10. Hand Over

301 55 3
                                    


"Kalo balapan lari sih dibikin santai aja, Bang. Tapi kalo tentang Erlin gua baru serius"

Entah apa yang merasuki seorang Jeremy, dia langsung berterus terang tentangnya, membuat Satria mengerutkan keningnya.

"Tapi gua lebih serius daripada elu, Jer"

Kedua mata mereka bertemu kembali seperti saat sebelum mereka balap lari, namun kali ini tatapan mereka jauh lebih tajam.

"Lebih serius darimana, Bang? Kalo emang serius ngapain Erlin ditinggalin gitu aja"

"Shit" umpat Satria dalam hati. dia hanya bisa melampiaskan kekesalannya dengan berdecak.

"Itu bukan urusan lu"

"Apa yang ada hubungannya sama Erlin, berarti itu juga jadi urusan gua"

"Emang lu siapanya Erlin? Lu cuma temennya doang, lu nggak punya hubungan lebih kayak sahabat atau pacar gitu. Jadi lu nggak berhak ngelarang gua dan lu nggak usah ikut campur urusan gua sama Erlin"

"Ya berarti lu juga nggak berhak ngelarang gua dong, bang. Walaupun sekarang kalian udah baikan, kalian nggak bakal bisa dengan gampangnya gitu aja balikan. Bang Satria harus inget, abang itu cuma masa lalunya Erlin"

Hati Satria saat ini sudah memanas, eh tidak, lebih tepatnya mendidih.

Satria memijit pelipisnya, kemudian menghela napas dengan kasarnya sambil memberi tatapan kebencian pada Jeremy.

"Balikan itu sama aja kayak baca ulang buku yang sama, yang kita udah tau gimana endingnya. Gua sama sekali nggak percaya sama kata2 itu"

Tiba2 saja Satria mengatakannya, membuat Jeremy bingung.

"Kata2 itu nggak sepenuhnya bener, karena seiring berjalannya waktu semuanya pasti bakal berubah. Setiap orang pasti pengen jadi dirinya yang lebih baik lagi, jadi bakal ada kisah dan ending yang berbeda"

"Jadi, kalaupun ada lagi suatu kisah dengan orang yang sama, pasti bakal ada ending yang berbeda. Sama kayak novel, setelah kita selesai baca, kita bukan baca ulang novel itu, tapi kita baca novel jilid selanjutnya, yang mana ending dari novel itu juga beda"

Jeremy telah mendapatkannya, pesan tersirat yang diucapkan Satria.

"Gua emang nggak bisa ngelak kalo lu bilang gua pernah ninggalin dan nyakitin Erlin, tapi kali ini gua bakal berusaha buat bahagiain dia. Gua mau buat kisah baru gua sama Erlin, yang gua harap bakal jauh lebih baik daripada dulu"

"Semua orang juga tau, kalo ngomong doang itu emang gampang" Jeremy menyunggingkan senyumnya, dia hanya menarik salah satu ujung bibirnya.

"Jer.. please, jangan bikin gua emosi. Gua nggak mau nambah musuh"

Jeremy tidak menanggapi ucapan Satria, dia justru malah berdecak dan terkekeh sambil sekilas melirik Satria.

Orang yang dilirik pun melihatnya, lirikan penuh arti yang diselingi dengan kekehan kecil dari Jeremy untuknya.

Maka dari itu dia hendak menanyakan maksud dari semua itu namun Jeremy sudah duluan bicara lagi, membuat Satria mengurungkan niatnya.

"Kita ini kayak orang buta ya, Bang" seketika mata Satria menyipit.

"Aku rasa Bang Satria juga sama kayak aku, atau bahkan lebih banyak"

"Apanya?"

"Cewek yang ngejar2, yang pengen jadi pacar abang" lalu Satria terlihat berpikir sejenak.

"Nggak usah dipikir juga sebenernya udah keliatan jelas, bang. Satya sendiri aja juga bilang gitu"

"Iya juga sih" kemudian keduanya terkekeh, namun kali ini dengan tatapan yang ramah.

INVERSE [Han Seungwoo and Kwon Eunbi] ✔ | 1st of FLASH SERIES I AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang