8. The Boys

411 69 4
                                    



"Satya?" Erlin sumringah melihat sesosok lelaki yang berada di samping Wardana.

"Loh, kamu kenal sama Satya Lin?" Satria heran.

"Gimana nggak kenal, selain temennya Wardana, dia kan juga pacarnya adek tingkat aku"

"Oh gitu.." lalu Erlin mengangguk.

"Lu kok gak bilang kalo mau kesini?" tanya Satria.

Satya dan Erlin sampai di kafe sekitar hampir pukul sepuluh malam, kafe sudah hampir tutup.

Setelah dari pantai Satria dan Erlin memutuskan untuk menuju ke salah satu tempat makan untuk melakukan makan malam, keduanya sama2 belum makan. Lagipula obrolan mereka malam ini juga cukup serius, butuh energi lebih banyak untuk membicarakannya.

"Nggak sempet bang, tadi juga kebetulan aja lewat sini"

Erlin dan Satria membulatkan mulutnya.

"Penelitian lu gimana, Sat? Lancar kan?"

"Ya jelas dong, apalagi semenjak pacarnya ikut bantuin dia" ini Satria yang menjawab, sedangkan Satya hanya terkekeh.

"Eh bentar ya, gua mau naruh barang dulu" ketiga laki2 itu kemudian mengangguk, membuat Erlin meninggalkan ketiga lelaki itu dan membawa barangnya pergi untuk diletakkan kembali ke lokernya.

"By the way, gua udah denger dari Wardana. Gua beneran nggak nyangka loh, kalo ternyata kalian berdua pernah.." kemudian Satya terkekeh lagi.

"Makanya cepet selesain itu penelitian, biar cepet skripsi, terus wisuda deh. Biar nggak ketinggalan berita kayak gini" pinta Satria.

"Pokoknya gua tunggu Sat, lu juga harus ikut wisuda periode besok"

"Iya, doain aja bro" Satya menjawab perkataan Wardana.

"Hayo, tadi kalian berdua abis kemana?" sekarang giliran Wardana yang bicara sambil terkekeh.

"Pantai"

"Ke pantai? Malem2 gini?" pertanyaan Satya hanya dibalas dengan anggukan.

"Lu ngapain kesana lagi, Bang?" tiba2 Wardana bicara dengan nada tinggi, dia juga mencengkram kerah Satria.

Si pemilik kerah pun tentu saja terkejut. Namun sepertinya dia tahu mengapa Wardana seperti itu.

Tapi jangan lupakan satu hal, sekarang belum tepat jam 10, jadi masih ada beberapa pelanggan disana. Mereka mendapat 'tontonan' baru.

"Woy, lu kenapa sih?" Satya bingung, dia juga berusaha melepaskan cengkraman Wardana.

"Sabar, bro. Gua bisa jelasin" kemudian Wardana melepaskan cengkramannya pada kerah Satria dengan kasar.

Satya yang menjadi penengah sesekali menanggapi pelanggan yang 'menonton' kedua lelaki dihadapannya dengan senyuman, mengisyaratkan kalau tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

"Apapun itu yang lu omongin ke Erlin, kenapa harus di pantai Bang? Semenjak Bang Satria mutusin Erlin, dia sama sekali nggak pernah mau ke pantai lagi"

"Loh, bukannya pas kita jalan2 dua tahun yang lalu itu kita juga mampir ke pantai ya?" Satya mencoba membenarkan memori ingatan Wardana.

"Kita kesana cuma bentar kan, lu inget kan kenapa? Baru bentar kita disana, Erlin udah ngajak pulang aja"

"Oh iya2 gua inget, tapi pas itu kita nggak langsung nurutin Erlin kan. Eh tau2 dianya nangis"

"Hah?"

"Ngapain kaget, bang? Kan lu sendiri yang bikin kenangan buruk buat Erlin"

"Jangan bilang Bang Satria mutusin Erlin di pantai?" Wardana menjawab tebakan Satya dengan anggukan.

INVERSE [Han Seungwoo and Kwon Eunbi] ✔ | 1st of FLASH SERIES I AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang