Berjuang mengendalikan reaksi fisiknya terhadap wanita ini, Adhitama menunduk menatap mata lebar Acha dan menyadari kilatan yang membutakan bahwa wanita ini betul betul tidak tahu bahwa ia yang membeli cincin itu.
Ah, tentu saja bukankah tadi pagi ia menawar cincin itu memakai nama Helen.
Saat menatap mata Acha berkaca kaca, Adhitama merasa ada seseorang yang meninju uluhati nya, dari dulu Acha sering mengejutkannya dan hari ini Acha kembali mengejutkannya.Adhitama menarik nafas dalam dalam, Acha tidak menjual cincin itu untuk mengirim pesan padanya, Acha menjual cincin itu karena Adhitama telah menyakiti hati Acha.
Saat inilah Adhitama merasa sangat bersalah karena bersikeras mengambil cincin ini sendiri, ini tidak mudah baginya dan tidak adil untuk Acha.
" Kau sudah mendapatkan 700 juta uangku dalam rekeningmu," ucap Adhitama tenang dan bertekad menyelesaikan masalah ini secepatnya.
" Aku datang untuk mengambil cincinku."Kemudian Adhitama mengamati mata Acha yang syok berubah menjadi lebih gelap.
Terdengar suara bel berbunyi.
Sambil mendesah Acha berkata," Maafkan aku, bukan bermaksud mempersulitmu, tapi aku masih harus mengajar satu jam pelajaran kemudian aku akan serahkan cincinmu."Acha bergegas setengah berlari menuju kelasnya, paru parunya terasa menyempit, gelagapan menyedot oksigen hingga tiba didalam kelasnya.
Adhitama yang membeli cincin itu? Apakah untuk wanita cantik yang kemarin diwawancarai itu? siapa namanya , Mara eh, bukannya Nara ya.
Kenapa tidak terpikir bahwa Adhitama yang akan membeli cincin itu, bodohnya dirinya , kata Acha sambil memijit pelipisnya.
Dia tidak pernah berpikir kalau pembelinya Adhitama, karena Adhitama tidak mungkin berkeliaran di barang bekas OLX. Ketika konsekuensi perbuatannya menghantam nya, Acha menggeleng pelan, karena bukannya mengenyahkan Adhitama dari hidupnya dia justru membawa kembali pria itu dalam hidupnya.
Ketika sekilas tadi melihat Adhitama didepan pintu pagar, ia hampir pingsan dan sempat berpikir Adhitama akan menghampirinya dan mengatakan bahwa ia berubah pikiran, ia menyesal dan ia meminta maaf karena tidak datang saat pernikahan mereka. Ternyata itu hanya ada dalam imajinasinya saja, karena tidak ada permintaan maaf dari wajah Adhitama.
Seharusnya tadi langsung ia serahkan saja cincin itu pada Adhitama, tapi dengan demikian Adhitama akan melihat bahwa ia tidak pernah menyimpan cincin itu tapi dia memakai cincin itu, bukan ditangan melainkan sebagai bandul kalung, bahkan saat ini pun tangan Acha memegang bagian atas perutnya tempat bandul itu terpasang, tertutup dibalik jilbab dan bajunya.
Setelah sepersekian menit Acha tidak mengucapkan salam untuk membuka kelas seperti biasanya , Adam akhirnya maju ke depan.
"Miss Acha tidak apa apa?"
"Iya miss, anda seperti habis melihat pocong," ucap siswa lainnya.
Acha tersenyum kemudian membalasnya dengan usapan lembut dikepala muridnya itu.
Setelah menarik nafas panjang, akhirnya Acha berdiri dan membuka pelajaran hari itu, Adam dengan patuh kembali ke kursinya.
"Nah teman teman, buka buku bahasa Inggris kalian halaman 12 dan kita lanjutkan pelajaran kita, hari ini kita akan..."
Terdengar bunyi kertas dibalik, dengungan obrolan dan tiba tiba terjadi keributan dari arah belakang.
"Aow, Arfan memukulku miss,
suara Haris berteriak sambil berlari kedepan.
Acha menarik nafas panjang sambil memegang keningnya, pelipisnya berdenyut. Ya Allah, masalah mendisiplinkan siswa adalah hal terakhir yang ia inginkan saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cincin untuk Acha
RomansaAcha menjual cincin pertunangan dari pernikahannya yang gagal, sejak ditinggalkan oleh calon suaminya pada hari pernikahannya , Acha mengalami berbagai hal yang menyakitkan, dan saat melihat mantan calon suaminya sudah melanjutkan hidup dengan meng...