"Gimana, Lin? Dua minggu kerja disini betah, kan?"
"Wardana, lu ini lucu banget sih kalo nanya" seketika keduanya terkekeh.
Erlin dan Wardana sedang berada di kafe tempat mereka bekerja, saat ini mereka sedang duduk santai di sofa pelanggan. Mereka bisa melakukannya karena sekarang telah lebih dari jam 10 malam, jam dimana kafe itu tutup.
"Sebelum gua ngomongin betah atau nggaknya, sebenernya kalo gua kerja sambilan disini kan gua bisa cari kerjaan lagi. Jadi seenggaknya gua ada pemasukan dana lebih banyak. Lumayan lah bisa buat ngisi waktu juga, sambil nunggu jadwal interview tahap akhir lamaran kerja gua"
"Syukur deh kalo emang dengan lu kerja disini bisa ngebantu. Tapi lu jangan sampe kecapean loh, Lin. Gua nggak mau lu sampe drop kayak pas semester 6 itu"
Mereka berdua ini teman seperjuangan semasa kuliah.
"Iyaaaa, gua bakal lebih jaga kesehatan kok"
"Jangan ngomong doang lo ya. Kemaren juga ngomongnya sama persis kayak gini, tapi akhirnya omongan lu berujung dengan sakit sampe lu harus dirawat inap 3 hari"
"Masih inget aja lu"
"Ya gimana nggak inget, karena sebelumnya lu telpon gua, gua jadi orang pertama yang dikabarin rumah sakit kalo lu masuk UGD"
Lalu keduanya terkekeh lagi setelah sejenak bernostalgia.
"By the way, lu tadi tanya gua betah apa nggak kerja disini, kan?" lalu Wardana mengangguk.
"Gimana gua nggak betah, gaji kerja disini lumayan gede. Terus semua barista, waitress, dan kasir disini pun ramah dan dan enak banget diajak kerjasama. Gua jadi enjoy kerja disini"
Kafe tersebut terbilang cukup besar. Sempat terbesit dalam pikiran Erin saat pertama kali diajak Wardana ke kafe ini, dia pikir Wardana mengajaknya ke restoran. Maka dari itu jumlah karyawannya terbilang lebih banyak dari kafe2 lainnya.
"Siapa dulu dong yang ngehandle semua karyawan disini, Wardana gitu"
Dapat dilihat dari name tag-nya, Wardana bekerja sebagai HRD, namun dia juga seorang barista di kafe itu.
"Iya deh, iya. Makasih lo ya, karena bantuan lu, gua bisa keterima kerja disini tanpa wawancara langsung sama yang punya"
"Seharusnya lu harus bener2 berterima kasih sama gua, karena yang punya kafe ini itu emang lebih selektif kalo milih karyawan"
"Ohya?" lalu Wardana mengangguk.
"Sebelum lu, tiap ada orang yang ngelamar kerja disini pasti wawancara juga sama dia, dan nggak dikit juga yang nggak keterima. Tapi emang lumayan banyak lo yang ngelamar kerja disini, mungkin karena gajinya yang emang cukup gede kali ya"
"Kayaknya itu bakal jadi alasan terkuat kenapa banyak yang ngelamar kerja disini"
"Eh tapi, kalo emang kayak gitu, kenapa gua bisa langsung diterima tanpa wawancara sama yang punya?"
"Ini juga karena lu lagi hoki, Lin. Sebelum lu masuk, ada karyawan yang mengundurkan diri, katanya dia harus balik ke kota asalnya nemenin ibunya. Jadi kita kekurangan satu barista, karena walapun ada gua, gua gabakal bisa selalu stay untuk ngisi posisi barista, kan?" Erlin mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
INVERSE [Han Seungwoo and Kwon Eunbi] ✔ | 1st of FLASH SERIES I AU
FanfictionHan Seungwoo, pengusaha muda pemilik kedai kopi yang akhirnya bertemu dengan gadis masa lalunya Kwon Eunbi, barista kedai kopi yang tiba2 bertemu dengan lelaki masa lalunya Start : September 18th 2019 End : November 3rd 2019 [ Bonus Chapter bakal...