Play list : Menghitung Hari - Anda
(Maaf saya ambil lagu dari Indo karena nyesek banget 💔)
...
Alarm yang berbunyi membuat tidur Axelle terganggu. Pria itu mematikan alarm tersebut lalu perlahan membuka kedua matanya yang masih terasa berat.
Axelle menoleh ke kanan, dahinya berkerut dalam ketika menyadari kalau sisi sebelahnya telah kosong. Pria itu terduduk di atas ranjang lalu mulai memerhatikan sekitar. Sekarang sudah jam 8 pagi, itu artinya dia kesiangan.
Dia memakai celana pendek lalu melangkah ke kamar mandi untuk mencuci muka. Sesudahnya, Axelle pergi dari kamar untuk mencari keberadaan sang istri.
"Scarletta?" Panggilnya sambil sesekali menguap. Axelle menuruni tangga untuk mencari keberadaan sang istri. Biasanya Scarletta sedang menyibukkan diri di dapur, tapi kemungkinan besar wanita itu sudah pergi ke rumah sakit karena jam sudah menunjukkan pukul 8.
"Apa mungkin Letta sudah pergi?"
Axelle menghembuskan napasnya lalu ia kembali ke dalam kamar. Tepat setelah ia menutup pintu, ponselnya berdering. Dengan cepat pria itu mengambil ponsel lalu menjawab panggilan tersebut.
"Halo, Dokter. Apa Anda bisa ke rumah sakit sekarang? Pasien kita kembali mengalami kritis."
"Baik, aku akan segera ke rumah sakit."
Axelle mematikan ponselnya lalu ia berlari ke kamar mandi untuk segera bersiap-siap. Setelah menghabiskan 10 menit di kamar mandi, pria itu pun mencari pakaian kerjanya berikut dengan jas putih yang ia simpan di lemari.
Ketika hendak mengenakan jasnya, Axelle terkejut saat melihat noda tinta beberapa waktu lalu itu telah hilang padahal ia yakin kalau dirinya masih melihat noda tersebut dua hari yang lalu.
Letta...
Axelle menggeleng pelan, ini bukan saatnya ia merasa terharu dengan apa yang istrinya lakukan. Ada tugas penting yang harus ia tangani terlebih dahulu barulah ia memikirkan soal Scarletta.
Di sisi lain, tampak dua orang manusia sedang menikmati minuman di sebuah kedai. Dua orang itu adalah Jacob dan Scarletta. Mereka berdua tidak sengaja berjumpa saat di parkiran rumah sakit dan Jacob mengajak Scarletta untuk sarapan sejenak.
Letta mengaduk-aduk milkshake strawberry miliknya, tapi pandangan matanya kosong. Ada yang wanita itu pikirkan dan hal tersebut membuatnya melamun.
"Letta? Kau baik-baik saja?" Jacob menyentuh punggung tangan sahabatnya guna menyadarkan wanita itu dari lamunannya. Scarletta menggeleng kecil dan memaksakan sebuah senyuman agar tidak menimbulkan tanda tanya.
"Kau tidak memakan panekuk di piring mu dan kau melamun. Pasti ada sesuatu, kenapa?"
"Ah, tidak. Aku cuma memikirkan tentang orangtuaku."
"Kau serius?" Tanya Jacob dan hanya dijawab dengan anggukan saja olehnya. Pria itu tidak menuntut jawaban lagi, ia hanya kembali diam sambil memakan kebab miliknya.
"Jake, menurutmu apakah hal yang bagus jika aku bercerai?"
Jacob berhenti mengunyah. Dia memandang ke dalam bola mata Scarletta dan mendapati kalau ada cahaya keraguan yang dipantulkan dari matanya. Jacob tahu kalau sebenarnya Letta tidak mau bercerai, tapi keadaan memaksanya untuk segera berpisah dari Axelle. Lantas bagaimana cara ia menjelaskan?
"Letta, jika kau meminta pendapat ku... Perceraian itu bukan hal yang baik, mau bagaimana kau menilainya. Dampak paling besar adalah terhadap anak-anak dan kita tidak akan pernah tahu apa yang akan ia rasakan saat mengetahui kalau ia tidak punya orangtua lengkap. Aku mengatakan ini karena aku sudah mengalaminya. Ayah dan ibuku bercerai, keadaan rumah menjadi kacau dan adikku depresi sampai ia meninggal karena bunuh diri."
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I Have Your Husband, Too? ✔️ |GRISSHAM SERIES #4| [END]
RomancePART MASIH LENGKAP 18+ BUKU KE EMPAT DARI GRISSHAM SERIES ❤️ Scarletta tidak menduga kalau pernikahannya dengan Axelle hanya akan menimbulkan konflik baru antara suaminya dan ayah mertuanya. Alex Grissham tidak memberi restu bahkan terkesan tidak me...