13. Becauce of Demo

333 52 3
                                    


"Aku rasa Kak Satria harus ngelakuin hal ini, kalo kakak sanggup, aku bakal terima tawaran kakak. Gimana?"

"Anything for you, babe. So, what can i do for you?"

"Kak Satria harus janji sama aku dan kakak sendiri, untuk bisa nerima aku apa adanya"

"Hah?" Satria tak memahami ucapan Erlin.

"Kakak sadar nggak sih? Kita ini lagi ada di situasi inverse, kehidupan kita berkebalikan banget. Aku kira ini cuma bakal terjadi sekali aja, pas dulu, tapi ternyata sekarang kejadian lagi"

"Setelah kakak cerita ke aku tentang perbedaan kita yang kakak maksud, awalnya aku kayak heran gitu, kenapa kok kakak bener2 mempermasalahkan itu"

"Sebelumnya aku mikir, emangnya kenapa kalo status ekonomi keluarga kita se-beda itu? Tapi setelah kakak jelasin semuanya ke aku, aku jadi paham"

"Dan situasi inverse kita kali ini bener2 bikin aku takut, apalagi kalo tentang tawaran kakak yang itu"

"Kenapa kamu harus takut?"

"Bukannya aku kepedean, tapi aku tau tawaran Kak Satria kali bakal kakak seriusin. Menurut aku kak Satria udah nggak mau pacaran yang cuma pacaran, dan rasanya aku tau seriusnya kakak ini bakal dibawa kemana" Satria menganggukkan kepalanya, meng-iya-kan apa yang dikatakan Erlin.

"Sekarang aku jadi orang yang kebutuhannya cukup sulit untuk terpenuhi, sedangkan kakak udah jadi pengusaha, sudah punya kafe beserta karyawan2 uletnya. Dengan terjadinya lagi situasi inverse ini, apa kakak tetep mau ngasih tawaran itu ke aku?"

"Kalo tetep mau, apa kakak bisa janji ke aku dan kakak sendiri, untuk bisa nerima aku yang kayak gini?"

"Lin, aku sekarang kayak gini juga karena kamu kali" mata Erlin memicing.

"Emang iya, pas aku udah nggak bisa ngehubungin kamu lagi, aku nggak langsung berusaha cari kamu. Tapi aku mutusin buat ngerubah keadaan aku yang dulu, biar aku jadi kayak sekarang ini"

"Makanya mulai dua tahun lalu aku udah mulai cari kamu, pas itu aku udah mulai percaya diri sama diri aku sendiri. Ya meskipun pas itu aku juga masih belom bisa sesukses Papa kamu dulu, aku yakin kalo aku sama kamu bisa perjuangin hubungan kita lagi"

"Emangnya, setelah kakak putus sama aku, kakak nggak pacaran lagi sama cewek lain gitu?"

"Nggak lah, aku masih sayang dan akan selalu sayang sama kamu"

"Jadi, kamu mau nerima tawaran aku kan?"

Erlin masih terdiam, mencerna semua yang dikatakan Satria.
Dia benar2 memikirkannya, karena apa yang akan dia katakan setelah ini akan mempengaruhi hidupnya nanti.

"Apa kamu perlu aku bantu biar bisa jawab?"

"Bantu gimana?"

Seketika Satria terkekeh sambil menundukkan kepalanya, membuat cengirannya tidak terlihat Erlin.

Kemudian dia mendongakkan kepalanya, lalu menggiring bola matanya agar terikat dengan bola mata Erlin.

Seperti magnet, ikatan mata keduanya membuat wajah mereka berdua makin dekat, membuat Erlin kebingungan.

"Masa iya?" tanyanya dalam hati.

Dan tanyanya terjawab saat tangan kanan Satria memegang tengkuk leher Erlin dan mendekatkan sesuatu yang sedari tadi diamati oleh Satria pada bibirnya.

Satria memberikan kecupan singkat pada Erlin, tepat dibibir.

Bagaimana dengan Erlin?

Tentu saja, badannya membeku, selama beberapa detik kelopak matanya tidak berkedip.

INVERSE [Han Seungwoo and Kwon Eunbi] ✔ | 1st of FLASH SERIES I AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang