7. Parents

422 77 11
                                    

Note :
By the way, makasih buat Dewi_Claudia_zye yang udah nemenin nulis lanjutan cerita ini, dia gemes pengen cepet2 baca lanjutannya, karena meskipun dia dua hari sama aku, aku sama sekali nggak ngasih bocoran wkwk, jadi disemangatin terus dong sampe aku nulisnya bisa lebih cepet









"Jangan bilang Kak Satria mutusin aku karena ini"

Satria tidak mau menanggapi ucapan Erlin. Dia hanya menatap Erlin dengan sayu.

"Kak?" Erlin terdengar agak merengek setelah Satria hanya menanggapi pertanyaannya dengan tatapan itu.

"Sekali aja, Kakak pernah nggak mikirin perasaan aku?"

"Kakak pernah nggak mikirin gimana caranya aku biar bisa terima gitu aja pas kakak putusin aku tanpa alasan?"

"Kakak pernah nggak mikir gimana caranya biar aku bisa lupain kakak?"

Satria memalingkan tatapan matanya, kali ini dia tak sanggup untuk melihat tatapan mata Erlin saat ini yang dia yakini sangat sayu. Bibirnya pun tak mampu mengatakan apapun, dia hanya bisa menggigit bibir bawahnya.

"Ditinggalin pas lagi sayang-sayangnya itu sakit lo, Kak"

Ucapan itu benar-benar membuat seorang Satria memegang dadanya. Sakit, itulah yang dirasakan Erlin, namun Satria seakan bisa merasakan sakit hati yang Erlin rasakan.

"Maaf.." katanya sambil menundukkan kepala, dia masih tak sanggup menatap Erlin.

"Dan aku minta maaf, karena dengan semua hal yang udah aku lakuin ke kamu selama ini, aku hanya bisa bilang maaf"

"Kenapa nggak mau bicarain ini dulu ke aku? Kenapa Kak Satria nggak pernah cerita tentang ini?"

"Aku tau pas itu aku masih kelas 11, dan itu bikin aku keliatan masih punya pikiran yang belum dewasa, karena pas itu Kakak udah mulai kuliah"

"Tapi kan kedewasaan itu nggak bisa diukur sama umur? Kemaren kakak sendiri juga nge-iya-in omongan aku tentang ini"

"Kalo Kak Satria mau bicarain tentang ini ke aku kan kita juga bisa cari jalan keluar bareng tanpa harus mutuson hubungan, ya meskipun aku tau kalo itu juga nggak gampang"

Satria terdiam sebentar, dia menghembuskan napasnya kasar sebelum akhirnya berbicara.

"Erlin, ini nggak seperti yang kamu kira, jadi aku mohon dengerin aku dulu. Setelah itu kamu boleh ngomong, ngomel, atau lakuin apapun ke aku"

Dia bingung, disatu sisi ada rasa kecewa dalam hatinya karena apa yang telah Satria lakukan padanya.

Dia ingin meluapkan amarahnya, namun ia teringat dengan apa yang dikatakan Chaca dan Sakura.

Dia mencoba untuk menenangkan diri, dan setelah beberapa saat akhirnya Erlin menganggukkan kepalanya, memberi tanda persetujuan.

"Aku rasa mereka udah tau kalo pas itu aku serius sama kamu, tapi kalo mereka tau tentang background keluarga aku, aku rasa mereka belum bisa yakin tentang gimana caranya aku nanti bahagiain kamu"

"Dulu keluargaku sendiri pun ngerasa susah jalanin hidup, kebutuhan terpenuhi aja udah bikin keluargaku tenang. Aku nggak bisa bayangin kalo orangtua kamu tau tentang itu, mereka pasti nggak mau kamu..." Satria tidak melanjutkan kalimatnya.

"Sekarang gini, orangtua aku aja nggak mau ngeliat anaknya susah, pastinya orangtua kamu juga gitu. Orangtua kamu kerja sampe bisa sukses kayak gitu juga buat kamu, mereka nggak mau kamu kesusahan"

"Terus, apa kata orang tua kamu kalo tau pacar anaknya kayak gitu? Mereka pasti khawatir sama kamu. Kalaupun mereka mau nerima aku, aku sendiri juga bener2 nggak enak sama mereka, karena aku nggak bisa bahagian kamu kayak mereka"

INVERSE [Han Seungwoo and Kwon Eunbi] ✔ | 1st of FLASH SERIES I AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang