Part 4

2.2K 83 0
                                    

Rachel bersandar di pintu kamar hotel sambil melipat kedua tangannya ke depan dada dan berkata...

" Habisnya gimana lagi, memangnya gue harus jawab apaan? Sebenarnya gue itu takut tinggal di dalam kamar hotel sendirian, apalagi ini tempat asing dan bukan di rumah orang tua gue dan kamar gue sendiri, Le. "

" Ya udah, kalau gitu malam ini gue temani loe aja di hotel. "

" Yakin loe? "

" Yakin. "

" Terus nanti kita berdua ngapain di dalam kamar hotel? Loe nggak akan macam-macam kan sama gue? "

" Ya nggaklah, ngapain juga gue macam-macam sama loe. Nggak nafsu gue sama loe, loe kan bukan pacar gue. Jangan-jangan nanti loe yang nafsu sama tubuh gue? "

" Sembarangan aja loe...!!! Gue juga nggak nafsu sama loe? Loe juga bukan pacar gue. "

" Ya udah deh nggak usah di bahas lagi. Chel, nanti di dalam kamar, kita berdua main aja. Kita berdua main kartu remi sampai pagi. Tadi gue ambil kartu remi milik bartender. "

" Jadi loe maling? "

" Ya gitu deh, besok-besok gue balikin deh kartu remi nya. Sekarang kita berdua masuk aja ke dalam kamar dan langsung main kartu remi. "

" Setuju. "

Tidak lama kemudian, Leon dan Rachel pun masuk ke dalam kamar, mengkunci pintu kamar hotel dan duduk di atas kasur. Tiba-tiba Leon berkata...

" Chel, yang kalah hukumannya apaan nih? "

" Coret wajah pakai spidol aja. "

" Gue nggak punya spidol. Loe punya nggak? "

" Ya nggaklah, ngapain gue bawa spidol ke club malam? Loe ada pena nggak Le? "

" Loe pikir gue anak sekolahan bawa pena kemana-mana. Pakai lipstik aja deh. Loe pasti bawa lipstik kan di dalam tas kecil loe itu? Biasanya kan cewek-cewek itu suka banget bawa lipstik dan bedak kemana-mana di dalam tas nya. "

" Lipstik? Bedak? Ngapain gue harus repot-repot bawa lipstik dan bedak kemana-mana? Muka gue udah Putih, bibir gue udah Merah dari sananya. "

" Serius loe? Jadi bibir Merah loe ini bukan karena lipstik?"

Ucap Leon sambil memegang bibir Rachel dan menatapnya dalam jarak yang sangat dekat. Tiba-tiba Rachel langsung memegang tangan Leon dan berkata...

" Loe jangan lama-lama lihat dan pegang-pegang bibir gue, nanti loe langsung nyosor lagi kayak bebek. Langsung cium bibir Merah gue ini. "

" Sembarangan aja loe ngomong, gue pilih-pilih kali kalau mau cium bibir orang. Ya udah deh, karena kita berdua nggak punya alat buat corat-coret muka kita berdua, hukuman yang kalah harus buka pakaian aja  satu persatu. Berani nggak loe? "

" Berani, siapa takut. Gini-gini gue masternya kartu remi. "

" Sama, gue juga. Kalau gitu ayo kita berdua langsung main aja. Kita buktikan siapa sang juara. "

" Setuju. "

Mereka berdua pun langsung main kartu remi. Tidak lama kemudian Rachel berkata...

" Kalah kan loe dari gue. Ayo cepatan buka salah satu pakaian loe. "

" Iya. "

Leon pun membuka baju kaosnya. Mereka berdua pun lanjut bermain lagi. Terkadang Leon yang kalah, terkadang Rachel yang kalah. Saat Rachel kalah, tiba-tiba Leon berkata...

" Berani nggak loe buka salah satu pakaian dalam loe? "

" Berani, siapa takut. "

" Sekarang loe mau buka apaan? Bra atau CD loe? Bingung kan loe..."

Stupid Mistake (1-18 End).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang