First Sight For The End Sight

49 1 0
                                    

Kupikir waktu itu kita punya getar yang sama, ketika tanganku dan tanganmu berjabat lalu saling bertukar nama.

Kupikir saat itu momen yang istimewa, ketika aku dan kamu berdiri berdampingan dalam satu frame yang sama.

Kupikir saat itu kamu memang sengaja, menghampiriku di tengah keramaian orang-orang yang saling bersua.

Kupikir saat mata kita saling bertemu, kita sedang mencari perhatian yang sama.

Kupikir semua yang terjadi itu adalah tanda untuk perasaan yang terasa berbunga-bunga.

Kupikir hari itu adalah pertemuan pertama sekaligus pertemuan terakhir kita. Sampai akhirnya aku tidak menyangka, hari ini kita masih saling tahu kabar meski hanya lewat media.

Tapi kamu selalu bermain dengan teka-teki. Yang ketika aku mengikutinya, aku tidak pernah menemukan jawabannya.

Kamu seperti mengajakku berkeliling dalam sebuah labirin, tapi kamu tidak pernah memberi tahuku arah mana yang benar untuk menemukanmu.

Kamu selalu sembunyi dibalik diammu, hatimu seperti membeku tak merasakan apa-apa.

Kamu selalu dengan sikap misteriusmu, bersikap seolah-olah tidak ada rasa yang berbeda.

Tapi sebenarnya ada yang lebih jujur dan lebih mudah dibaca daripada hati. Hati selalu bisa menolak. Hati selalu bisa tidak mengakui. Tetapi mata akan selalu memancarkan kejujuran dan apa yang diinginkan oleh hati. Sayangnya, mata kita tidak pernah bisa saling bertatapan lagi.

Andai bisa lagi bertatap mata.
Andai bisa bersua lebih lama.
Andai ada pertemuan ke-dua dan selanjutnya.
Aku bersedia bersabar agar bisa membaca apa yang kau rasakan sebenarnya meski itu hal yang membuatku kecewa.

Tentangmu Dariku, Untukmu.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang