Saat Nasya sedang menyetir mobil Dani, kedua mata Dani terus-terusan menatap ke wajah Nasya. Nasya yang melihat dari kaca spion langsung berkata...
" Pak, bapak ngapain lihatin saya terus? Nanti bapak jatuh cinta loh sama saya. "
" Kamu ini bisa aja. Jo, kamu kenapa hari ini tiba-tiba ganti penampilan gitu seperti tadi? Mau jadi pusat perhatian ya buat semua pegawai pria di kantor? "
" Nggak kok pak. Saya itu cuma mau mencari 1 perhatian aja kok. "
" Buat siapa? Buat saya? "
" Iya. "
" Kamu ini sembarangan aja ngomong. "
" Saya nggak sembarangan pak ngomongnya. Siapa tahu bapak langsung suka sama saya, gara-gara berpenampilan feminin seperti tadi, terus kita berdua nikah deh dan hidup berbahagia. "
" JoJo Jojo...kamu ini ngomongnya semakin lama semakin ngawur. "
" Usaha pak, siapa tahu gayung bersambut. "
" Jo, kamu nggak mungkin benaran jatuh cinta sama saya kan? "
" Kalau iya kenapa pak? Nggak boleh ya pak? "
" Nggak boleh...!!! Kamu itu selamanya asisten pribadi saya, sekaligus sahabat saya. Sama seperti Erick. "
" Iya pak saya tahu kok, mana mungkinlah bapak jatuh cinta sama saya. Saya tahu diri juga pak. Saya cuma anak yatim dan ibu saya seorang na..."
" Na apa Jo? "
" Bukan apa-apa pak, lupain aja. Turun yuk pak, kita sudah sampai di butik. "
" Iya. "
Nasya pun langsung membukakan pintu untuk Dani. Mereka berdua pun masuk ke dalam butik dan memilih-milih pakaian untuk Dani. Nasya melihat sebuah baju yang tergantung dan melihat harganya. Nasya pun berbicara sendiri di dalam hati...
" Ya allah harga bajunya mahal banget, sama dengan gaji saya 1 bulan. "
Nasya terus menerus memegang dan melihat baju tersebut. Saat Dani melihat Nasya, Dani pun langsung berkata...
" Kamu ngapain sih Jo lihat baju ibu-ibu gitu? Apa kamu mau beliin baju buat ibu kamu? "
" Nggak kok pak, saya cuma lihat-lihat aja. Saya nggak punya uang pak buat beli baju semahal itu. Tempat saya beli baju itu bukan di butik mahal seperti ini. "
" Memangnya kamu biasa beli baju di mana Jo? Tanah abang? "
" Iya pak. "
" Jo, kalau kamu suka, kamu ambil aja baju itu buat ibu kamu, nanti saya bayarin buat kamu. Hitung-hitung bonus kamu karena kamu sudah menemani saya shopping hari ini. "
" Nggak usah pak, terima kasih tawaran. Sudah tugas saya selalu menemani bapak kemana pun. "
" Yakin nggak mau? "
" Yakin pak. "
" Kamu itu kenapa sih Jo, selalu nggak pernah mau menerima pemberian saya? Saya ikhlas loh mau belanjain kamu. "
" Nggak selalu kok pak, bapak pernah memberi saya kado di hari ulang tahun saya. "
" Tapi kan cuma 1 tahun sekali Jo. Itu pun baru 3X. "
" Nggak apa-apa kok pak, itu udah cukup kok. Lagi pula saya nggak mau hutang budi sama bapak, bapak itu kan bukan keluarga saya. Hutang budi sama orang lain itu susah balasnya, pak. Saya cukup berhutang budi sama 1 orang saja di dalam hidup saya. "
" Sama siapa Jo? "
" Sama ibu saya. "
" Kamu hutang budi apa Jo sama ibu kamu? Hutang budi karena ibu kamu sudah mengandung kamu selama 9 bulan lebih, melahirkan kamu ke dunia ini, menyusui kamu dan merawat kamu sejak kecil, iya kan? Itu kan namanya bukan hutang budi Jo, itu adalah kewajiban seorang ibu pada anaknya. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Tomboy Assistant (1-20 End).
Romance" Jojo, kamu ngapain ikut keluar? " " Saya kan wanita pak, lagi pula saya kan bukan calon sekretaris di perusahaan ini. Saya juga harus wawancara kerja di ruang lain. " " Yang bilang kamu itu wanita siapa?" " What? "