08

1.1K 174 0
                                    

"Mau pegangan tangan nggak, dek?"

Kamu menoleh kaget. Keningmu berkerut. Kamu menatap tajam ke arahnya. Karena kamu berpikir bahwa dia cuma mau modus doang.

"Eh, kamu jangan salah paham loh dek."

Dia buru-buru memberikan penjelasan setelah melihat reaksi yang kamu berikan.

"Aku bukannya mau modus. Yah, jaga-jaga aja. Kalau kamu ngerasa takut, kamu boleh genggam tangan kakak. Gitu, dek." Ucapnya pelan dan hati-hati.

"Maaf deh." Gumammu.

Kamu berujar sangat pelan tapi Seungyoun masih bisa mendengarnya.

"Kamu beneran mikir aku modus ya dek?"

"Nggak." Elakmu cepat.

Setelah itu kamu mengalihkan pandanganmu. Kamu memilih fokus menonton film yang telah diputar sejak lima menit yang lalu.

Saat kamu merasa adegan film itu menakutkan, kamu langsung menutup muka menggunakan kedua tanganmu. Sedangkan Seungyoun yang duduk di sampingmu hanya melirikmu.

Dia diam-diam selalu memperhatikanmu. Tangannya bergerak ke arahmu. Dan kamu bisa merasakan telapak tangannya menyapu wajahmu.

Dia berinisiatif menghalangi matamu agar nggak melihat hal-hal yang akan membuatmu ketakutan. Kamu hanya menerima perlakuannya. Nggak sama sekali terbesit di pikiranmu untuk menolak.

Kok makin serem gini filmnya, batinmu.

Kamu nyesel karena nolak ajakan Seungyoun buat pulang tadi. Nyesel banget. Pikirmu filmnya nggak akan seserem itu.

Kamu beneran nggak bisa diem. Kakimu gerak-gerak terus. Bahkan, sejak tadi kamu berusaha menutup mata dan sesekali menutup telingamu saking takutnya.

"Dek!"

Suara itu berhasil membuatmu menoleh.

"Ini kapan selesainya, kak?" Cicitmu.

"Bentar lagi."

"Tadi aku ajakin pulang tapi kamunya nggak mau."

"Ya kan sayang udah terlanjur beli tiket."

"Kalau sama aku sayang nggak?"

"Kak, jangan bercanda!"

Dalam ruangan yang gelap itu, kamu bisa lihat dia senyum-senyum. Dan dia masih saja betah menatapmu. Kamu mengalihkan pandanganmu karena nggak nyaman.

......

Malam itu, kamu nggak bisa tidur. Kamu beneran nggak berani memejamkan mata. Pikiranmu masih tertuju ke sana. Ke teater bioskop.

Waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam. Tapi kamu masih terjaga walaupun sebenarnya kamu udah ngantuk berat. Bahkan lampu kamarmu sengaja kamu nyalakan walaupun kamu lebih suka tidur tanpa adanya cahaya lampu.

Saat itu kamu mendapat panggilan telepon dari Seungyoun. Tanpa lama-lama berpikir, kamu langsung aja menjawab panggilannya.

"Eh, ternyata kamu belum tidur ya?"

"Nggak bisa tidur, kak."

"Kenapa?"

"Ini mau merem aja nggak berani."

Setelah kamu mengatakan itu, kamu dengar dia ketawa.

"Kok ketawa?"

"Abisnya kamu lucu, dek."

"Kak!"

"Iya, iya kenapa dek?"

"Aku kapok. Nggak mau lagi nonton horor. Apalagi kalau nontonnya sama kakak. Nggak mau."

"Kok gitu?"

"Diketawain mulu sih."

Setelah itu, dia ketawa lagi.

"Tuh kan. Ih ngeselin banget."

"Ih gemesin banget."

"Kakak!"

"Iya, adek."

Hening. Kamu diem aja. Nggak mau bales ucapan Seungyoun.

"Dek! Kamu udah tidur?"

"Belom."

"Yaudah aku temenin deh sampe kamu tidur."

Dan malam itu adalah kali pertama kamu ngobrol sama Seungyoun lewat telepon. Karena selama ini kamu nggak mau jawab telepon dari dia. Nggak nyaman aja buatmu.



- M A N T A N -




Ternyata aku lupa belom up hehe

MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang