16. Yena Bunuh Diri

1.6K 206 56
                                    


Terik matahari terasa menyengat kulit. Beberapa peserta didik bahkan telah banjir keringat. Tak terkecuali 2 gadis yang sedang menyandar pada pagar besi lapangan basket. Kali ini giliran siswa nya yang berlatih sedangkan para siswi istirahat di pinggir lapangan.

“Yen..”

Yujin sibuk mengelap keringat didahinya menggunakan ujung lengan baju, walau sudah berkali-kali mama nya pasti akan mengomel karena tingkah joroknya.

“Hng..”

Sedangkan Yena yang ditanyai hanya menjawab seadanya. Maklum dia capek dan ini masih jam pelajaran yang menjadikannya tak bisa ke membeli minuman.

“Gimana perkembangan nya ?”

“Paan ?”

“Hubungan lu sama Kak Yuri lah..”
Lama-lama Yujin jadi greget sendiri. Kenapa tiba-tiba temannya malah tak bertindak lanjut padahal Yuri sudah jelas-jelas membuka hatinya.

“Ya gitu...”

“Lama lu anjir.. keburu di tikung abang lu lagi..” Yujin mengingatkan tentang kejadian persaingan tak kasat mata yang dua bersaudara itu lakukan untuk mendapatkan hati gadis yang sama.




“Iya ntar juga bakal jadi—“ Mata Yena menyipit melihat seseorang di lantai 2 gedung yang tak jauh darinya tengah mengangkat ember yang sudah pasti berisi air.

Yena tadi melihat orang itu keluar dari ruang biologi yang di peruntukan untuk kelas 11. Memang tak heran jika ada beberapa anak yang membuang air bekas praktek langsung kebawah secara sembarangan. Katanya lab disitu memang sedang mampet. Dibawah lab biologi biasanya sepi karena hanya ada taman kecil yang sudah jarang di pakai, beberapa murid lebih suka berada di taman baru sekolah yang ada di dekat Hall.


Yena langsung berlari kencang ketika mendapati seorang gadis berdiri tepat di bawah lab biologi. Mengabaikan Yujin yang berteriak memanggilnya. Yang lebih penting adalah sampai disana sebelum sesuatu yang buruk terjadi.







Bruuk



Byuuurr~~



“Yen..” Panggil Yuri, gadis yang Yena dorong. Menatap tak percaya pada sosok didepannya yang basah kuyup.
Yena tak menjawab. Ia mengelap wajahnya dengan tangan dan mendongak ke atas.










“WOOOYY LIAT-LIAT KE BAWAH DONG NJING !! JANGAN NYIRAM SEMBARANGAN !!” amuk Yena tak peduli bahwa orang yang di teriakinya adalah kelas 11.





“Eh i-iya ma-maaf kak..”




Bahkan sang pelaku penyiraman salah mengira Yena adalah kakak kelas. Ya siapa yang tak takut di gas seperti itu, full capslock lagi kan.



“Lu gapapa kak ?” Nada suara Yena langsung berubah saat berhadapan dengan gadis manis didepannya.



“Gapapa.. tapi yen.. Lu jadi bau..”




“Eh...” Reflek Yena beralih mencium badannya sendiri.






Bau




BUSUK




Rasanya Yena ingin menangis.
Ia malu, berhadapan dengan sang pujaan hati dengan keadaan seperti ini.







“Gue bawa sabun kok.. bentar yah gue ambil, lu tunggu di toilet aja yah”




Dan senyuman itu mampu melunturkan kekhawatiran dalam hatinya.




























✔️WATERMELON || YenYul [2nd Foodies Series]©Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang