Seperti tidak bisa lagi menahan diri, setelah mandi sepulang sekolah, Tata langsung ke rumah Bara. Kali ini, kedatangannya disambut baik oleh Bu Lia. Beliau tersenyum hangat, sedangkan Tata tersenyum canggung. Pasti beliau tahu apa yang sedang terjadi antara Tata dan Bara, putranya sampai tidak sekolah. Tapi lihatlah itu, kedatangan Tata masih disambut baik oleh Bu Lia.
“Mau ketemu Bara?” tanya Bu Lia sambil kembali berjalan memasuki rumahnya. Pertanyaan beliau berhasil membuat Tata menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal. Dia malu, malu telah membuat Bara bolos sekolah karena pertengkaran mereka. “Bara lagi ada di studionya. Sana, samperin. Tapi kamu harus hati-hati, lagi mode galak.”
Tata mengangguk, kemudian segera pergi ke halaman belakang yang ketika Bu Lia sudah kembali duduk di sofa depan televisi. Sayup-sayup, terdengar suara drum yang dimainkan dengan tempo yang cepat. Ternyata, Bara seorang drummer yang hebat. Tapi Ares yang memegang posisi itu dalam formasi band mereka. Setiap langkah yang membawa tubuh tata mendekati studio, mengundang kegelisahan yang lebih besar daripada sebelumnya. Bagaimana jika dia diusir dengan cara yang kurang menyenangkan? Tidak mustahil itu terjadi.
Ketika Tata membuka pintu dan berhasil masuk ke dalam studio, Bara masih asik memainkan stik drum. Dia sudah mirip seorang drummer dari band rock terkenal, tangannya lihai bergerak ke sana kemari. Saking asyiknya, berulangkali Tata berdeham untuk mendapatkan perhatian pria itu pun, Bara masih tidak menyadari kehadirannya. Setelah Tata maju dan berdiri tepat di depan drum, barulah Bara menghentikan pukulannya. Dada pria itu bergerak naik turun, keringat membasahi pelipisnya sampai ke leher. Dan ketika mata elang milik Bara menghunus mata Tata, jantung gadis itu bergerak cepat di dalam sana.
“Ngapain lo kesini?” Nada bicara Bara benar-benar rendah, menunjukkan betapa dinginnya hati pria itu saat ini.
Suara Tata seperti mendadak hilang, keberaniannya menguap entah kemana. Bara yang ada dihadapannya benar-benar menyeramkan, mode galak tingkat tinggi kalau begini ceritanya. Tapi dia sudah sampai di sana, tidak mungkin mundur tanpa menghasilkan apa-apa. Jika memang membutuhkan waktu lama supaya Bara mau memaafkannya, setidaknya Tata harus menyampaikan permintaan maafnya sekarang. “Aku... aku mau... minta maaf sama Kak Bara.”
Bara menyimpan stik drum di meja kecil yang tak jauh dari tubuhnya. Kemudian dia berjalan melewati Tata. Meskipun sedang berkeringat lumayan banyak, tapi Tata masih bisa mencium wangi parfum pria itu dengan jelas. Tata berbalik, melihat ke arah Bara yang sudah duduk di kursi dekat pintu sambil menenggak air mineral. Mata tajamnya sama sekali tidak terlepas dari Tata, seperti serigala yang sedang memantau mangsanya.
“Atas dasar apa lo minta maaf sama gue?”
Sial, itu adalah kalimat yang biasa keluar dari mulut Tata. Tapi sekarang, kalimat itu dilontarkan padanya, membuat Tata semakin gelagapan. Kaki kecilnya melangkah mendekati Bara, berdiri tidak jauh dari tubuh pria itu. “Aku minta maaf buat pertanyaan bodoh aku semalam. Aku bener-bener nggak tahu kalau itu bisa bikin Kak Bara marah.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Jurnal Tentang Kamu [Sudah Terbit]
Roman pour Adolescents[Dihapus sebagian] Tirta Ayudisa. Seorang gadis 17 tahun yang gemar menyendiri. Tidak ada satupun teman yang dimilikinya. Gadis baik yang dianggap aneh semua orang karena sikap introvertnya. Karena kedua orang tuanya meninggal, Tata terpaksa harus p...