Chapter 30

3K 155 0
                                    

"Sang Xian! Racunnya sudah kau siapkan?" tanya Yang He sembari berjalan ke meja makan. "Ya, tinggal menunggu waktu untuk memakainya, Yang Mulia," jawab Sang Xian. Yang He tersenyum puas.

"Baguslah! Berikan setengahnya padaku! Sisanya simpan di sakumu! Kita harus memikirkan kapan waktu yang tepat untuk racun itu!" ucap Yang He. "Baik, Yang Mulia," jawab Sang Xian.

"Oh! Jika kau tiba-tiba menemukan timing yang tepat, segera lakukan misinya dan laporkan padaku!" Sang Xian kembali menganggukkan kepalanya. Yang He masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Sang Xian pergi ke taman di depan kamar Yang He untuk menikmati udara segar.

"Kamu bukannya Dayangnya Putri Yang He, Sang Xian?" tanya sebuah suara. Sang Xian segera menoleh ke kanan, mendapati sosok Han Li yang didampingi oleh Fen Huanran. "Han Li!" lirihnya.

"Sungguh tidak sopan! Kamu sebagai Dayang dari orang yang dibawah Nona Han Li seharusnya memanggilnya dengan hormat!" tukas Fen Huanran. Sang Xian tersadar, "M-maafkan saya! Saya tidak akan mengulanginya lagi!" "Tidak apa-apa! Kamu Anak yang kuat di usia yang masih tujuh belas tahun ini. Kamu pasti merasa lelah karena bekerja terlalu keras, bukan?" Sang Xian menggeleng. "Ini sudah kewajiban Saya!" Dalam hati Sang Xian menambahkan, untuk membunuh wanita licik seperti kamu!

"Begitu rupanya... Aku senang dengan anak yang suka bekerja keras seperti kamu. Tetaplah berjuang!"
"Ya! Terimakasih atas sarannya, Yang Mulia!"

Han Li tersenyum. Sembari berjalan menuju kamarnya, ia lantas bertanya kepada Dayangnya, "Kepala Dayang Fen, apakah sembakonya sudah selesai dikarungi? Kita harus membagikannya ke masyarakat di wilayah Timur Ibukota!" Fen Huanran menunduk. "Sudah Yang Mulia, semua makanan dan bahan sandang yang Anda perintahkan sudah dimasukkan ke dalam lima belas kereta kuda dan siap untuk diberangkatkan besok pagi," jawabnya. "Bagus! Dengan begitu raykat miskin masih bisa bertahan hidup," ucap Han Li.

Sang Xian yang tidak sengaja mendengar percakapan mereka tertegun. Jika Han Li masih berbaik hati kepada rakyat miskin... Kenapa waktu itu dia menyuruh pengawal melukai adik-adikku? Sang Xian masih terus berpikir keras.

Jangan-jangan, bukan Han Li yang menyuruh mereka, namun... Sebenarnya, siapa yang seharusnya aku hormati?!

Sang Xian pergi menuju kamar Yang He dengan berlari, namun sebelum membuka pintu kamar Yang He, Sang Xian seperti mendengar suara yang tak asing. Xue Jinrang sedang berbincang dengan Yang He. Ia memutuskan untuk menguping pembicaraan mereka.

"Bagaimana dengan perkembangan Dayangmu, Yang He?" Tanya Xue Jinrang. "Memuaskan! Bahkan sampai sekarang dia tidak tahu bahwa Sayalah yang melukai adik-adiknya agar dia mau menjadi kaki-tangan Saya! Benar-benar Gadis yang Bodoh! Fufufu!"

Sang Xian membelalakkan matanya. Jadi benar! Selama ini Yang Mulia Yang He yang melakukannya?! Aku malah... Menodai kehormatan Selir Han Li dengan sikapku yang bodoh!

Sang Xian menangis. Ia menjauh dari pintu kamar Yang He, menuju kamar pribadi Han Li. Ia harus mealporkan semua rencana yang dibuat oleh Xue Jinrang dan Han Li.

Tok! Tok! Tok!

Han Li yang tengah menikmati teh hangat favoritnya berhenti dan menoleh ke pintu kamarnya. Ia mengisyaratkan Fen Huanran untuk membukakannya. Fen Huanran mengangguk, lantas berjalan menuju pintu tersebut.

"Sang Xian?!" Mendengar nama itu disebut, Han Li berdiri dari kursinya dan mendekati Fen Huanran.

"Apa yang kamu inginkan di sini?!" Fen Huanran mencoba menghalangi Sang Xian yang ingin segera masuk menemui Han Li. "Nona Fen, maafkan aku! Aku ingin bertemu dengan Selir Han Li! Tolong!" ucap Sang Xian sambil memelas.

Beauty Empress [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang