4. About Erlin

524 92 8
                                    

Note :
Part ini cukup panjang dan termasuk bacaan yang agak lebih berat. So, u must be more focus when u read this part. But, happy enjoy...


"Papa udah meninggal"

"Hah? Papa kamu meninggal?"

Erlin hanya mengangguk, diakhiri dengan tatapan sayu.

"Erlin.. Maaf, aku gatau. Maaf banget yaa..."

Erlin menangkap kekhawatiran Satria, mata lelaki itu memperlihatkan rasa bersalahnya.

"Nggakpapa.. Kak Satria nggak usah minta maaf, kan emang beneran nggatau"

"Iya tapi aku juga nggak enak, karena pastinya aku bikin kamu keinget sama papa kamu"

"Ya sebenernya dari pas kita ngobrol tentang rumah itu udah ngingetin aku sama papa, tapi rasanya aku emang pengen cerita ini ke Kak Satria"

"Beneran nggakpapa? Aku takut kalo kamu jadi sedih"

"Nggakpapa... Soalnya temen2 yang aku ceritain tentang ini cuma yang bener2 deket sama aku, dan mereka semua nggak ada yang lebih tua dari aku"

"Emangnya kenapa sama umur?"

"Aku tau, umur itu bukan tolak ukur kedewasaan, ada juga yang belum berumur tapi pikirannya udah dewasa. Misal kayak Wardana, dia yang seumuran sama aku udah kuanggep dewasa, makanya aku lebih tenang begitu dia tau tentang cerita ini"

"Tapi semakin tua seseorang kan juga semakin banyak pengalaman hidup, jadi anggep aja aku cerita sekalian minta pendapat dan saran ke Kak Satria, sebagai orang yang lebih tua dan lebih berpengalaman"

"Okey.. Kalo gitu ayo, aku siap dengerin semuanya"

"Kak Satria kan tau kalo papa punya penyakit jantung, Lima tahun yang lalu, tepatnya pas aku kelas 12, kondisi kantor papa makin nggak terkontrol. Kayaknya pas itu kondisi kesehatan papa juga mulai menurun"

"Banyak banget permasalahan dikantor, mulai dari proyek2 kerjasama yang dicancel pas hampir penandatanganan, terus makin sedikit klien karena pas itu pasaran disana emang lagi menurun, dan yang paling aku geregetan itu pas karyawan2 papa sendiri yang main curang"

"Main curang gimana?"

"Ya namanya aja pengusaha ya, Kak. Keuangannya kan selalu naik turun, jadi pendapatan papa juga naik turun. Terus ada beberapa karyawan yang emang temen papa sendiri, aku nggatau kejadian itu berawal sejak kapan, tapi ternyata mereka itu suka pinjem uang ke papa dan menurutku jumlahnya gede"

"Berapa? 50 juta? Atau 100 juta?"

"200 juta"

"Hah? 200 juta?" mata Satria membulat, meskipun tidak terlalu ketara karena dia agak sipit.

"Iya, pinjemnya kisaran segitu, dan yang pinjem kan nggak cuma satu, yang aku tau aja sekitar 5 orang yang pinjem"

"Loh, kok bisa gitu?"

"Itu yang aku heranin dari papa. Aku tau, punya rasa saling percaya sama temen itu bagus, cuma papa nempatinnya nggak pas banget. Aku nggatau mereka punya trik kayak gimana buat bikin papa percaya sama mereka, jadi semua temennya yang pinjem uang itu nggak punya bukti yang konkrit pas pinjem uang itu"

"Ck.. Licik banget sih mereka" Satria berdecak kesal.

"Terus yang lima orang itu kok keluarga kamu bisa sampe tau?"

"Keluarga aku aja tau dari orang2 yang sempet curiga sama mereka, terus kita cari tau dan ternyata mereka beneran pinjem dengan nominal sebesar itu"

INVERSE [Han Seungwoo and Kwon Eunbi] ✔ | 1st of FLASH SERIES I AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang