27

16.7K 1.1K 102
                                    

Jacob menuliskan beberapa resep obat terakhir untuk salah satu pasiennya yang memang dirawat di rumah sakit karena penyakit tumor ganas yang mendiami otaknya.

Pria itu menuturkan sebuah senyum manis di bibirnya sembari memberi semangat untuk pasiennya yang tengah sakit. Itu memang tugasnya, tapi entah kenapa sejak beberapa waktu yang lalu, ia malah membuat salah seorang pasiennya semakin memburuk.

Jacob pun akhirnya keluar dari ruang perawatan itu. Kakinya melangkah ke taman belakang rumah sakit yang memang disediakan khusus untuk para pasien yang ingin merasakan udara segar dari luar tanpa takut akan adanya polusi. Matanya melirik ke setiap sudut sampai ia menemukan seorang perempuan yang duduk di kursi roda dalam keadaan yang lumayan buruk. Rambutnya sudah sepenuhnya rontok, itulah sebabnya kenapa wanita itu memakai sebuah kupluk di atas kepalanya. Tubuhnya semakin kurus dengan kulit pucat yang terlihat seperti vampir.

Ia tampak sedang memegang sebuah bunga yang tumbuh di sekitarnya. Jacob bisa melihat kalau ada pantulan kekecewaan dan penyesalan dari mata perempuan itu. Terkadang hal tersebut membuat ia tidak tega akan keadaan yang dialaminya.

"Kenapa di sini? Sebaiknya kau istirahat di ruang perawatan."

Caroline-- dia menoleh ke kiri saat mendapati pria yang memang merawatnya itu telah berdiri di sampingnya. Ia tersenyum kecut sambil mengusap kelopak bunga di tangannya.

"Apa ini karma untukku, Jacob? Dulu... Aku sering tidur dengan pria lain bahkan ketika aku masih menjadi kekasih Axelle. Aku hamil anak pria lain lalu mengaborsinya seperti tidak punya hati dan sekarang... Aku menerima semua ganjaran atas apa yang aku lakukan."

Jacob terdiam. Dia memerhatikan ekspresi wajah Caroline yang terlihat begitu tersiksa. Air matanya mengumpul dan siap menetes, tapi dia berusaha sekuat tenaga untuk tidak menangis.

"Itu sudah berlalu, Carol. Yang perlu kau lakukan sekarang adalah sembuh dari penyakitmu lalu--"

"Sembuh? Sebentar lagi aku mati. Dalam keadaan penuh penyesalan dan kecewa. Aku mencintai Axelle, tapi kini dia mungkin membenciku. Ah, bahkan Scarletta juga. Aku punya banyak sekali kesalahan padanya," Ujar Caroline. Jacob mengiyakan dalam hati. Wanita ini mungkin telah menyadari kesalahannya karena telah membuat sepasang manusia yang saling mencintai harus terpisah. Betapa menggelikannya karena di saat yang seperti ini, ia baru menyadari hal yang sudah ia perbuat.

"Kalau boleh, aku ingin bertemu dengan Axey dan Letta. Aku ingin minta maaf pada mereka berdua karena telah menjadi orang ketiga dalam hubungan mereka dan membuat keduanya bercerai. Aku ingin minta maaf."

Pria itu menghembuskan napas lelah, ia mendorong pelan kursi roda Caroline untuk kembali ke dalam kamar. Wanita itu butuh istirahat sejenak dari pengakuan dosanya hari ini.

"Aku mohon, Jacob. Beritahu Axey kalau aku ingin bertemu dengannya."

"Hmm, akan aku coba semampu ku."

...

"Ahh! Axey, jangan kasar-kasar!"

Scarletta meremas seprai di bawahnya ketika menerima hujaman di inti tubuhnya. Axelle menggeram, ia mencium bibir Scarletta lalu menggigit kecil kulit lehernya yang telah dipenuhi keringat.

Rasanya malam yang dingin ini terasa semakin panas oleh kegiatan ranjang mereka yang tidak pernah terasa membosankan. Keduanya begitu cocok di atas ranjang dan Axelle mengakuinya.

Pria itu membalikkan posisi mereka sehingga kini Scarletta berada di atasnya. Perempuan berambut pirang tersebut mulai menggerakkan pinggulnya tanpa perintah lagi dan kembali, suara-suara erotis itu memenuhi kamar apartemen milik Axelle.

Can I Have Your Husband, Too? ✔️ |GRISSHAM SERIES #4| [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang