Duapuluhhiji

1.2K 213 8
                                    

Author POV

Hayoung, Raesung dan Junkyu lagi ngumpul di apartemennya Noa. Yang punya apartemen lagi bikin minum di dapur, sementara mereka duduk di sofa.

"Ini kertas bekas apaan dah banyak bener?" tanya Raesung pas liat di meja banyak kertas-kertas berserakan.

"Bekas si Noa. Semalem dia ribet sendiri nulis kata-kata yang romantis buat ngelamar Hayoung," kata Junkyu yang semalem nginep di sini.

Hayoung langsung ngambilin lembaran kertas itu dan mulai bacain tulisan-tulisannya Noa. Sesekali gadis itu terkekeh karena menurutnya Noa lucu, nyari kata-kata buat ngelamar sampai nulis di kertas gini.

"Jadinya lo pake kata-kata yang mana, No?" tanya Junkyu pas Noa datang sambil bawa 4 cangkir teh hangat di atas nampan.

"Ujung-ujungnya gua malah spontan ngucapin kata-kata yang ada di pikiran gua," kata Noa.

"Percuma dong semalem lo ngehafal kalimat yang gua kasih tau. Capek-capek gua mikir!" rutuk Junkyu.

"Jadi yang lo tulis di kertas itu bukan dari pikiran lo sendiri?" tanya Raesung.

"Ada yang dari pikiran dia sendiri, ada yang nyontek dari google, ada juga yang gua kasih tau. Lo tau sendiri lah Sung, si Noa kan gak romantis bocahnya. Awalnya dia mau bilang Hayoung, maukah kau menjadi ibu dari anak-anak kita nanti? Gua marahin aja. Apaan ngelamar pake kata-kata kaya begitu, kaya gombalan anak sma aja," cerocos Junkyu.

Hayoung dan Raesung langsung ketawa terpingkal-pingkal. Sedangkan Noa melototin Junkyu.

"Buka aja terus aib gua!" rutuknya.

Mereka asik ngobrol selama hampir lima jam. Kalau bukan karena Junkyu ditelfon mamanya, mereka mungkin bakal asik ngobrol sampai tengah malem.

"Ayo pulang!" ajak Raesung ke Hayoung, dia jalan keluar duluan bareng Junkyu.

"Malem ini Hayoung nginep di sini ya?"

Raesung langsung natap adiknya itu dengan tatapan galak, "Gak boleh! Pulang cepetan!"

Hayoung masih berdiri sambil gandengan tangan erat banget sama Noa.

"Semalem doang, Abang Ipar. Lagian kan dulu Hayoung tinggal di sini lumayan lama," kata Noa.

"Ya itu kan dulu, pas dia masih jadi arwah. Sekarang beda lagi, dia udah jadi manusia nyata, jadi kalian gak boleh tinggal berdua sebelum nikah!" tegas Raesung.

Hayoung dan Noa kompakan memanyunkan bibir mereka.

"Ya udah, Abang pulang duluan aja. Hayoung masih mau ngobrol berdua sama Noa."

"Awas ya kalau jam 9 belum balik, gua jemput ke sini!"

"Tenang Bang, nanti gua anterin Hayoung ke apartemen lo." Noa menampakkan cengirannya.

"Udah Bang buruan balik! Ribet banget lo kaya gak pernah berdua-duaan sama Seoyeon di apartemen aja." sindir Junkyu.

"Lo ngapain ikut-ikutan manggil gua BANG?!" Raesung jadi sewot.

"Ya kan lo tua." Junkyu langsung ngacir sebelum kena amuk Raesung.

Raesung mendengus kesal, karena usianya dan Junkyu cuma beda 8 bulan.

.

"Kamu lebih suka dipanggil Hayoung atau Asuka?"

Hayoung gak bisa nyembunyiin senyum manisnya, karena pertama kalinya dia denger Noa nanya pake panggilan 'kamu'.

"Mmm ... rasanya aneh tiap kali dipanggil Asuka, karena aku lahir ke dunia ini dengan nama Choi Hayoung. Tapi, dipanggil Hayoung pun rasanya aneh, mungkin karena aku udah hidup lebih lama dengan nama Asuka," ujar Hayoung, gadis itu menundukkan wajahnya.

"Jadi kamu mau manggil aku Hayoung atau Asuka?" tanya Hayoung sambil balik natap wajah Noa.

"Terserah aku kan mau manggil kamu apa?" tanya Noa, Hayoung mengangguk.

"Hayoung?" tanya si pemilik nama, menebak bahwa Noa bakal memanggilnya dengan nama Hayoung. Tapi ternyata Noa menggeleng. "Asuka?" tanya Hayoung kaget, gak nyangka Noa bakal manggil dirinya dengan nama Asuka.

Tapi Noa menggeleng lagi, bikin Hayoung mengernyitkan dahinya karena bingung. Pilihannya kan cuma Hayoung atau Asuka.

"Sayang!" ucap Noa sambil naik turunin alisnya, Hayoung langsung ngeglepak lengan Noa dan ketawa ngakak.

"Kita bakal nikah di Tokyo, kan?" tanya Hayoung, Noa ngangguk-ngangguk mengiyakan.

"Kamu gak keberatan kita nikah di Tokyo? Kamu gak keberatan nanti setelah nikah kita tinggal di Tokyo?" tanya Noa, mengingat dirinya adalah penerus papanya sebagai pemimpin perusahaan di sana.

"Engga sih, asal sama kamu, aku seneng-seneng aja entah tinggal di Seoul ataupun di Tokyo," kata Hayoung sambil menampakkan cengirannya.

"Gemesss!" Noa ngusak pucuk kepala Hayoung sambil terkekeh.

Mereka berdua keliatan bahagia banget. Dua bulan lagi mereka bakal melangsungkan pernikahan di Tokyo.

Sebenernya Noa pengennya minggu depan langsung nikah sama Hayoung. Tapi, langsung di protes Raesung. Karena dia maunya nikah duluan.

Karena awal bulan depan Raesung dan Seoyeon bakal nikah, jadilah Noa dan Hayoung mutusin buat nikah bulan depannya.

Sebelum diamuk Raesung, Noa bergegas nganterin Hayoung pulang. Jam 8 lewat sedikit, mereka bergegas keluar dari apartemen.

Pas sampai depan gedung apartemen Noa, Hayoung baru keinget sesuatu. Gadis itu mematung sambil membulatkan matanya. Atensinya tertuju ke depan sana.

"Kenapa?" tanya Noa sedikit heran.

"BU DARA!" panggil Hayoung hampir nangis bahagia karena liat Bu Dara yang selama ini dia rindukan.

Beliau yang lagi ngerapihin dagangannya langsung mematung gak percaya pas liat Hayoung.

"Hayoung?" panggil beliau, keliatan masih gak percaya.

Seketika Hayoung langsung lari dan meluk beliau.

"Ibu, Hayoung kangen!" ucap Hayoung bersamaan dengan tangisnya yang pecah.

"Hayoung? Ini beneran kamu? Jadi kamu masih hidup?" Bu Dara masih keliatan gak percaya.

Hayoung ngelepas pelukannya.
Dia ngangguk-ngangguk.

Bu Dara tersenyum penuh haru, ditangkupnya kedua pipi Hayoung. "Ya ampun Hayoung ... syukur ternyata kamu masih hidup. Tau gak sih setelah kamu ngilang si Noa menderita banget. Tiap hari dia duduk di sini sambil curhat dan minta nasihat. Malah sampai nangis juga."

Hayoung noleh natap Noa sejenak dengan tatapan sedih. Ngerasa bersalah begitu ngebayangin betapa menderitanya Noa waktu itu.

"Sekarang Noa dan Hayoung udah tunangan. Dua bulan lagi kita bakal nikah, Bu," ucap Noa sambil senyum-senyum salah tingkah.

"Waaa, calon pengantin!" ledek Bu Dara sambil nyenggol lengan Hayoung. Si gadis tersipu malu dengan wajah memerah.

"Pokoknya nanti Ibu harus datang ke pernikahan kita di Tokyo! Yayaya ..." rengek Hayoung.

"Loh, jauh banget nikahnya di Tokyo? Mahal dong ongkosnya!" canda Bu Dara sambil menepuk dahinya sendiri.

"Nanti Noa yang bayar biaya transport pulang pergi. Ibu gak perlu keluarin uang sedikitpun!" ucap Noa.

"Sekarang dia udah jadi CEO." bisik Hayoung ke Bu Dara.

"Ooooo pantesan ... sekarang udah tajir melintir ya. Gak kaya pas tinggal di Seoul, irit banget sampai makan ramen tiap hari," ejek Bu Dara disambut gelak tawa Hayoung dan Noa.
















Nyongaaaaan🖐🖐🖐
Maap baru up, baru ada ide😂
Horeee tinggal satu chapt lagi^^
Masih semangat gak bacanya?😂
Voment juseyo😉

Who Are You? || Noa Kazama✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang