Mondar mandir.Gadis itu terlihat bolak balik melihat keluar jendela, duduk di sofa, melihat jam dinding di atas Tv. Begitu seterusnya.
Langit masih nampak mendung, hujan masih turun dengan derasnya, di tambah petir yang tak henti menggelegar membuat gadis itu gelisah.
Hei .. apa yang di khawatirkan olehnya ? dirinya bahkan aman dan didalam rumahnya yang hangat.
“Ayo pulang..”
“Anu kak... gue mau nyalin tugas temen gue..”
“Ya tugasnya di bawa pulang aja..”
“Gak bisa kak.. abis itu gue mau piket..”
“Gue tungguin..”“Tapi kak- “
“Yaudah kalo gak mau.. gue pulang duluan”
Yuri kembali mengingat kilas balik percakapannya dengan Yena saat pulang sekolah. Yuri tak akan secemas ini jika saja Yena sudah pulang ke rumahnya. Tapi lihatlah rumah di sebrangnya nampak kosong. Karena tepat saat memasuki area perumahannya Yuri berpapasan dengan keluarga Yena. Mereka berbincang sebentar dengannya dan pamit akan menginap ke rumah neneknya yang sedang sakit, bersama dengan sungmin. Artinya Yena ditinggal sendirian. Artinya tak akan ada yang menjemput gadis itu saat hujan begini.
Tunggu ? apa urusannya ?
Toh gadis itu sendiri yang keras kepala tak mau diajak pulang.Aneh
Ia sendiri bingung dengan hati dan pikirannya yang sama sekali tidak singkron. Mencoba meyakinkan untuk tidak khawatir namun kenyataannya ia mendapati dirinya sendiri tengah menyusuri terotoar yang berujung di gedung sekolahnya.
Dalam pikirannya malah sudah tergambar bagaimana kondisi Yena yang meringkuk sendirian di dalam kelas menunggu Yuri untuk datang menjemputnya.
“Kak Yuri aku takuuut~~”
Sedikit berlebihan memang. Tapi gadis itu tetap melangkahkan kakinya lebih cepat malah.
“Tunggu Yena.. aku akan datang.”
Terkunci.
Dari kejauhan Yuri dapat melihat gerbang itu sudah tergembok dengan rapi. Dimana tak mungkin lagi ia bisa masuk ke dalam.
Tapi seseorang dalam bilik satpam itu membuatnya penasaran. Mendekat, mencoba melihat lebih jelas. Tidak, bukan hanya satu, tapi ada dua orang didalam ruang satpam itu. Sedang masing-masing menggenggam ponsel di tangannya.
‘Your team destroy the turrent’
“Itu yang sebelah kanan... gue bagian depan”
‘Double kill’
“Eh itu temen kita di bantu dulu..”
‘Enemie has been slay..’
“Yena..”
“Loh Kak Yuri ? Kok ke sini ?..” Seketika Yena mengalihkan pandangan dari layar hp nya menatap sosok di luar pos Satpam yang kondisinya hampir basah sempurna walaupun sudah memakai payung.
“Pulang Yuk Yen...” Gemetar. Yena tau gadis itu tengah menggigil. Bayangkan saja hanya menggunakan kaos lengan pendek yang hampir basah, celana trening dibiarkan saja terkena genangan air hujan. Di tambah angin yang terus menerus bertiup menerpa tubuh tanpa perlindungan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️WATERMELON || YenYul [2nd Foodies Series]©
Fanfiction[2nd Foodies series Watermelon - YenYul™] Yena hanya gadis petakilan, itu yang awalnya Yuri pikiran. Sebelum hari-harinya berubah.. -Choi Yena -Jo Yuri Yenyul GirlxGirl Rank #1 - joyul #2 - Yenyul