12. Coffee Latte

308 55 7
                                    

Note :
Ada pemeran baru, kuy di cek di Cast.


"Erlin?" yang dipanggil hanya meringis malu.

Entah apa yang merasuki seorang Erlin, tadi siang dia sudah berhasil memompa jantung Jeremy lebih cepat, malam ini giliran Satria yang dibuatnya seperti Jeremy.

"K-Kamu ng-ngapain kesini?" siapapun, coba bantu Satria mengontrol diri untuk berbicara.

Tapi sebenernya itu bukan salah Satria, siapa yang tidak kaget saat gadis yang disukainya tiba2 datang malam2 begini tanpa sepengetahuannya.

"Ada yang mau aku omongin sama Kak Satria" kini Erlin menudukkan kepalanya, menyembunyikan pipinya yang mungkin memerah, dia malu.

Satria sepertinya menyadari hal itu, bisa dilihat dari senyumnya yang mengembang saat dia memandang Erlin dengan sangat bahagia.

"Yaudah.. kalo gitu ayo masuk" Satria membukakan pintu rumahnya dengan lebar, mempersilahkan Erlin untuk berada didalam rumahnya.

Erlin mengikuti langkah kaki Satria yang mengantarkannya ke ruang tengah.

Rumah Satria memang tidak terlalu besar, namun memang lebih besar dari rumahnya dulu, yang berdekatan dengan rumah lama Erlin.

"By the way Lin, aku kayak gini aja nggak papa, kan? Udah jam segini, nanggung kalo aku ganti baju" Satria memastikan bahwa Erlin tidak mempermasalahkan pakaian yang saat ini ia kenakan, baju rumah yang sesungguhnya.

"Santai aja, Kak. Lagian ini juga rumahnya Kak Satria"

"Duduk dulu, Lin. Aku ambilin minum bentar" Satria berjalan menuju dapur dan mengambil minuman kotak yang tersedia di lemari es.

Sambil menunggu Satria, Erlin tidak langsung duduk. Dia mengitari ruang tengah itu, sambil sesekali melihat-lihat bingkai foto yang terpampang, memperlihatkan keluarga Satria.

"Lin, ini diminum" bicaranya santai, namun bila diamati lebih dalam, Satria membulatkan matanya saat melihat apa yang sedang dilakukan Erlin.

Belum selesai Erlin melihat semuanya, Satria sudah memanggilnya, membuat Erlin menerima coffee latte yang berada di genggaman Satria.

Dengan sigap, setelah tangannya kosong, dia langsung mengambil salah satu bingkai foto yang berada disana dan menutupnya dengan menempelkannya pada bajunya.

Dia langsung berjalan cepat menuju kamarnya, lalu meletakkan bingkai foto itu pada meja tulis di kamarnya.

"Semoga Erlin belum lihat" lalu Satria kembali menuju ruang tengah.

Semoga yang diharapkan Satria terkabul, mau ditaruh mana mukanya kalau Erlin melihat foto mereka berdua semasa SMA juga terpampang disana.

Bucin.

"Ibu, Bapak sama adek Kak Satria udah tidur? Kok nggak keliatan? Aku pengen ketemu"

"Malem ini orangtua aku di rumah nenek aku sampe besok lusa, kalo Dito kan sekarang nge-kost" jawab Satria enteng sambil duduk di sebelah Erlin, di sofa yang sama.

"Oh gitu, jadi disini cuma ada Kak Satria?" lalu Satria berdehem.

Seketika mereka sadar akan situasi saat ini, canggung.

Hanya ada mereka berdua dirumah itu.

Sempat terbesit dalam pikiran mereka masing2 tentang yang iya-iya. Namun mereka menepisnya dengan alibi Disini kan cuma bentar, nanti langsung pulang, didalam hati mereka masing-masing.

"Kamu kok bisa tau rumah aku yang baru?" Satria mencoba memecah kecanggungan itu.

"Tadi aku minta share location rumah Kakak ke Wardana"

INVERSE [Han Seungwoo and Kwon Eunbi] ✔ | 1st of FLASH SERIES I AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang