Masih mengantuk sih, tapi rasanya ia tak boleh tidur lagi. Yena membuka matanya perlahan berusaha membiasakan suasana kamarnya yang masih remang.Tepat di hadapannya seorang gadis masih terlelap dalam tidurnya. Tak seperti di film-film yang beradegan si pemain akan berteriak dramatis, Yena hanya mengulurkan tangannya menyibakan poni gadis didepannya yang terlihat menutupi wajah.
Memandangi kembali lekukan wajah gadis itu. Berada di satu ranjang dan saling berhadapan seperti ini –walau dihalangi oleh guling diantara keduanya- entah kenapa membuat waktu terasa bergerak lambat. Dan ia bersyukur akan hal itu.
Mungkin sadar telah di pandangi, gadis itu membuka matanya dan mengerjapkannya berkali-kali. Imut, ingin rasanya Yena mencubit pipi itu.
“Pagi kak..”
“eungh...” Merenggangkan badannya sebentar “Pagi yen..”
Tidak ada ekspresi cemberut, tidak ada kata-kata usiran, tidak ada tendangan yang membuat ia terjatuh dari ranjang, tidak ada teriakan marah. Hanya sebuah sapaan lengkap dengan senyum simpul.
Jika sedang marah saja Yena sudah tergila-gila, apalagi dengan sikap manis yang baru saja ia lihat. Yena rasanya ingin meleleh.
“ortu lu belum pulang ?”
“Mungkin sore..”
“Oh... Uhuuk Uhuuk..” Entah karena baru bangun atau hujan kemarin yang membuat tenggorokannya tidak enak.
“Sakit kak ?” Khawatir tentu saja.. tapi Yena mencoba bersikap kalem. Takut jika Yuri malah risih jika ia berlebihan.
“Gak enak badan aja..”
“Yaudah.. lanjut tidur lagi gih.. gue mau cuci muka dulu terus nyiapin makanan” Yena menyibak selimut yang menutupi dirinya, Menyerahkan seluruhnya pada Yuri. Ia benar, mereka tidur dengan satu selimut.
“Tapi kan kaki lu Yen..”
“Tenang kak, udah gak terlalu sakit.. lagian gue gak lumpuh. Udah lu gak usah banyak omong dulu napa sih.. diem” Dan sang pemilik rumah sudah menghilang di balik pintu kamarnya.
Mengantuk memang, tapi masa ia tidur lagi padahal alasan dia tidur disini kan untuk menjaga gadis itu. Oh iya gadis itu dimana ?
Yuri menolehkan kepalanya ke samping dan mendapati tempat itu kosong.
Mungkin Yena sudah keluar membersihkan diri. Ia tak bisa diam di kasur. Bagaimana jika Yena terpleset di kamar mandi dan jadi lupa ingatan seperti adegan di sinetron yang sering ia tonton.
Kan tidak lucu jika Yena malah lupa padanya.. dan lupa akan perasaannya..
Eh ?
Melangkahkan kaki nya ke arah dapur dan mendapati Yena dengan clemek sedang sibuk mengocok sesuatu di mangkok.
Merasa seseorang mendekatinya, Yena menjeda kegiatannya hanya untuk menatap gadis didepannya.
“Udah bangun kak ?”
Mengangguk kecil, entah kenapa terlihat sangat imut dimata Yena.
Namanya juga sedang jatuh cinta kan, semua hal simpel bisa membuat gila.“Masak apa ? Mau gue bantu ?”
“Ga usah kak.. diem aja disitu”
“Gue bukan anak kecil yah.. udah gue potongin daun bawang aja” Meraih pisau yang tak jauh darinya dan bergerak memotong kecil lonjoran daun bawang.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️WATERMELON || YenYul [2nd Foodies Series]©
Fanfiction[2nd Foodies series Watermelon - YenYul™] Yena hanya gadis petakilan, itu yang awalnya Yuri pikiran. Sebelum hari-harinya berubah.. -Choi Yena -Jo Yuri Yenyul GirlxGirl Rank #1 - joyul #2 - Yenyul