Chapter 28

2.3K 135 0
                                    

Han Li kini sering kali bertemu Sang Xian. Anak itu sangat ramah padanya, bahkan sepertinya terlalu mengabdikan dirinya pada Han Li. Entah apa alasannya. Tapi Han Li merasakan firasat buruk akan senyum ramah Sang Xian.

"Tentu saja. Sang Xian adalah dayang Putri Yang He. Kemungkinan besar dia bersekongkol dengan Xue Jinrang. Perilaku ramah tamahnya itu mungkin untuk membuat Anda mempercayai dia dan mungkin saja akan melakukan rencana untuk menyingkirkan Anda," jelas Fen Huanran ketika menuangkan teh hangat ke dalam cangkir Han Li yang duduk termenung di kursinya.

"Benar..." gumamnya.

"Yang Mulia tidak perlu memikirkannya... Kaisar Zein pasti tak akan tinggal diam akan kelakuan Xue Jinrang," ujar Fen Huanran. Han Li hanya tersenyum pahit sambil meminum tehnya.

Tak lama kemudian, seorang Dayang datang, "Yang Mulia! Putri Yang He berniat makan malam bersama Anda dan Kaisar Zein!" ucapnya ragu. Perempuan itu?

"Baiklah! Ingatkan aku nanti!" Dayang tersebut mengangguk patuh lalu pergi. "Yang Mulia, saya rasa Anda harus berhati-hati saat acara makan malam nanti. Saya merasakan firasat buruk," ujar Fen Huanran. "Iya! Aku juga mengerti!"

💎

H

an Li turun dari lantai dua menuju lantai satu dimana terdapat meja makan sepanjang lima meter dengan lebar empat meter dan beberapa kursi yang mengelilinginya. Dua dari delapan kursi telah diduduki oleh Putri Yang He dan Zein. Perempuan itu sepertinya asyik berbicara dengan Zein. Lebih tepatnya, Dia hanya bicara sendiri karena Zein tak menanggapinya.

Mata Zein menangkap sosok Han Li yang mendekat ke arah mereka dengan mengenakan pakaian berwarna kuning keemasan. Zein berdiri dengan pandangan takjub. Putri Yang He segera menoleh ke arah Han Li dan menatapnya sebal. Dia pun ikut berdiri.

Han Li berjalan dengan anggun ke kursi kosong di dekat Zein. Segera Zein menarik dan mendorong kursi tersebut untuk Istrinya. Tanpa mereka sadari, Putri Yang He mengepalkan tangannya.

Setelah Han Li duduk di kursinya, Zein juga segera kembali ke kursinya dan mulai pembicaraan. "Aku selalu ingin memuji kecantikanmu, Istriku," ucapnya sambil mengelus punggung tangan Han Li. "Anda selalu berlebihan ketika memuji saya... Saya jadi malu," sahut Han Li berniat memancing amarah Yang He.

"Yang Mulia Kaisar Zein, maaf memotong adegan romantis Anda, namun bagaimana dengan permintaan yang saya ajukan waktu itu? Anda tidaklah lupa bukan?" Yang He tersenyum licik sambil sesekali menatap Han Li. Zein terdiam dengan tatapan tidak suka yang ditujukan pada Yang He. "Astaga! Jangan-jangan Anda belum memberitahu Yang Mulia Selir Han Li?! Bagaimana Yang Mulia Selir Han Li? Anda mau tahu permintaan apa yang saya ajukan?"

Han Li tersenyum. "Saya tidak tahu dan tidak berniat untuk mengetahuinya. Saya tahu itu bukanlah hal yang bagus untuk saya dengar, dan saya juga tahu Putri Yang He dari bangsawan rendah ini menginginkan Kaisar Zein yang diminati banyak wanita ini," ucap Han Li sambil menggenggam erat tangan Zein. Yang He menggigit bibir bawahnya__menahan amarah.

"Anda sungguh bijaksana! Walaupun Anda tidak berniat mengetahuinya, izinkan saya untuk memberitahu Anda lagi. Saya meminta Kaisar Zein untuk menjadikan saya sebagai Selirnya! Saya tahu beliau akan berbagi cintanya untuk saya, dan saya amat sangat menantikannya! Saya harap Anda mengerti perasaan saya!" Yang He mengakhiri kalimatnya dengan senyuman.

"Apa maksudmu?! Aku tidak pernah bilang akan mencintaimu!" elak Zein dengan amarah yang ditahan. Han Li menepuk pundak Zein dan memberinya senyuman hangat. Zein terdiam begitu menatap istrinya. Jangan meluapkan amarahmu atau kita akan kalah, begitulah pesan tersirat dari Han Li untuk Zein.

"Saya mengerti maksud Anda. Tapi, Putri Yang He... Walaupun Anda mencintai Kaisar Zein dan telah menjadi Selirnya, saya ingin tahu tujuan Anda! Bolehkan?" Yang He tersenyum mendengarnya. "Saya benar-benar terkejut! Tujuan saya setelah menjadi Selirnya adalah menjadi seorang Permaisuri yang sah dihadapan umum!" ucapnya tanpa ragu-ragu.

Han Li dan Zein serta para pelayan yang mendengarnya tertegun. Bisa-bisanya bangsawan rendah sepertimu menghina Selir Mulia kami! begitulah batin mereka.

"Hmmm... Saya tidak akan menghalangi Anda untuk mencapai keinginan Anda dengan menghasut Kaisar Zein agar tidak mencintai Anda. Saya akan menghargai tujuan Anda," ucap Han Li.

"Fufufu... Saya benar-benar berterimakasih kepada Anda yang ingin bersaing dengan sehat bersama saya."

"Bersaing dengan sehat? Apa maksud Anda? Saya tidak akan menjadikan Anda sebagai saingan saya jika tahu Anda serendah ini! 'Anda bukanlah saingan saya', saya harus mengatakan itu," papar Han Li dengan senyuman. Zein tidak berniat ikut campur urusan wanita karena pertarungan adu mulut ini benar-benar membuatnya diam membeku.

Yang He melebarkan matanya. Ingin rasanya berkata-kata, tapi aura Han Li saat itu terasa mengerikan, jadi Ia urungkan niatnya. Han Li segera berdiri sembari berkata, "Saya mohon maaf karena tidak bisa memenuhi keinginan Anda untuk menyantap makan malam bersama, saya sudah memiliki janji dengan Yang Mulia Kaisar Zein untuk makan malam di Ibukota malam ini, permisi."

Zein segera bangkit dari kursinya dan menggandeng tangan Han Li. Mereka berjalan menjauh ke pintu keluar utama untuk menuju Ibukota. Yang He Yang masih kaku ditempatnya menggebrak meja makan hingga menimbulkan suara bising. Sang Xian segera mendekatinya.

"Apa-apaan wanita itu?! Dia meremehkan aku?! Gara-gara aku seorang bangsawan yang dibawahnya dia kira dia bisa merendahkan aku?! Lihat saja! Wanita itu akan kusiksa sebelum ajal menjemputnya!!!" Sang Xian hanya diam menatap kepergian Han Li dan Zeicheng.

Beauty Empress [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang