"Kau benar-benar gila, Letta. Bagaimana bisa dirimu seceroboh ini setelah bercerai dari Axelle? Kau tahu tidak, aku pikir kalian tidak akan pernah saling melempar senyum, tapi yang terjadi sekarang... Kau bahkan sudah hamil satu bulan dengannya. Gila sekali!"
Letta meringis pelan mendengar celotehan Luna terhadapnya. Teman kerjanya itu kini tengah berkunjung ke rumah hanya untuk menanyakan kesehatan Scarletta dan kandungannya. Luna awalnya tidak percaya kalau Letta benar-benar hamil, tapi sial sekali karena hasil diagnosa telah menunjukkan kalau dugaannya tidak salah.
"Semuanya terjadi begitu saja, Luna. Kau tidak akan mengerti situasinya seperti apa saat di Manchester. Aku mungkin wanita bodoh karena luluh begitu saja pada pria brengsek yang sudah mengkhianati pernikahan kami."
Luna menggeleng pelan sebelum ia menarik tubuh Scarletta untuk dipeluk,"Kau sangat baik, Letta. Kau tidak melakukan kesalahan apapun, tapi... Apa Axelle sudah tahu?"
Scarletta menggigit bibir bawahnya sebelum menggeleng lemah,"Aku tidak mau memberitahunya dulu. Itu hanya akan menguntungkan Axelle semata."
Luna menatapnya prihatin. Pasti ada sesuatu yang masih mengganjal di hati sahabatnya ini, entah itu benar atau tidak. "Sejauh yang aku lihat, Axelle sedikit berubah. Ia jadi lebih tertutup saat ada perawat-perawat rumah sakit yang berusaha berbincang dengannya. Percayalah."
"Bukan masalah itu... Aku hanya, kau tahu... Aku masih sedikit trauma."
Letta menggeser dirinya ke sudut sofa lalu memeluk perutnya,"Aku hanya... Aku takut dia tidak tulus padaku."
Luna menatapnya dalam diam. Dia tahu kalau Scarletta pasti sangat merasakan sakit tentang apa yang terjadi pada pernikahannya dulu bersama Axelle, tapi dia tidak bisa terus seperti itu. Ikatan mereka kini bertambah kuat dengan kehadiran anak-anak mereka.
Wanita itu meraih bahu Scarletta dengan pelan lalu ia tatap matanya serius,"Kalau kau ingin bahagia, maka yang harus kau lakukan adalah berdamai dengan masa lalu dan kembali memulainya bersama Axelle. Aku tahu kau membutuhkan kehadiran pria itu di sisi mu dan bukan kau saja, kini si kembar dan calon bayi kalian juga membutuhkan kehadiran kalian berdua."
"Apa yang harus aku lakukan?" Mata Scarletta mulai berkaca-kaca menatap ke arah Luna.
"Seperti kataku, Letta. Berdamai dengan masa lalu. Kau punya harapan untuk bahagia dengan anak-anak mu dan itu akan semakin sempurna kalau Axelle juga turut hadir di dalamnya."
Letta menundukkan kepalanya. Apa yang dikatakan Luna memang benar, dia mesti mencobanya lagi bersama Axelle. Mereka punya harapan untuk berbahagia bersama apalagi dengan hadirnya anak-anak yang akan semakin membuat hubungan mereka menguat. Bukan soal cinta semata, tapi ada masa depan si kembar dan calon bayi mereka yang harus Scarletta pertimbangkan.
Ia pun perlahan memantapkan hatinya. Letta mengangguk pelan sebelum kembali menatap Luna,"Kau benar, aku harus mau mencobanya lagi bersama Axelle."
Di siang itu, Axelle tengah berdiam diri di sebuah kafe seberang rumah sakit tempat dia bekerja. Ia duduk di kursi bulat dengan secangkir kopi yang sudah tertinggal setengahnya saja. Mata Axelle memandang sendu ke arah jalanan yang cukup ramai, ia memikirkan beberapa hal tentang kehidupannya. Semuanya terlihat kacau dan ia benci mengakui kalau dirinya sendiri yang menyebabkan itu terjadi.
Tadi Jacob sempat menemuinya di koridor rumah sakit dan mengatakan kalau ada kemungkinan besar Caroline tidak akan bertahan dengan penyakitnya. Axelle tentu saja peduli pada wanita itu, tapi bukan berarti ia mencintainya. Ia peduli terhadap Caroline karena wanita itu sempat hadir di dalam hatinya meski hanya sesaat. Axelle mendengar dari Jacob kalau permintaan terakhir Caroline adalah ingin berbincang dan meminta maaf secara pribadi dengan Scarletta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I Have Your Husband, Too? ✔️ |GRISSHAM SERIES #4| [END]
RomansPART MASIH LENGKAP 18+ BUKU KE EMPAT DARI GRISSHAM SERIES ❤️ Scarletta tidak menduga kalau pernikahannya dengan Axelle hanya akan menimbulkan konflik baru antara suaminya dan ayah mertuanya. Alex Grissham tidak memberi restu bahkan terkesan tidak me...