Acha shock melihat layar laptopnya, Tujuh ratus juta rupiah.
Cincin yang diberikan Adhitama padanya itu senilai tujuh ratus juta rupiah, padahal sebelumnya Acha mengira harga cincin itu tidak lebih dari 15 juta.
Dia tidak begitu paham harga berlian, karena sejak kecil dibesarkan Ayahnya tanpa pernah mengenal perhiasan.
Ibunya meninggal saat melahirkannya dan Ayahnya adalah satu satunya keluarga yang ia miliki .Saat ayahnya meninggal melalui surat wasiatnya Acha jadi tahu bahwa ia tidak sebatang kara. Menyelesaikan wasiat dari ayahnya mengantarkan Acha ke tempat saudara seayahnya.
Kakak laki laki dan seorang Mama tiri yang luarbiasa baik karena menginginkan ia memanggilnya Mama dan menjadikannya putri yang tidak pernah dimiliki Mama Ayu.
Akhirnya Acha memiliki seorang mama, setelah dari kecil tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu.
Ditambah seorang kakak ipar dan keponakan yang lucu lucu membuat hidup Acha sempurna.
Namun kesempurnaan itu memudar saat Acha menerima proposal ta'aruf dari Adhitama, melewatkan perkenalan singkat Acha memutuskan untuk menerima lamaran dan pertunangan mereka.Kakaknya Andre sangat mendukung keputusannya, apalagi secara financial Adhitama jauh lebih makmur jika dibandingkan keluarganya, meski kakaknya bisa dikategorikan sebagai pengusaha furniture yang cukup sukses namun kemakmuran Adhitama jauh diatasnya.
Sampai hari ini pun Acha tidak pernah tahu apa yang menyebabkan Adhitama memilihnya, karena dirinya tidak seglamour para wanita yang biasa mengelilingi Adhitama.
Acha sangat menyukai anak kecil, ia sangat suka mengajar. Itulah yang membuatnya mengambil kuliah FKIP dan bercita cita menjadi Guru.Wanita yang mengelilingi Adhitama semua terawat, sedangkan Acha melakukan perawatan hanya saat diajak Ais kakak iparnya ke salon setiap kali ia pulang saat dulu masih tinggal dipondok pesantren, dan itu berarti hanya setiap liburan semester, libur lebaran dan libur iedul adha.
Adhitama pria yang baik, ia pengertian, lemah lembut dan kata Fitri sahabatnya, Adhitama tajir karena keluarganya mempunyai usaha keluarga dibidang perkapalan.
Bersama Adhitama, Acha nyaman. Bukan saja karena seluruh perhatian Adhitama untuknya namun Adhitama menyukainya apa adanya, dulu saat acara lamaran digelar Acha menuruti kakak iparnya untuk sedikit merias diri meskipun tipis dan saat acara berakhir tubuhnya panas dingin saat Adhitama berbisik ditelinganya bahwa ia lebih cantik tanpa semua pulasan make up palsu itu.
Bisikan mesra itu adalah hal terakhir yang terjadi padanya karena saat pernikahannya Adhitama dan rombongannya tidak pernah datang.
Acha sangat malu pada Kakaknya, pada mama barunya bahkan seluruh dunia.Namun dukungan dari keluarga adalah segala galanya, saat ia menangis tidak ada celaan yang datang padanya, kakaknya Andre dan Mama hanya bertanya Apakah Acha masih suci? saat Acha mengangguk Mama memeluknya dengan penuh kasih, sambil berdoa bahwa Acha akan mendapat suami yang lebih baik dari Adhitama, karena Acha wanita yang luarbiasa.
Andre yang biasanya kaku bahkan memeluknya dan mengusap punggungnya dengan sayang sambil berkata tidak ada yang perlu ditangisi karena Acha tidak melakukan perbuatan yang dibenci Allah dan Rasulnya.
Jodoh adalah rahasia Allah, jodoh adalah hak prerogatif Allah dan manusia hanya bisa berikhtiar untuk menjemputnya.
Rasa malu itu bahkan sampai kini masih ia rasakan saat mengingat betapa banyak tamu dan kolega yang hadir, meski kakaknya dengan tegar tetap mempersilahkan kepada tamu yang hadir untuk tetap menikmati hidangan meski pengantinnya urung menikah.Saat hidangan masih melimpah Andre bahkan mengirim mobil untuk menjemput anak anak di Panti Asuhan tempat Ais dulu dibesarkan.
Intinya pada hari itu mama dan kakaknya tegar, mereka tidak menganggap apa yang terjadi pada Acha sesuatu yang memalukan.
Bahkan saat Ais dengan emosi meminta Andre melakukan perhitungan dengan Adhitama, kakaknya itu dengan sabar menjelaskan bahwa itu adalah hal yang konyol karena tidak ada yang bisa dijadikan untuk bisa menjadi tuntutan untuk menuntut Adhitama.
Kasih sayang Andre, Ais dan Mama ayu menjadi semangat Acha dalam menyelesaikan studinya, Acha lulus Cumlaude. Meski secara finansial tidak pernah kekurangan karena tranferan bulanan dari Andre selalu lebih dari cukup, namun disinilah Acha sekarang , mengajar di sebuah SDIT yang berada dipinggiran kabupaten Bantul, pengabdian yang berbonus menyenangkan karena Acha selalu senang dengan anak kecil.
Saat melihat angka 700 juta yang ada dilaptopnya Acha menduga mungkin menurut Adhitama nilai berlian itu seharga dengan semua kerugian yang Adhitama tinggalkan untuknya, sehingga pria itu bahkan tidak pernah meminta maaf padanya.
Wajahnya masih pias saat fitri teman guru yang mejanya ada disebelahnya masuk ruangan.
Fitri panik saat melihat Acha pucat dan terlihat seperti orang tercekik."Acha, istighfar Acha, kau pucat sekali, tarik nafas panjang, keluarkan, tarik nafas panjang keluarkan," ucap Fitri sambil mengusap punggung acha.
Jika tidak sedang dalam kondisi saat ini mungkin Acha akan tertawa karena instruksi Fitri mirip dengan instruksi menunggu orang yang akan melahirkan.
Namun saat ini, Acha bersyukur punya teman yang perhatian seperti Fitri.
"Tarik nafas panjang, keluarkan, ulangi sekali lagi, Oke itu bagus, kau tidak akan pingsan Acha, sekarang ceritakan padaku pelan pelan," kata Fitri sambil mengangsurkan segelas air putih.
Acha nampak kelihatan lebih tenang dan segar setelah minum, nafasnya mulai teratur.
"Aku menjual cincinku di OLX."
"Cincin yang mana, masyaa allah bukan cincin yang itu kan?"
Acha mengangguk.
"Emh, menurutku itu bagus. Aku bisa mengerti kenapa hal ini seperti nya hal besar bagimu. Kau sudah memakai cincin itu sebagai bandul kalung yang tidak pernah kau lepas dari lehermu selama 6 tahun terakhir, mungkin sekarang saatnya kau menata kembali hidupmu," ata Fitri sambil menangkup tangan sahabatnya itu.
"Nah, jadi tidak usah syok begitu, kita beli soto y...."
"Seharga 700 juta."
"Berapa?" Fitri menoleh dengan mulut ternganga. "700juta?"
"Iya, 700 juta."
"Fit, aku merasa mau pingsan."
"Aku juga cha."
"Kita tidak boleh pingsan bersama Fit, tarik nafas panjang panjang, keluarkan, mari kita kembali pada dunia kita, ada 30 buku siswa berisi PR bahasa inggris yang harus aku koreksi."
"Baiklah, tarik nafas panjang, keluarkan, uangnya banyak sekali cha, untuk apa uang sebanyak itu ?"
"Saat menduga harga cincin itu seharga 15 juta, aku ingin mewakafkan uangnya untuk membeli Alquran Tikrar yang akan memudahkan anak anak tahfidz. Namun setelah mengetahui nilainya 700 juta aku ingin melunasi pembayaran pembebasan tanah yang akan digunakan untuk rumah tahfidz sekolah kita....beserta dengan bangunannya mungkin uang itu akan cukup." jelas Acha dengan mata berbinar binar.
"Acha, bagaimana mungkin kau tidak tahu harga cincin itu?"
"Aku tidak pernah bertanya dan aku tidak perduli, buatku cincin itu adalah tanda dia menyukaiku dan siap menikahiku," jawab Acha lirih karena teringat bahwa pria yang memberinya cincin itu tidak pernah datang untuk menikahinya.
Fitri mengenggam tangan Acha sebelum akhirnya berkata," Sudahlah cha , itu sudah berlalu , kau masih muda, baru 24 tahun, sekarang kau sudah dewasa, tinggalkan cincin itu dan kenangannya, kau berhak menata masa depanmu lagi, OK?"
Acha mengangguk dan tersenyum lemah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cincin untuk Acha
Roman d'amourAcha menjual cincin pertunangan dari pernikahannya yang gagal, sejak ditinggalkan oleh calon suaminya pada hari pernikahannya , Acha mengalami berbagai hal yang menyakitkan, dan saat melihat mantan calon suaminya sudah melanjutkan hidup dengan meng...