Tilubelas

1K 225 4
                                    

Author POV

Saat ini Hayoung lagi berbaring di atas tempat tidurnya Noa. Setelah susah payah Noa nahan dia supaya gak pergi, akhirnya dia mau diajak pulang ke apartemennya Noa.

Hayoung menggigit ujung jempol tangan kanannya, sambil terpikir kejadian tadi sore. Jujur dia kaget banget liat Noa nahan dia sampai segitunya. Bahkan laki-laki itu sampai meneteskan air mata gara-gara takut Hayoung pergi.

Dan perasaan Hayoung sekarang jadi campur aduk. Dia bahagia liat Noa yang bener-bener gak mau dia pergi, tapi di sisi lain dia takut bakal bikin Noa terluka pada akhirnya. Karena mungkin sebenarnya dia cuma arwah gentayangan yang bakal balik ke alamnya secepatnya.

"Hayoung ..." panggil Noa dari luar kamar.

Hayoung langsung bangun, posisinya jadi duduk. "I-iya?" sahutnya sedikit gugup.

"Kok belum tidur?"

Hayoung diem sejenak. "Ini ... baru mau tidur."

"Ya udah, tidur cepetan."

"Iya ...."

Hayoung malah beranjak dari tempat tidur. Dia jalan mendekat ke arah pintu kamar Noa yang tertutup rapat.

Noa tidur di sofa depan tv, karena tadi laki-laki itu bersikeras nyuruh Hayoung tidur dikamarnya.

"Noa ..." panggil Hayoung pelan, antara ragu tapi pengen manggil dan ngucapin sesuatu.

"Iya?" sahut laki-laki yang namanya Hayoung panggil itu.

"Selamat tidur," ucap Hayoung pelan sambil langsung lari balik ke tempat tidur Noa, merebahkan dirinya di sana dan menggulung tubuhnya dengan selimut.

Dia gak tau aja di luar kamar Noa udah bengong sambil gigit bibir bawahnya. Cuma diucapin selamat tidur sama Hayoung aja, laki-laki itu langsung ngefly.

.

Tap!

Tap!

Tap!

Seorang gadis muda berlari tergesa-gesa di tengah gelapnya malam. Nafasnya tersengal, dia keliatan gelisah. Sesekali matanya menatap tulisan yang ada di secarik kertas yang dipegangnya.

Walau terlihat agak kebingungan, gadis itu tetap melanjutkan langkahnya tanpa ragu. Dan anehnya, semakin cepat langkahnya, semakin gelisah pula perasaannya.

Dia gak peduli dengan malam yang semakin larut atau suasana jalanan seoul yang sangat sepi, dia hanya terus menerus berlari sekuat tenaga.

"Ayo ... cepet ..." gumamnya dalam hati, masih sambil berlari sekuat tenaga,

Sampai di persimpangan jalan ...

Tiiin!

"AAAAAAAA ...."

BRAKK!

"AAAAAAA!!"

Hayoung terbangun sambil reflek teriak karena mimpi buruk.

Noa yang kaget denger teriakan Hayoung langsung lari masuk kamar menghampiri hantu itu yang udah terduduk di kasurnya dengan nafas terengah-engah. Raut wajahnya terlihat ketakutan.

"Young, lo kenapa?" tanya Noa khawatir, dia mendudukkan diri di tepi tempat tidur.

"Noa ..." lirih Hayoung ketakutan, nafasnya tersengal, dia mulai terisak perlahan.

"Kenapa? Ada apa?" tanya Noa lagi,

"Aku mimpi buruk," ucap Hayoung sambil nangis.

"Mimpi buruk? Mimpiin apa? Ah, udah udah, tenang dulu, jangan takut. Itu kan cuma mimpi. Sekarang lo atur nafas dulu," titah Noa.

Hayoung masih nangis sambil berusaha mengatur nafas dan menenangkan dirinya sendiri. Sementara Noa berlari ke dapur dan ngambil segelas air hangat untuknya.

"Jadi lo mimpi apa?" tanya Noa pas Hayoung udah keliatan agak tenang setelah minum segelas air pemberiannya.

"Aku mimpi lagi lari-lari di jalan, tengah malem. Aku gak tau mau ke mana, di situ aku lari sekuat tenaga sambil megang secarik kertas. Noa, aku gak ngerti, perasaan aku di mimpi itu gelisah banget. Semacam ... sedih, kecewa, marah, takut, pokoknya perasaan aku gak karuan banget." Hayoung menitikan air mata lagi, mengingat apa yang dia rasakan dalam mimpinya tadi.

Noa keliatan serius mencerna cerita Hayoung barusan.

"Aku lari sekuat tenaga dan pas di persimpangan ... aku ketabrak mobil," tangis Hayoung pecah lagi. Memikirkan betapa menakutkan mimpinya tadi.

Tangan hantu itu terlihat gemetar.

"Mungkin ... itu kejadian terakhir sebelum lo jadi kaya sekarang Young," ujar Noa menerka-nerka.

Hayoung mengangguk-ngangguk, "Aku rasa juga gitu, No."

"Oh iya, secarik kertas yang lo pegang itu, ada tulisannya, kan?" tanya Noa teringat salah satu detail cerita Hayoung tadi.

Hayoung mengangguk yakin.

"Tulisan apa yang ada di kertas itu?" tanya Noa lagi.

Hayoung memutar otak, sebelum menghela nafas kecewa. "Aku gak inget," ucapnya. Hayoung berusaha keras mengingat tulisan yang tertera di secarik kertas itu, tapi dia gak inget sama sekali.

"Ya udah, kalau gitu jangan dipaksa buat inget. Biar waktu yang jawab semuanya. Sekarang lo tenangin aja diri sama perasaan lo, oke?"

Hayoung ngangguk perlahan, sambil balas natap mata Noa yang tersirat rasa khawatir di sana.











Bener apa kata Noa, waktu bakal jawab semuanya ... -Hayoung

Semoga akhir dari semua ini gak buruk ... -Noa

Gak enak perasaan. -Raesung











Halooo👋
I'm back hehe^^
Bentar lagi ending nih, semangat terus ya bacanya😁😁😁
Voment juseyo😉

Who Are You? || Noa Kazama✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang