Saat sholat ashar sudah selesai , Acha menarik nafas dengan lega saat melihat Adhitama sudah tidak ada dimasjid .
Aaah, semoga dia bosan menungguku dan akan kembali esok pagi, karena esok pagi Acha akan melepas bandul cincin itu kemudian dimasukkan ketempat cincin untuk diserahkan pada Adhitama, dan dia aman karena Adhitama tidak akan tahu jika selama ini ia selalu memakai cincin itu.
Saat keluar dari masjid ada sesuatu yang menarik tangannya, Acha spontan berbalik dan matanya terbelalak terkejut.
" Urusan kita belum selesai Cha!" Adhitama tersenyum kaku, saat Acha berusaha melepaskan pegangan tangannya.
"Aku tidak ingin kau melarikan diri, aku mau cincinku."
Acha pucat pasi, tidak menyangka Adhitama akan menuduhnya seperti itu.
"Aku tidak melarikan diri,Adhit."Adhitama memicingkan matanya namun tidak mengendurkan pegangan tangannya .
Apakah ia salah berkata kata sehingga wajah Acha sedemikian pias. Tentu saja jika apa yang dikatakan temannya Acha, siapa tadi namanya Fitri, ya Fitri, Acha menyimpan cincin itu dilaci pakaian dalamya paling belakang yang berarti gadis itu harus pulang untuk mengambilnya dan Adhitama mulai kehabisan kesabaran dengan permainan gadis itu.Jika Acha meninggalkannya disini, dia akan kehilangan jejak dan tidak punya jaminan karena semua uang pembayaran sudah ditranfer, dan Acha hanya memanggilnya Adhit saat gadis itu merasa terdesak, terintimidasi dan tidak nyaman, karena ketika nyaman Acha dulu selalu memanggilnya dengan tama.
"Aku perlu mengambil motorku dan lepaskan tanganku, kau membuat kita menjadi tontonan." ucap Acha sambil mendesis.
Adhitama memandang ke sekelilingnya dan memang ada beberapa walimurid yang tengah menunggu waktu menjemput anak mereka dan memandangi mereka berdua dengan tatapan ingin tahu.
"Aku tidak perduli jadi tontonan, jika perlu aku akan menggendongmu untuk masuk dalam mobilku."
Wajah Acha merona merah semerah tomat membayangkan digendong oleh Adhitama.
Sebenarnya Acha bisa melepas bandul cincin itu dikamar mandi putri, namun saat kepulangan seperti saat ini kamar mandi selalu ramai akan anak anak, dan tadi Fitri sempat keceplosan dia menyimpan cincin itu dilaci baju, jadi melepas cincin itu saat dirumah adalah hal yang seharusnya ia lakukan agar Adhitama tidak tahu kebenarannya.
Sambil menarik nafas panjang akhirnya Acha berkata," aku janji tidak akan melarikan diri, aku hanya akan mengambil motorku dan kau bisa mengikutiku."
"Berapa plat nomor motormu? " tanya Adhitama skeptis, karena dengan baju dan seragam jelek itu semua guru putri yang ada disekolahan ini terlihat sama dari belakang.
"AB 3812 AA, sekarang lepaskan tanganku. aku ingin urusan ini cepat selesai," ucap Acha sambil menarik tangannya.
Acha bergegas berjalan menuju ruang guru dan Adhitama dengan kecut mulai memakai kaoskaki dan sepatunya.
sepanjang perjalanan menuju mobilnya banyak bibir tersenyum dari walimurid nya Acha, benar benar ramah khas Yogya.Adhitama menjalankan mobilnya pelan pelan saat vario putih bernopol yang disebutkan Acha tadi melintas keluar pagar sekolah.
AB 3812 AA, sepertinya ada yang familiar dengan nomor itu, tapi apa ya, bisik hati adhitama sambil terus menempel dibelakang motor itu, Adhitama tidak mau kehilangan jejak.
Diluar bayangan Adhitama, Acha mengendarai motor itu dengan pelan sambil sesekali melirik spion memastikan Adhitama tidak ketinggalan sambil sesekali membalas sapaan ramah warga yang terlewati dengan anggukan dan senyuman.
Saat motor itu berbelok menuju rumah mungil dengan halaman luas yang rimbun, Adhitama akhirnya menyadari 3812 adalah tanggal pernikahannya dengan Acha yang gagal terlaksana, apakah AA singkatan dari Adhitama Acha, sepertinya itu kebetulan atau itu adalah kado pernikahan Acha, yang meski pernikahan urung dilakukan namun hadiahnya sudah terlanjur di kirim, dan Acha tetap memilih memakai motor itu?
Adhitama tersenyum miring memikirkan kemungkinan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cincin untuk Acha
RomanceAcha menjual cincin pertunangan dari pernikahannya yang gagal, sejak ditinggalkan oleh calon suaminya pada hari pernikahannya , Acha mengalami berbagai hal yang menyakitkan, dan saat melihat mantan calon suaminya sudah melanjutkan hidup dengan meng...