Chapter 16

3.1K 200 0
                                    

Hari yang dinanti oleh Pangeran Zeicheng dan Han Li pun tiba. Kini pernikahan tengah berlangsung. Banyak tamu undangan yang datang memenuhi aula Istana. Berbagai macam hadiah bertumbukan di tempat yang sudah disediakan.

Ada Xue Jinrang yang juga melihat acara pernikahan Han Li dengan mata sinis. Segera ia mendekati kedua pengantin tersebut.

"Sudah lama tidak bertemu, ya, Pangeran Zeicheng, dan juga... Selir Han Li," sapanya. Han Li dan Zeicheng seketika mendengar nada ledekan dari mulut busuk Xue Jinrang.

"Ya, sudah lama tidak bertemu, bagaimana kabarmu? Dari yang kulihat sekarang, kandunganmu makin membesar, ya?" Han Li menyahut.

"Benar, Saya senang sekali dapat mengandung anak dari Kaisar Terdahulu, sayang sekali, ya. Padahal Anda sedikit lagi akan mendapatkan karunia seperti saya, tapi malah ada seseorang yang membunuh Kaisar Terdahulu dengan kejam!"

Yang membunuhnya ada di sebelahku tahu!

"Benar! Saya sangat terkejut! Tiba-tiba terdengar suara pistol. Saya gemetaran," jawab Han Li

CK! Dia nggak menyembunyikan sifat aslinya ternyata, batin Xue Jinrang.

"Benar! Saya sedih sekali beliau telah pergi," ucap Xue Jinrang. "Saya juga sedih sekali," timpal Han Li. "Kalau Anda sedih bukankah Anda seharusnya setia dengan beliau? Mengapa Anda kini menikah dengan Pangeran Zeicheng?" Nada yang keluar dari mulut Xue Jinrang tadi seperti ingin sekali membuat jatuh Han Li. Seisi aula hening mendengar suara Xue Jinrang yang cukup keras itu. Pangeran Zeicheng yang duduk di samping Han Li menatap tajam ke arah Xue Jinrang.

Mau melempar pisau rupanya!

"Bukannya saya tidak setia. Anda pasti tahu bahwa sayalah yang menyaksikan pembunuhan tersebut. Saya amat terkejut sampai-sampai hampir menangis seharian penuh. Untungnya ada Pangeran Zeicheng yang bersedia mengusir kesedihan saya. Beberapa hari setelah itupun Pangeran melamar saya. Bagaimana bisa saya menolaknya? Selain itu, Pangeran berkata bahwa saya bisa melanjutkan cita-cita Kaisar Terdahulu yang belum sempat tercapai. Saya merasa sangat senang!"

"Cita-cita? Apa yang diinginkan oleh Kaisar Terdahulu?" tanya Xue Jinrang.

Han Li ragu untuk menjawab. Han Li hendak berbicara, namun Pangeran Zeicheng lebih dulu bersuara. "Cita-cita Kakakku adalah untuk menjadikan negara ini negara yang taat hukum walaupun beliau sudah tidak ada!"

Xue Jinrang nampak ragu mendengar jawaban dari Pangeran Zeicheng. "Benarkah itu?" tanyanya memastikan. Keringat bercucuran dari dahi Han Li. Ia sepenuhnya percaya kepada Zeicheng.

"Tahu apa kau tentang masa kecil Kakakku?" tanya Pangeran Zeicheng dengan nada dan tatapan yang dingin. Saking dinginnya sampai menusuk ke tulang-tulang.

"Oh... Begitu haha... Saya minta maaf jika saya berkelakuan seperti orang yang sangat-sangat mengenal Kaisar Terdahulu. Kalau begitu, saya undur diri, mari bicara lagi kapan-kapan!" Xue Jinrang menyerah. Di depan publik tidak bisa bersikap semena-mena.

CK! Zeicheng sialan itu! Susah sekali menyingkirkan dua musuh sekaligus! Xue Jinrang menggigit kuku jari jempolnya.

"Terimakasih, Anda menyelamatkan saya," ucap Han Li. "Bukan apa-apa. Aku hanya kesal karena perilaku iblis itu seolah-olah dialah pemegang kekuasaan tertinggi." Han Li terdiam, tiba-tiba ada getaran di dalam dadanya.

"Oh ya! Jangan panggil aku dengan embel-embel 'Pangeran'! Panggil aku Zein!" ucap Pangeran Zeicheng sambil mengelus pipi Han Li. Han Li mendongak seraya membelalakkan matanya. Perlakuan Zein lembut sekali.

"Mengerti?"
"Eh? Apa?!"
"Panggil aku Zein! Paham?"
"Uh? Iya! Aku paham!"

"Oh! Dan juga, ketika kita sedang berdua, jangan menyebut kata 'saya-anda', itu terlalu formal! Lebih baik 'aku-kamu', karena kita kan sudah menikah. Mereka akan curiga jika kita masih bicara seperti itu! Paham?" Han Li mengangguk.

"Coba sebut namaku!"
"Eh?! Apa? Sekarang?"
"Iyalah. Kapan lagi?"
"Eh, tiba-tiba!"
"Sudah sebut saja!"

Wajah Han Li mulai memanas. "Z-zein..." panggilnya lirih. Zein tersenyum. "Kenapa, Han Li?" godanya. Ia langsung mengecup kening Han Li dan membawanya kepada dekapan hangatnya. Semua tamu yang menyaksikan__baik para dayang atau pengawal kerajaan__ikut terpana melihat kemesraan kedua pengantin baru itu.

"Kyaaaa! Pangeran Zeicheng romantis sekali!"
"Aku juga mau didekap begitu!"
"Andai aku menjadi Nona Han Li, iri sekali!"

"Z-zein! Semua melihat ke arah kita!" ucap Han Li malu-malu. Ia segera melepaskan pelukan Zein. "Bukankah bagus? Mereka akan percaya kalau kita benar-benar saling mencintai, bukan?" "Benar, sih... Tapi tetap saja malu!"

"Kalau kamu malu nanti bagaimana mau punya anak?" Tiba-tiba Han Li bagai dilanda bulan yang jatuh ke bumi. Anak?! Benar! Aku harus mempunyai keturunan! Dih, bagaimana ini?!

💎

Keturunan! Keturunan! Keturunan! Oh tidak! Apa yang harus kulakukan?! Zein sudah meminta keturunan dari hari pertama saat dia melamarku! Bagaimana ini?!

Han Li kini gelisah. Ia tengah mondar-mandir di dalam kamarnya yang tak lama lagi akan berubah menjadi kamar kosong. Bisa juga nantinya akan berubah menjadi gudang penuh barang, karena ia akan pindah ke kamar dimana seharusnya permaisuri__oh, Han Li masih belum mendapatkan gelar 'Permaisuri'. Pokoknya Han Li akan pindah ke istana utama, dimana calon raja dan calon ratu tinggal.

Lima hari setelah pernikahan Han Li dan Zeicheng, akan dilaksanakan pelantikan Kaisar Baru untuk negara ini. Para rakyat tentu bersorak bahagia sambil menyebutkan nama Zeicheng. Mereka memilih Zeicheng untuk menjadi Kaisar selanjutnya, yang akan memimpin negara kepada kemakmuran dan kesejahteraan.

"Untunglah Era Kaisar Jung telah berlalu. Sekarang kita bisa hidup bebas seperti sedia kala."
"Benar! Entah sudah berapa tahun Kaisar Jung menjajah para rakyat setelah ayahnya meninggal."
"Syukurlah adik Kaisar Jung tidak seperti dirinya. Kini negara ini akan kembali maju!"
"Tahun depan juga sudah menanti, waktu yang tepat untuk mengganti pimpinan baru!"
"Nona Han Li juga sepertinya baik. Para dayang yang bekerja untuknya diperlakukan dengan manusiawi. Tidak seperti Putri Bangsawan lainnya, mereka diperlakukan seperti budak!"
"Benar! Nampak jelas dari wajahnya yang cantik bersih! Untung saja dia belum tersentuh oleh Kaisar Jung walaupun sudah resmi menjadi istrinya!"

Selain banyak rakyat yang gembira karena kematian Kaisar Jung, para Putri Bangsawan lain juga nampak senang dan berdandan cantik setiap harinya. Mereka menantikan pelantikan Kaisar Baru lima hari ke depan selesai, dengan begitu mereka dapat merebut hati Pangeran Zeicheng untuk menjadi Selirnya.

Memang, jika sudah menduduki tahta Raja atau Kaisar, mereka memiliki hak untuk memperistri siapapun dengan jumlah yang banyak. Beberapa Raja dan Kaisar di seluruh dunia, hampir memiliki puluhan bahkan ratusan istri di istananya. Namun, hanya satu posisi Permaisuri yang boleh diduduki oleh Istri yang diakui benar oleh Raja atau Kaisar. Seluruh Putri Bangsawan menginginkan posisi tersebut. Mereka berlomba-lomba untuk memperebutkan posisi tersebut.

Namun, dari sekian banyaknya wanita yang memperebutkan posisi Permaisuri. Ada dua kandidat kuat yang salah satunya bisa jadi Permaisuri. Mereka adalah Xue Jinrang dan Boa Han Li.

Beauty Empress [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang