17

1K 165 0
                                    

Setelah kejadian malam itu, Seungyoun nggak lagi mengirimu pesan, nggak lagi menghubungimu, dan nggak lagi menemuimu. Karena kamu sudah mewanti-wanti dia untuk tidak melakukan hal yang biasa dia lakukan padamu sebelum kamu sendiri yang menghubungi Seungyoun. Alasannya, kamu masih butuh waktu sendiri untuk berpikir. Memikirkan mengenai pengakuan Seungyoun waktu itu. Memikirkan jawaban apa yang akan kamu berikan padanya.

Karena perkuliahan sudah mulai libur, kamu beneran nggak ngapa-ngapain di rumah. Yang kamu lakukan cuma keluar-masuk kamar dan mondar-mandir nggak jelas. Kamu jadi lesu. Kamu terus kepikiran Seungyoun yang suka sama kamu. Dan kamu bingung sama perasaanmu sendiri.

Kalau dibilang nyaman, iya. Kalau dibilang suka, iya. Tapi kalau cinta, kamu nggak tahu. Kamu cuma suka karena dia baik banget sama kamu. Kamu sering diajak jalan sama dia, pernah juga dibeliin sesuatu pas malem-malem. Kamu cuma bersyukur karena bisa kenal manusia sebaik dia.

Tapi yang bikin kamu sebel cuma satu, mama kamu. Iya, selama beberapa hari ini yang diobrolin cuma seputar Seungyoun. Kayak,

Seungyoun kok nggak pernah ke sini lagi?

Nggak jalan sama Seungyoun?

Kamu marahan sama dia?

Kamu capek dengernya. Rasanya pengen banget kamu sumbat telingamu pake kapas biar nggak denger ocehan dari mama kamu.

Kamu bingung mau cerita ke siapa. Kalau ke kakakmu, rasanya gengsi. Masalahnya ini tentang mantan pacarnya yang kini mendadak bilang menyukaimu. Dan sebenarnya, kamu bukan tipe orang yang suka berbagi cerita ke orang lain. Kamu akan lebih memilih merenungkan semuanya sendiri di dalam kamar. Seperti saat ini.

Kamu mengusak rambut dengan kasar hingga mambuatnya berantakan. Kamu nggak bisa terus begini, mengurung diri di rumah untuk menghindari Seungyoun. Dan membiarkan mamamu terus menodong pertanyaan seputar Seungyoun. Kamu bisa gila jika seperti ini terus.

Sudah hampir seminggu tapi kamu nggak sekalipun menghubungi lelaki itu. Mungkin lelaki itu sama bingungnya denganmu saat ini. Tapi yang kamu lakukan cuma sibuk memikirkan diri sendiri.

Kamu mengumpulkan tekad untuk menelpon Seungyoun hari itu.

Panggilan pertama nggak diangkat.

Panggilan kedua masih nggak ada jawaban.

Hingga pada panggilan yang ketiga pun tak kunjung mendapat jawaban dari sebrang sana. Hanya berdering. Itupun sudah cukup lama. Kamu pasrah dan hendak mengakhiri panggilan secara sepihak. Tapi, tiba-tiba terdengar suara sapaan dari sebrang.

"Hai dek!"

"Eh, hai kak!"

Nggak tahu kenapa, tapi kamu benar-benar gugup saat ini.

"Kenapa?"

"Ada yang pengen aku omongin. Boleh ketemu?"






- M A N T A N -

MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang