Chapter 20

3.1K 163 0
                                    

Ibu Xue Jinrang adalah seorang bangsawan rendah di pedalaman kota. Ibu Xue Jinrang bernama Xue Jinra. Suatu ketika ada seorang bangsawan yang menyingkirkan keluarga mereka dari status 'bangsawan'.

Kini mereka hidup dengan susah. Namun karena paras Xue Jinra yang amat cantik dan dewasa, ia diterima menjadi budak para bangsawan tinggi di Ibukota dan mendapatkan penghasilan yang cukup untuk hidup keluarganya. Keluarga besarnya pun berusaha untuk meningkatkan derajat statusnya masing-masing.

Hingga suatu hari, Xue Jinra melahirkan anaknya yang ketiga, Xue Jinrang. Entah siapa ayah dari Xue Jinrang. Setelah tiga tahun merawat Xue Jinrang, Xue Jinra tiba-tiba menghilang. Beberapa bulan kemudian, jasadnya ditemukan tewas mengenaskan menggantung di pohon cemara pada musim gugur.

Setelah Xue Jinrang berusia lima tahun, ia dididik oleh Bibinya untuk menjadi seperti Xue Jinra. Setelah beranjak usia dua belas tahun, Xue Jinrang melayani para pejabat-pejabat tinggi di Ibukota. Ia diperlakukan lebih rendah daripada budak. Karena paras Xue Jinra menurun pada Xue Jinrang, banyak para lelaki yang menginginkan bersetubuh dengannya.

Hingga suatu hari, ia dibawa oleh para petinggi Ibukota ke suatu negara bernama Chinse dimana negara ini dipimpin oleh Kaisar Dong Xiejun, Kaisar ke tujuh. Di negara itu, Xue Jinrang bertahan hidup dengan terus-menerus melakukan hubungan intim dengan para lelaki, ajaibnya, Xue Jinrang belum pernah sekalipun hamil.

Semakin bertambah usia, Xue Jinrang semakin cantik jelita. Namun, sifat gelapnya mulai menguasai dirinya ketika mendengar kabar kematian Kaisar Dong Xiejun, yang selanjutnya di susul oleh kematian Putra Pertamanya, Jung Zuujong. Posisi Kaisar akhirnya digantikan oleh Putra Keduanya tak lain adalah, Kaisar Jung Zilong.

Semenjak Kaisar Jung menduduki tahta Raja, negara yang ia duduki terperosok ke bawah. Perdagangan-perdagangan gelap mulai tak terkendali. Banyak rakyat hidup miskin dan kelaparan hingga mengakibatkan kematian. Para bangsawan yang mengekang langsung dijatuhi hukuman mati.

Dengan kesempatan yang kecil itu, Xue Jinrang mulai mendekati Kaisar Jung. Ternyata, Kaisar Jung sangat bodoh hingga mau menempatkan Xue Jinrang di istananya. Selama itu, karena Kaisar Jung pada awalnya berpura-pura baik dan bijaksana, banyak sekali Putri Bangsawan yang datang padanya, diantaranya ada Xue Jinrang.

Namun, setelah beberapa bulan, satu demi satu Selir tersebut, dihukum mati karena berani membantah perintah Kaisar Jung dan beberapa diantaranya mencoba untuk melarikan diri. Hingga saat itu, hanya satu orang Selir yang berhasil bertahan di posisinya, yaitu Xue Jinrang. Xue Jinrang memanfaatkan kesempatan ini untuk menundukkan siapapun yang membangkang padanya.

Ia berhasil mengangkat derajat keluarga besarnya. Merekapun turut membantu usaha Xue Jinrang untuk menyingkirkan para hama yang mengganggu.

Selama ini, Xue Jinrang terus berusaha untuk mempertahankan posisinya walau disiksa bagaimanapun juga. Kaisar Jung memang bisa dibodohi, tapi sebagai imbalannya, Xue Jinrang harus tetap berada di bawah kuasanya.

Hingga suatu hari, Xue Jinrang tidak suka pada Boa Han Xu yang mengusulkan untuk melenyapkan perdagangan gelap. Padahal, dengan adanya perdagangan gelap, posisi Xue Jinrang dan juga kekayaan Kaisar Jung dapat tetap dipertahankan. Akhirnya Xue Jinrang mengusulkan untuk mengambil Putri semata wayangnya Boa Han Xu. Namun ternyata, rencananya ini malah merugikannya sendiri. Tak disangka Han Li dapat membuat perlawanan yang dibantu oleh Pangeran Zeicheng untuk menjatuhkan Kaisar Jung dan menyingkirkan Xue Jinrang.

Kini rencana Xue Jinrang mulai berantakan, apalagi Han Li dan Zeicheng akan menikah. Dengan begitu, satu-satunya cara untuk menjatuhkan mereka berdua hanya dengan melahirkan Putra Mahkota.

"Jenis kelaminnya, laki-laki, Yang Mulia," begitu kata Tabib saat selesai memeriksa perut Xue Jinrang. Wanita itu nampak bahagia sekali. Nantikan pembalasan ku, Han Li!!!

💎

"Kamu mau pergi ke suatu tempat?" tanya Zein. "'Ke suatu tempat'? Bilang saja, kau ingin membawaku ke mana?" ucap Han Li.

"Kalau begitu, malam ini ikut denganku ke pasar malam desa!" kata Zein. Han Li menatap Zein, "Boleh! Aku belum pernah ke sana sekalipun!" "Kalau begitu, nanti berpakaian yang sederhana saja, kita tak boleh terlihat mencolok." Han Li menatap Zein dengan tanda tanya di wajahnya.

"Walaupun mereka rakyat desa biasa, banyak beberapa orang jahat yang sengaja ke sana untuk mencuri atau merampok sesuatu. Mungkin juga akan ada utusan dari beberapa bangsawan lain untuk melakukan suatu kejahatan, jadi kita harus berhati-hati," jelas Zein. "Tenang saja, aku tetap akan membawa pengawal untuk berjaga-jaga," lanjutnya.

"Oke! Terimakasih sudah memperingatkan!" Han Li tersenyum pada Zein. Seketika, Zein tersipu malu. Han Li melihat perubahan mimik Zein yang sedikit gugup, kini ia ikut malu-malu.

"Ekhm! Aku mau bersiap-siap untuk nanti malam!" ucap Han Li sembari berdiri. "Bukannya masih pagi untuk bersiap-siap?" tanya Zein yang membuat Han Li salah tingkah. "Eh? E... Wanita itu memerlukan waktu persiapan yang lebih banyak ketika ingin pergi bersama pasangannya, jadi aku harus segera memilih gaun untuk nanti malam sebelum terlambat," ucap Han Li dengan mimik yang sedikit bodoh.

Zein mengangguk sebelum Han Li pergi meninggalkannya. "Apakah benar wanita membutuhkan persiapan dengan waktu lebih banyak daripada laki-laki?" tanyanya pada Rynos yang sedari tadi bersembunyi di belakang. "Saya juga tidak tahu, Yang Mulia Kaisar Zein," jawabnya. Zein segera berdiri dan pergi menuju tempat latihan pedang. Sudah lama ia tak pergi ke sana, ia rindu memegang pedang.

Beauty Empress [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang