Karena masalah di antara Tata dan Bara sudah selesai, hubungan mereka kembali ke semula. Mereka menghabiskan waktu berjam-jam untuk saling bercerita satu sama lain sore itu. Dan pagi ini, mereka berangkat ke sekolah bersama. Mengundang banyak tanda tanya dari semua orang, berikan jawaban menohok bagi mereka yang penasaran tentang hubungan Tata dan Bara. Tata juga tidak bisa lagi melarikan diri, teriakan Ares kemarin membuat semua orang tahu tentang kedekatannya dengan Bara. Jadilah, dia tidak perlu lagi meminjam helm Bara untuk dibawa ke kelas. Dia langsung memberikan helm itu di parkiran.
“CIE YANG UDAH BAIKAN! BERANGKAT SEKOLAHNYA BARENGAN! UHUUUUUY!”
Sudah bisa ditebak siapa yang berteriak, bukan? Lelah merasa geram dengan tingkah Ares yang satu itu, baik Tata maupun Bara, tidak mau lagi membuang tenaga mereka untuk sekedar protes. Biarkan saja pria kulit sawo matang itu berkoar-koar sesukanya, biarkan saja semua orang berspekulasi sepuasnya. Mereka berdua tidak akan melakukan pembelaan atau pengelakan.
Tata memang tidak protes dengan ulah Ares barusan. Tapi bukan berarti dia tidak menanggung malu, telinga Tata sudah merah sekarang. Untung saja bersamaan dengan itu muncul Odit dari arah gerbang. “Aku berangkat ke kelas duluan ya, Kak. Makasih atas tumpangannya,” pamit Tata yang diangguki oleh Bara. Sementara pria itu berjalan mendekati dua sahabatnya sudah senyum menggelikan.
“Apa gue bilang, Gel, si caplang bakalan gampang maafin Tata. Coba kalau kita bikin dia marah, nih anak pasti ngeluarin kata-kata pedas. Untung gue kasih keringanan sama lo, Bar, jadi gue nggak gampang mukul lo tiap kali emosi,” ucap Ares panjang lebar menyambut kedatangan Bara yang baru saja kembali dari acara bolosnya. “Gimana kemarin? Betah banget ngobrol berdua sama Tata.”
Bara membeliak. Jadi mereka datang ke rumahnya untuk latihan band? Dia kira kedua sahabat laknatnya ini ini sengaja tidak datang karena malas latihan. Tapi ternyata, mereka memberikan ruang kepadanya dan Tata untuk memperbaiki kesalahan mereka. Mungkin mereka kurang baik dipandang sebagai seorang laki-laki, tapi mereka sangat menjunjung tinggi solidaritas dalam persahabatan. Bukan hanya mereka bertiga, tapi juga dengan teman-teman lainnya yang kenal di area balapan.
“Sungut lo ditinggal sehari jadi makin berisik ya, Res?” gerutu Bara sambil berlalu meninggalkan area parkiran. Tingkahnya yang terlihat bahagia tapi sok jual mahal itu membuat Rigel dan Ares tidak bisa menahan diri untuk tidak mengumpat. Tadinya mau berteriak, tapi tidak jadi ketika melihat kehadiran Bu Nurul yang ada di di dekat gerbang. Mereka hanya segera menyusul Bara ke kelas.
Tidak seperti Bara yang bisa membebaskan diri dari kedua sahabatnya dengan mudah, Tata justru langsung dibombardir pertanyaan dari Haya. Wajah Haya tampak berbinar ketika Tata masuk kelas bersama odit. Baru saja dia mendaratkan bokongnya di atas kursi, sudah disuguhi rentetan pertanyaan yang membuatnya bingung harus menjawab yang mana terlebih dahulu.
“Masalah kalian udah beres? Emang masalah apa sih, Ta? Berangkat sekolah bareng Kak Bara? Terus kenapa nggak pakai helm lagi ke kelas?” Haya mengedip-ngedipkan matanya ketika Tata melongo tidak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jurnal Tentang Kamu [Sudah Terbit]
Teen Fiction[Dihapus sebagian] Tirta Ayudisa. Seorang gadis 17 tahun yang gemar menyendiri. Tidak ada satupun teman yang dimilikinya. Gadis baik yang dianggap aneh semua orang karena sikap introvertnya. Karena kedua orang tuanya meninggal, Tata terpaksa harus p...