SreetSreet
Seorang gadis dengan rambut kuncir kuda nampak berusaha berjalan dengan kruknya memasuki area sekolahan. Dulu saat ia melihat orang berjalan menggunakan alat ini ia seringkali menganggapnya mudah. Nyatanya menyelaraskan tongkat itu dengan langkah kakinya cukup sulit. Apalagi melewati jalanan menurun seperti ini.
Suasana sekolah terlihat sepi karena Yena memilih berangkat lebih pagi dari biasanya. Mengingat ia akan kesusahan jika bersalaman dengan guru di depan gerbang. Well, sekolahnya mempunyai tradisi untuk salim pada guru yang selalu berdiri di depan gerbang saat sudah hampir jam masuk.
Tapi ternyata hal itu juga sama menyusahkan bagi Yena. Ia berusaha untuk tak menginjak lubang atau lumut yang nantinya membuat ia terjatuh. Namun yena melupakan celah itu, sebuah selokan di depan hall yang akan ia masuki. Tongkatnya jatuh terperosok ke dalam lubang itu. Tubuhnya ikut limbung dan bersiap untuk menyium permukaan tanah jika saja sebuah tangan tak melingkat di pinggangnya. Menopang berat tubhnya agar tak jatuh.
"Makasih..-eh kak Yuri ?"
Untuk kedua kalinya Yena dapat melihat wajah Yuri dari jarak sedekat ini.
"Kenapa ? ga suka yah gue yang nolongin ?"
"Bukan gitu.. anu.."
"Udah jangan berisik, gue anterin sampe kelas"
Dan Yena hanya bisa terdiam saat Yuri membantunya melangkah. Memegangi pundaknya dan memapah hingga Yena sampai di depan kelasnya.
"Kalo ada pengumuman osis, gak usah ikut rapat gapapa. Nanti gue yang izinin.."
"Tapi kan kak.."
"Udah ga usah protes, gue balik dulu ya mau ngerjain pr.. gak usah banyak gerak. Gue gak mau ngegendong lu" Ujar Yuri dan berlalu meninggalkan adik kelasnya di depan Pintu kelas.
Sebelum pergi Yuri menyempatkan merapikan poni Yena yang otomatis membuat gadis itu membatu.
Masih pagi tapi entah dari mana Yena merasa kegerahan..
"WASSUP MA BRO.."
"Berisik njing"
Ya gimana gak merasa terganggu.
Teman autisnya ini datang-datang langsung teriak. Yena sepertinya harus memeriksakan telinganya juga takut sesuatu didalamnya rusak aibat teriakan unfaedah Yujin.
"Lama banget sembuhnya.."
"Sini gue patahin kaki lu biar lu juga ngerasain" Yena bersiap meraih Kaki Yujin namun gadis itu buru-buru menjauh dari jagkauan Yena.
Setelah tau perbuatan apa saja yang gadis kecil itu lakukan, Yujin jadi segan dan sedikit merasa takut. Tapi apakah itu membuat Yujin menjauh ? tentu saja tidak. Badannya 2 kali lebih besar dari Yena.
"Santai kali ah.. btw kemaren ada Pr matematika wajib. Gue udah ngerjain.. lu mau nyalin gak ?" Gadis bongsor itu mengeluarkan buku bersampul biru dari dalam tasnya.
"Tumben banget, lu kesambet setan apa ?" Selidik Yena. Tak mungkin sekali jika temannya sama-sama membenci pelajaran berhitung itu malah telah menyelesaikan tugas tanpa ada kendala.
"Heheheh.. gue di ajarin kak Hyewon.." satu alis yena terangkat.
"Oke oke... dibantu ngerjain sama kak hyewon" Masih belum percaya
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️WATERMELON || YenYul [2nd Foodies Series]©
Fanfiction[2nd Foodies series Watermelon - YenYul™] Yena hanya gadis petakilan, itu yang awalnya Yuri pikiran. Sebelum hari-harinya berubah.. -Choi Yena -Jo Yuri Yenyul GirlxGirl Rank #1 - joyul #2 - Yenyul