak SMA, yaitu Axelle kini telah berada di depannya. Axelle adalah sahabat karibnya, tapi enam bulan yang lalu Scarletta pernah menyatakan cinta kepadanya. Ia dan Axelle pernah mencoba berpacaran, tapi hanya bertahan tiga Minggu.
Jika ditanya mengapa? Itu karena Axelle adalah pria bajingan. Dia menginginkan seks, tapi Letta menolak. Hal itu dijadikan penyebab mereka menjadi putus, tapi ternyata tidak mengubah persahabatan mereka. Namun bagaimana pun juga, Scarletta masih sangat canggung jika harus bertemu dengan Axelle. Pria itu tidak sedang menyendiri, ia juga punya kekasih dan perempuan yang saat ini menjadi kekasihnya itu merupakan anggota klub teater. Axelle menyukai perempuan itu.
Senyumnya luntur saat melihat kalau kekasih Axelle yang sekarang berada di belakang pria itu. Ah, tidak... Lebih tepatnya mereka memang satu mobil.
"Maaf aku telat, Nona cantik yang manja ini minta aku jemput juga," Axelle mencubit gemas pipi kekasihnya yang bernama Caroline Winston. Letta hanya mengeratkan pegangannya pada jas laboratorium miliknya sembari memaksakan senyuman. Ia senang jika Axelle bahagia, tapi dia tidak senang karena sumber kebahagiaan Axelle adalah perempuan itu. Scarletta sudah banyak mendengar dari rumor di kampus kalau hampir setiap pentolan fakultas pernah menjadi teman tidur Caroline. Wanita itu terkenal karena kecantikan dan kecerdasannya, tapi ia juga seorang playgirl. Tingkahnya mungkin sama seperti Axelle yang suka bergonta-ganti pasangan, tapi entah kenapa pria itu seolah tak peduli.
"Boleh kita berangkat sekarang? Kelas ku dimulai satu jam lagi."
Axelle lantas mengangguk cepat dan mereka pun masuk ke dalam mobil dengan Letta yang duduk sendirian di belakang sambil menyaksikan pasangan itu yang saling menggoda satu sama lainnya.
...
Sore hari datang begitu cepat.
Scarletta bersyukur karena hari ini berjalan lancar tanpa ada kendala yang mengganggunya. Seperti biasa, ia menunggu di lobi gedung kampus. Siang tadi Axelle meminta dirinya agar menunggu di sana karena ia akan datang menjemput. Pria itu mengajak Scarletta untuk menghadiri sebuah pesta yang diadakan oleh anak-anak kampus dan beruntung karena kali ini perempuan itu memutuskan untuk ikut berbaur. Sejauh ini ia tidak punya teman yang bisa ia andalkan selain Axelle dan Jacob-- sahabatnya. Ia sulit untuk memercayai orang lain.
"Ya tuhan, di saat seperti ini aku malah ingin buang air kecil."
Ia berdecak kesal lalu dirinya pun melangkah melewati koridor sepi itu untuk pergi ke kamar kecil. Belum sampai beberapa langkah ia menuju toilet, dirinya mendengar suara-suara seperti dua orang yang saling berdebat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I Have Your Husband, Too? ✔️ |GRISSHAM SERIES #4| [END]
RomancePART MASIH LENGKAP 18+ BUKU KE EMPAT DARI GRISSHAM SERIES ❤️ Scarletta tidak menduga kalau pernikahannya dengan Axelle hanya akan menimbulkan konflik baru antara suaminya dan ayah mertuanya. Alex Grissham tidak memberi restu bahkan terkesan tidak me...