Chapter 15

88 32 34
                                    

Sudah 3 hari aku memikirkan rencana gila itu. Tapi aku belum memutuskan sedangkan selama 3 hari ini aku terus mendapat pesan dari Xie Kai berupa foto-foto keseharianku. Sedangkan aku terus merasa tidak aman dan terkadang butuh obat penenang.

Tepat hari ini aku memutuskan untuk menerima ide gila orang tuaku. Saat tiba dirumah dan kembali ke kamar, aku melihat pesan dicermin yang ditulis dengan lipstik merah bertuliskan "Aku Merindukanmu". Sedangkan diranjang terdapat buket bunga mawar serta foto-foto saat aku sedang tidur. Sontak aku keluar dari kamar dan berteriak dengan panik memanggil semua pelayan untuk membersihkan kamar.

Ayah dan ibu datang menghampiri lalu melihat semuanya. Tepat saat itu aku segera menyetujui ide mereka untuk menikah dengan Han Dong Gun sambil menangis ketakutan. Ibuku segera menelpon psikiaterku untuk segera datang.

Sejak saat itu, kedua orang tuaku membicarakan perjodohan kepada Tn. Han. Bahkan Tn. Han memintaku untuk datang kerumah mereka untuk bertemu dengan Ny. Han serta Nenek Dong Gun. Awalnya aku merasa gugup tapi setelah bertemu rasa gugupku perlahan menghilang. Mereka sungguh ramah dan baik padaku, terasa seperti keluarga pada umumnya. Bahkan Ny. Han memasak makanan sendiri tanpa bantuan siapa-siapa lalu kami makan bersama seperti keluarga. Entah kenapa aku bisa merasakan kehangatan keluarga yang selama ini tidak kurasakan, mereka makan sambil mengobrol ringan dan tersenyum bahkan menceritakan masa kecil Dong Gun padaku.

Setelah makan Ny. Han dan nenek menunjukkan album foto Dong Gun yang masih kecil padaku dan kami tertawa bersama. Tepat saat itu Dong Gun pulang dan aku hanya terdiam melihatnya.

"Ikut aku keatas" katanya padaku lalu dia pergi.

Aku ragu untuk naik tapi nenek juga Ny. Han memintaku untuk tidak takut karena Dong Gun memang terlihat dingin tapi sebenarnya dia orang yang baik serta hangat.

"Kau akan mengerti nanti" kata Ny. Han padaku

Aku mengangguk mengerti lalu pergi keatas ke kamar Dong Gun. Aku mengetuk pintu lalu dia memintaku masuk. Sesaat kami hanya diam dan dia terus menatapku yang membuatku canggung.

"Kenapa kau setuju begitu saja dengan perjodohan ini?" tanyaku penasaran.

"Aku tidak pernah dekat dengan wanita dan ayahku terus memaksa untuk segera menikah. Karena itu aku menyetujuinya paling tidak kita pernah bertemu dan berbicara sebentar. Bagiku lebih baik begitu dari pada dijodohkan dengan wanita yang belum pernah kutemui." Jawabnya dengan dingin.

"Kau tidak bertanya alasanku?" tanyaku ragu

"Untuk apa aku bertanya hal yang sudah kuketahui. Selain bisnis apalagi alasan yang kau miliki, aku bahkan bisa melihat kau tidak tertarik padaku dan hal itu membuatku sedikit lega." Jawabnya

Aku menatapnya dengan merasa bersalah karena ada alasan lain yang tidak bisa kuberitahu padanya.

"Maaf aku sudah mengacau hidupmu tapi aku janji akan berusaha menjadi istrimu dengan baik seperti ibumu. Aku akan melakukan semua tugas dengan baik kecuali tidur bersama. Apa kau setuju?" tanyaku sambil melihatnya

"Tentu saja" jawabnya

Aku merasa lega mendengarnya lalu mengangkat tanganku untuk berjabat dengannya sebagai tanda kami berdua sudah setuju.

"Kau belum makan bukan? Aku akan menyiapkannya untukmu" lalu pergi menyiapkannya.

Sejak itu aku dan Dong Gun resmi menjadi pasangan hampir setahun lamanya sebelum memutuskan menikah. Selama pacaran aku lebih sering menghabiskan waktu dirumahnya bersama nenek dan ibunya. Entah itu belajar memasak, merangkai bunga atau hanya sekedar mengobrol dan saat malam Dong Gun akan mengantarku pulang.

Aku juga terkadang datang kekantornya untuk membawa makan siang, tentu saja setelah mendapat izin darinya. Sejak saat itu Xie Kai berhenti mengirim pesan atau menggangguku. Tak disangka dihari pernikahanku Xie Kai kembali mengirim bunga dengan kartu ucapan.

Married Because Stalker (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang