Chapter 11

97 37 32
                                    

Pagi sudah tiba, tapi aku tidak melihat Wei Ren dan Xie Kai. Sedangkan dimeja sudah tersedia sarapan juga catatan yang memberitahu bahwa mereka berdua sedang berjalan-jalan dipantai.

Aku menunggu mereka yang tak kunjung kembali sambil menonton tv. Setelah beberapa saat, aku melihat beberapa orang masuk villa dengan membawa kotak-kotak besar. Aku menghampiri dan melihat isi kotak, ternyata bunga tulip putih. Seketika aku pun mengerti situasi ini. Saat itu, Xie Kai masuk tapi tidak terlihat Wei Ren.

"Wei Ren dimana?" tanyaku pada Xie Kai

"Jangan khawatir dia ada disana" sambil menunjuk luar kearah villa yang tak begitu jauh dari villa ini.

Aku hendak melangkah kesana tapi Xie Kai menghentikanku dan berharap aku bisa membantunya memikirkan dekorasi seperti apa yang seharusnya dilakukan. Kemudian aku sibuk membantunya hingga hari sudah mulai gelap dan dekorasi selesai sepenuhnya. Ruang utama villa sekarang dipenuhi bunga tulip putih kesukaan Wei Ren serta cahaya lilin yang menerangi ruangan. Saat itu, Xie Kai datang menghampiri dengan setelan jas berwarna merah marun dan kemeja putih.

"Kau sudah siap?" tanyaku padanya

Xie Kai menatapku dengan tatapan yang sama seperti kemarin. Perasaan tidak nyaman mulai kurasakan kembali.

"Aku akan meminta Wei Ren kemari" lalu aku keluar menuju villa dimana Wei Ren berada.

Sepanjang perjalanan aku merasa tidak nyaman dengan tatapannya dan sedikit merasa gelisah. Tanpa sadar aku sudah didepan villa mengetuk dan memanggil Wei Ren tapi tidak ada respon apa-apa. Kemudian aku membuka pintu dan masuk.

Terkejut melihat apa yang kulihat, ruang villa ini dipenuhi dengan bunga mawar merah dengan karpet merah yang bertaburan bunga mawar dan samping kiri kanan dipenuhi bunga mawar serta lilin-lilin. Aku menelusuri karpet merah dan sampai dipusat, saat itu tv menyala dan menampilkan foto-fotoku serta aktivitas sehari-hariku mulai dari kampus, diluar bahkan dalam rumahku sendiri. Mataku bergetar karena terkejut dan takut, saat itu aku merasa seseorang hadir dibelakang dan berjalan perlahan kearahku. Kudengar suara langkah kakinya yang semakin mendekat. Aku memejamkan mataku dan memberanikan diri berbalik.

"Apa yang kau lakukan sekarang? Wei ren, dimana dia?" tanyaku dengan nada dingin tanpa terkejut orang itu adalah Xie Kai.

"Aku tidak tahu dimana dia. Yang aku tahu kau disini" menatapku sambil tersenyum lalu mencoba mendekatiku

Aku mundur menjauhinya dan menunjuk kearah tv "Kau mengawasiku selama ini?"

"Itu karena kau sulit didekati jadi aku tidak punya cara lain. Aku bahkan harus berpura-pura menjadi kekasih Wei Ren hanya untuk dekat denganmu." Xie Kai mendekatiku dan memegang kedua bahuku, menatap erat-erat kedalam mataku lalu tangan kanannya mulai bergerak kewajahku.

Aku menepis tangannya dan melepaskan diri menjauh darinya "Kau sudah gila. Ternyata perasaanku tidak salah dari awal. Kau memang tidak seharusnya kupercaya"

"Aku hanya menyukaimu, dari awal aku sudah menyukaimu tapi kau terus menghindar dariku. Bahkan tidak memberikan kesempatan untuk dekat denganmu karena itu aku melakukan ini semua. Aku mengawasimu karena terlalu merindukanmu dan berpura-pura pacaran dengan sahabatmu agar kau bisa menerimaku. Pada akhirnya semua tindakanku tidak sia-sia."

"Aku tidak pernah percaya padamu atau menerimamu sebagai teman" sambil menggenggam erat tanganku.

Xie Kai tersenyum melihatku "Yu Lin aku sudah mengawasi setiap gerak gerikmu. Apa kau pikir aku tidak memahamimu? Aku tahu kau berusaha mencari informasiku dan berpura-pura menerimaku menjadi teman hanya untuk mengorek informasiku. Tapi akhirnya kau menyerah, menerima dan percaya padaku. Bukankah begitu?" sambil mendekatiku.

Jantungku berdetak cepat dan aku melangkah mundur menjauhinya yang berusaha mendekatiku. Merasa bahaya aku segera lari keluar dan Xie Kai menangkapku dari belakang. Memelukku dengan erat dan mencium aromaku tubuhku seperti seorang psikopat. Aku meronta sekuat tenaga melepaskan diri lalu menginjak kakiknya dengan sepatu heelsku. Saat itu aku segera lari tapi pintu terkunci.

"Kau pikir bisa kabur dariku? Yu Lin... Apa kau pikir aku bodoh?" tersenyum dengan licik sambil mendekatiku.

Aku lari dari sana untuk mencari jalan keluar atau jendela tapi semua tertutup rapat dan terkunci. Dengan terengah-engah dan ketakutan aku kemudian mengambil pot bunga lalu memecahkan dan mengarahkan pada Xie Kai memintanya untuk tidak mendekat. Tapi dia sama sekali tidak peduli dan tetap mendekatiku bahkan dengan mudahnya menyingkirkan pecahan gelas dari tanganku lalu berusaha memaksa menciumku.

Aku meronta sekuat tenang menahannya tapi dia terlalu kuat bagiku seorang diri melawan. Xie Kai membaringkanku diatas sofa masih berusaha menciumku dan hendak melakukan sesuatu yang tidak pantas padaku. Air mataku mulai mengalir keluar dan aku sangat ketakutan. Saat itu juga suara petir menggelegar, dan saat itu juga aku melihat peluang untuk melawan.

Aku ambil pecahan beling dari lantai dan menusuk tepat didadanya. Dengan buru-buru aku bangun dari sofa dan melihatnya yang meronta kesakitan. Dengan keberanian aku menghampirinya untuk mengambil kunci tapi dia menggenggam tanganku lalu aku tusuk bagian belakang lehernya. Tak lama dia pun pingsan, segera aku ambil kunci lalu menjauh dari vila kembali ke vila sebelumnya untuk mencari Wei Ren. Dengan napas terengah-engah aku berteriak memanggil Wei Ren diikuti dengan suara petir yang menggelegar dan hujan deras diluar.

Aku mencoba menelpon Wei Ren sambil berkeliling mencarinya, lalu mulai terdengar suara ponsel dan aku mendekati ruang itu. Aku melihat Wei Ren terikat diatas tempat tidur dengan mulut yang dilakban, Wei Ren menangis saat melihatku dan aku buru-buru melepaskan ikatannya dengan tangan gemetaran. Lalu kami berdua kabur dari villa menuju dermaga. Dalam kondisi cuaca buruk kami berdua memberanikan diri mengendarai kapal sendiri.

Married Because Stalker (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang