"Haishh.. capek sekali.." Terlihat seorang gadis dengan seragam olahraga setengah basah sedang membersihkan toilet sebagai hukuman keterlambatannya tadi pagi. Ia sengaja mengganti kemejanya dengan kaos olahraga agar lebih mudah.
"Damn... harusnya aku mengiyakan saja ajakan bocah gembleng itu"
Yuri masih ingat pagi tadi rumahnya sudah di gedor pagi-pagi buta oleh tetangganya, yena berniat mengajaknya berangkat namun ia malah menutup kembali pintu rumah dan masuk ke kamarnya. Bayangkan jam 5 lebih 5 menit adik kelasnya itu sudah ada didepan pintunya. Dan sekarang ia menyesali perbuatannya.
"Hah...." Yuri menyeka keringat didahinya. Akhirnya... pekerjaan sialan itu selesai juga.
Draap... draap... drapp...
Braaakk..
Byuuurr..
"Yaaaaak !! " Pekik Yuri saat seorang menendang ember berisi air bekas mengepel dan menyebabkan air itu tercecer kembali mengotori hasil jerih payahnya.
"Eh.. maaf kak" Si pelaku hanya nyengir kikuk sembari menggaruk belakang kepalanya.
"Bersihin lagi pokoknya Yen !" mata Yuri melotot membuat Yena-sang pelaku- menenggak ludahnya. Ia rasa ada sebuah tanduk iblis tak kasat mata yang muncul di atas kepala Yuri.
"Iya kak... tapi aku mau pipis dulu.. udah kebelet nih.." dan Yena langsung ngacir kedalam salah satu bilik.
Untuk memperbaiki mood Yuri, mau tak mau Yena mengalah dan mengepel kembali lantai yang sudah ia kotori. Ya, memang ini salahnya juga berlarian tak melihat ada sebuah ember tergeletak didepanya.
"Hah... Udah nih kak—" Yena menaruh kembali tongkat pel di pojok toilet dan berjalan ke arah pintu. Namun tiba-tiba Yuri berdiri ditengah-tengah jalan keluarnya, menghadangnya dengan merentangkan tangan.
"Eits... tunggu dulu. Ambilin tas gue di kelas"
"Capek kak, lagian kan kelas kakak di lantai 2. Bisa gempor kaki gue.."
"Trus... Lu juga tega kalo liat gue pingsan di tengah jalan ? Gue juga capek Yen ngebersihin toilet sendirian dari tadi.."
Ya kalau begini ceritanya Yena tak bisa menolak. Lagian mungkin ini bisa bikin Yuri luluh sama dia.
"Yaudah iya.."
"Nah gitu dong.." Yuri tersenyum lebar dan menepuk-nepuk pucuk kepala Yena.
Cekleek....
Yena melongokan kepalanya kedalam kelas. Sepi.. Ia melihat sebuah tas tergeletak di meja, sau-satunya tas yang ada disana dan bisa di pastikan itu milik Yuri. Ia langsung mengambilnya dan bergegas untuk turun menghampiri Yuri yang masih menunggu nya di depan toilet.
Mungkin karena terlalu bersemangat, Yena tak berhati-hati ketika melangkah menuruni tangga. Membuat ia tersandung dan hilang keseimbangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️WATERMELON || YenYul [2nd Foodies Series]©
Fanfiction[2nd Foodies series Watermelon - YenYul™] Yena hanya gadis petakilan, itu yang awalnya Yuri pikiran. Sebelum hari-harinya berubah.. -Choi Yena -Jo Yuri Yenyul GirlxGirl Rank #1 - joyul #2 - Yenyul