Aku masih layak, untuk tidak disakiti.

32 0 0
                                    


Sudah setahun, sudah banyak waktu terlewati dari hari dimana kamu memutuskan untuk melangkah pergi. Masih terngiang kalimat apa yang kamu ucapkan sebagai alasan berhenti dari perjalanan dan penantian yang dulu kamu minta sendiri.

Katamu, kamu tidak ingin menghabiskan waktu. Kamu mau saja mempertahankan semuanya, tapi kalau nanti akhirnya tidak bisa bersama, untuk apa menunda-nunda perpisahan yang nantinya akan terjadi juga. 

Kamu meninggalkanku seolah aku tidak pernah sama sekali jadi bagian yang pernah berarti untukmu. Kamu dengan sangat amat cepat bahkan, menggantikanku dengan yang lain.

Iya, kamu memang lebih punya banyak kesempatan mendapatkan seseorang yang lebih baik. Kamu bisa bersama dengan siapapun yang kamu mau, tapi tidak dengan aku.

Kamu tidak tahu bagaimana aku bertahan menghindari seseorang lain datang untuk mengisi hati, ketika berbulan-bulan aku dan kamu tidak bisa saling berkomunikasi. Kamu tidak tahu bagaimana rasanya menjaga hati untuk seseorang yang kamu sayangi. Sebuah perjuangan yang akhirnya kamu khianati.

Sejak saat itu, patah hati itu menjadi patah hati yang abadi. Aku tidak lagi merasa percaya diri untuk.. untuk layak kembali dicintai. Tidak kubiarkan seseorang lain datang untuk menyayangi, kututup pintu hatiku dari seseorang yang mau menyembuhkan. Kujauhkan hatiku dari seseorang yang mau membuatku bahagia. Kubiarkan banyak orang datang dan kubiarkan juga Ia pergi dengan patah hati.

Lalu kemudian aku berpikir, satu-satunya hal yang membuatku kembali percaya adalah dengan dicintaimu kembali. Walaupun dalam prosesnya aku masih tetap jatuh dan terluka berkali-kali. 

Sampai akhirnya aku menyadari, yang kulakukan hanya menyakiti diri sendiri. Buat apa lagi menyayangimu sedang kamu sudah berhenti peduli. Mungkin, aku memang merasa tidak percaya diri untuk layak dicintai, tapi aku masih layak, untuk tidak disakiti.





Tentangmu Dariku, Untukmu.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang