Chapter 13

3.4K 208 0
                                    

Sekeluar dari ruangan yang membuat suasana menjadi kekang, Han Li berbicara sebentar dengan kedua orangtuanya. Mereka nampak berpelukan hangat sebelum akhirnya berpisah untuk pulang.

"Rupanya kamu sangat emosional tadi," papar Pangeran Zeicheng yang sudah menunggunya di belakang. "Saya tidak bisa memendam rasa lebih dari itu. Dari pada saya yang kesakitan, lebih baik saya tumpahkan langsung saja padanya!" ucap Han Li dengan nada sebal.

"Hehe... Kamu rupanya bisa seperti itu, ya?"
"Saya tidak tahu pa maksud dari perkataan Anda, yang pasti pesta pernikahan akan segera dilaksanakan enam hari dari sekarang. Seharusnya kita mempersiapkan aset-asetnya!" ucap Han Li sambil berlalu.

💎

Kini Han Li duduk santai di taman kerajaan, bersama Putri Xi Xian dan Putri Yang Muah. Sebenarnya, Han Li tahu apa penyebab kedua putri bangsawan ini menemuinya. Satu, untuk menjalin hubungan akrab agar mereka mendapatkan keuntungan. Dua, mereka mengincar hati Pangeran Zeicheng. Walaupun nantinya Han Li akan menikah dengan Pangeran Zeicheng, seorang Raja, bisa saja memiliki lebih dari satu atau dua istri, bukan? Tiga, setelah mendapatkan posisi Selir, mereka akan menyingkirkan Han Li. Sangat mudah ditebak!

"Hohoho... Tidak lama lagi Anda dan Pangeran Zeicheng akan menikah, ya?" tanya Putri Yang Muah sekedar basa-basi. "Benar! Tak terasa sudah hampir lima hari lagi," ucap Han Li normal. Sebisa mungkin Han Li harus menutup kecurigaannya terhadap dua Putri ini.

"Saya sungguh tak sabar!" timpal Putri Xi Xian. Ya aku tahu! Kau tak sabar mendapatkan posisi ku, bukan?

"Ya! Saya juga! Saya harap kalian meluangkan waktu untuk hadir!"
"Pastinya! Kami sangat ingin melihat wajah bahagia Pangeran Zeicheng!"
"Benar! Saya juga akan mempersiapkan kado pernikahan!"
"Kalian sampai repot begini..."
"Tidak apa-apa! Saya malah senang!"

Pembicaraan berhenti. Suasana canggung kini menghantui. Biasanya memang tidak pernah ketiga Putri ini berbicara santai seperti sekarang. Mereka datang karena ada maunya.

"Oh, Ya, Yang Mulia Han Li, Pangeran Zeicheng benar-benar tampan, ya? Saya iri sekali pada Anda," ucap Putri Xi Xian. Ini dia skenarionya!

"Benar! Sudah dari dulu saya jatuh hati pada beliau!" timpal Putri Yang Muah. "Benar! Saya merasa beruntung menjadi calon istrinya. Saya merasa saya adalah wanita paling beruntung di dunia!" ucap Han Li sombong semata-mata mengincar emosi mereka. Nampak raut wajah tidak suka pada kedua Putri tersebut. Tapi Han Li bersikap normal.

"Ah... Andai saja saya bisa menarik perhatian beliau! Saya pasti juga menjadi wanita paling beruntung di dunia ini," timpal Putri Yang Muah. "Benar! Saya juga berpikiran sama!" Putri Xi Xian menyahut.

"Ya, memang tak salah jika Pangeran Zeicheng banyak yang mengaguminya, termasuk kaum wanita. Beliau tak hanya rendah hati, namun tampan dan berwibawa. Tak heran hampir seluruh wanita jatuh hati pada beliau," Han Li mengakui. Kedua Putri tersebut mengiyakan.

"Yang Mulia Han Li, Pangeran Zeicheng memanggil Anda ke ruangannya," ucap Kepala Dayang Fen sambil membungkuk. Timingnya pas!

Han Li berdiri. "Ah~ sayang sekali, Pangeran Zeicheng sudah memanggil saya, sepertinya beliau sudah rindu kepada saya. Saya pamit dulu, mari kita ngobrol seperti ini kapan-kapan lagi." Nampak wajah kedua Putri itu iri dengan Han Li yang berlalu pergi meninggalkan mereka di taman.

"Si Han Li itu! Akan kubuat dia menyesal!" umpat Putri Xi Xian. "Benar! Akan kurebut hati Pangeran Zeicheng biar tahu rasa dia!" timpal Putri Yang Muah.

💎

"Ada apa Anda memanggil saya?" tanya Han Li begitu memasuki ruangan Pangeran Zeicheng. "Apa aku mengganggu waktumu?" Han Li menggeleng. "Tidak. Anda memanggil saya di waktu yang tepat!"

Pangeran Zeicheng tersenyum. "Untuk resepsi pernikahan kita, kita harus berdiskusi, apa yang kau mau, misalkan tema atau apapun lah yang terlintas di pikiranmu!" ucap Pangeran Zeicheng.

"Hmmm... Yang simpel saja. Saya tidak berharap banyak pada pernikahan kita. Toh pernikahan adalah sebuah janji sehidup semati, yang biasanya gagal dilakukan oleh sebagian besar umat manusia di dunia, saya hanya mengkhawatirkan akan sesuatu..."

"Baiklah, untuk urusan itu biar kita serahkan kepada Rynos saja!" ucap Pangeran Zeicheng. "Rynos?" "Dia adalah pelayan pribadiku!" jawabnya singkat. Han Li mengangguk singkat.

"Selanjutnya mau bagaimana? Mau langsung menyerang duluan?" tanyanya santai. "Menyerang duluan? Tidak. Saya bukan tipe orang yang selalu menyerang duluan tanpa sebab. Yah... Walaupun saya memang kesal benar dengan Xue Jinrang, tapi saya ingin dia yang menyerang terlebih dahulu sehingga jika saya menyerang balik, saya akan punya alasan di depan umum. Jadi akan banyak yang membela saya, bukan?"
"Alasanmu masuk akal. Hanya itu yang kutanyakan."
"Kalau begitu saya pamit ke kamar!"

Beauty Empress [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang