"dokter tau aja kalau saya jomblo" ucap Angga sambil menggaruk-garukan kepalanya yang sebenarnya tidak gatal sama sekali.
Sirine ambulance berbunyi sangat kencang sekali didepan dan riuh orang-orang yang berteriak bercampur aduk dan terdengar sedikit kacau.
Kami bertiga langsung keluar sambil berlari, ternyata ada korban luka tusuk, dan jumlahnya ada 5 orang, itu membuat UGD sangat sibuk sekali. Perawat-perawat semuanya langsung bertindak. Rupanya itu adalah keluarga yang merupakan korban perampokan, mobil mereka dibawa kabur oleh si perampok. Semua orang yang dimobil ditusuk dengan pisau dapur. Peristiwa ini sedang di urus oleh pihak kepolisian, kami sebagai dokter hanya bertugas untuk menyelamatkan pasien dari kondisi kritis ini.
3 dari 5 orang sudah dinyatakan meninggal dunia akibat kehabisan darah diperjalanan, dan tersisa dua orang lagi, sepertinya ini adalah dua orang kakak beradik, kami berusaha semaksimal mungkin untuk meenyelamatkan nyawanya, setelah beberapa jam kami membersihkan luka tusuknya dan memberikan obat anti nyeri.
Mereka akhirnya dipindahkan keruang rawat inap, dua-duanya berhasil diselamatkan. Malam itu adalah malam yang menegangkan bagiku. Dokter Rio, Angga dan aku sangat berkeringat dan kutau bukan cuma aku yang jantungnya berdebar-debar kencang.
Selepas dinas malam, aku pulang dengan wajah yang sembrawut sekali. Belum sempat mandi aku kembali ke apartemen, kurasa mandi disana saja. Hari ini aku mengahabiskan waktu dengan tidur, karena badanku terasa remuk mungkin belum terbiasa. Hari ini aku juga kebagian dinas malam, tetapi bersama dokter Diana dan dokter Tresna. Aku hanya terbangun untuk makan dan waktu solat saja. Setelah menunaikan solat magrib aku berangkat untuk bekerja lagi. Pegal yang ini saja masih belum hilang ditambah sekarang harus bergadang lagi.
Sesampainya dirumah sakit, diruangan dokter hanya ada aku dan dokter diana.
"dok bukannya kita dinas bertiga ya?"
"dokter tresna kan sedang cuti melahirkan" jawabnya singkat sambil memainkan komputer lipat di mejanya.
"jadi sekarang kita hanya dinas berdua saja?, kemarin banyak pasien luka tusuk. Kami bertiga padahal laki-laki semua tapi rasanya sangat capek sekali"
"jadi laki-laki itu jangan lembek" dia malah mengejekku.
"bukannya lembek dok, tapi memang melelahkan sekali, apalagi sekarang hanya berdua"
Namun tidak ada jawaban dari sana, dia sedang sibuk mengerjakan laporan. Jadi aku keluar saja agar tidak mengganggunya.
"dok, ada pasien luka bakar yang baru saja datang" salah satu perawat menghampiriku.
"aku panggil dokter diana saja ya, aku masih belum bisa menangani luka bakar"
Aku berlari keruangan dokter untuk memanggil dokter perempuan yang terkadang baik dan terkadang jutek itu.
Aku tidak mengetuknya dan langsung masuk saja.
"dok, disana ada pasien luka bakar, tolong tangani, saya masih belum terbiasa"
"kamu saja yang tangani, kalau memang sudah tidak bisa kamu tangani baru panggil saya"
"tapi dok" akupun ragu.
"sudah tidak apa-apa, waktu kamu internship pasti sudah diajari dasar-dasarnya kan?"
Aku kembali ke UGD untuk menangani sendiri, kira-kira luka pasien itu sekitar 40% tidak teralalu buruk untuk ditangani sendiri, tiba-tiba dari belakang dokter diana ikut membantuku.
"katanya tadi menyuruhku untuk menanganinya sendiri"
"saya hanya ingin membantu" ucapnya sembari mengambil kain kassa.
Setelah luka pasien sudah selesai dibersihkan, ponselku bunyi ternyata dari Sari, dia mengirimkan pesan yang isinya hanya tiga kata saja.
[semangat kerjanya Ali]
[iya]
Tiba-tiba dia menelpon, dan menggerutu di telpon.
"kenapa Cuma iya balesnya? kamu sibuk?"
"walaikumsalam, aku lagi dikamar mandi, susah ketiknya, kamu lagi dimalaysia kan?"
"eum assalamualaikum, tapi kan bisa ketik lebih panjang, iya baru sampai hotel"
"yaudah istirahat, pasti capek kan ? aku mau lanjut kerja lagi nih takut dimarahi senior"
"emangnya senior kamu galak?"
"iya galak, namanya juga perempuan"
"kan aku juga perempuan"
"tapi kan kamu beda" aku coba merayunya.
Aku langsung menutup telponnya, aku berjalan menuju ruanganku, ternyata dari belakang dokter Diana mendengar perbincanganku dengan Sari.
"siapa yang galak?"
"anu anu dok, itu tadi saya cuma bercanda sama temen saya"
"yaudah ini sudah waktunya visit kekamar pasien, kamu jangan lupa liat ruangan bagian kamu"
"siap dok siap"
Aku mengelus dadaku, entah kenapa aku sangat takut padanya, padahal tingginya tidak melebihiku.
Aku melakukan visit ke kamar pasien untuk memeriksa keadaan vital pasien, dari tekanan darah sampai denyut nadi. Di jadwal aku harus visit di lantai 3 dengan rata-rata pasien yang menengah ke atas. Dimulai dari kamar nomor satu, aku masuk dan tidak ada orang disana, tapi ada suara dikamar mandi, mungkin tidak ada orang yang menjaganya dan pasiennya sedang berada di kamar mandi, setelah saya menunggunya akhirnya dia keluar juga, sedang mendorong-dorong tiang infus. Dan dua suster yang ikut denganku membantunya untuk kembali ke tempat tidur, dia masih remaja, menurutku dia cantik tapi wajahnya pucat pasi, setelah dia berbaring ditempat tidurnya aku memeriksa keadaannya, seperti yang ditulis di catatan medis, pasien ini mengalami trauma berat akibat peristiwa kecelakaan yang menimpanya dua bulan yang lalu, dia baru sadar dari koma, dan sudah dua minggu dipindahkan ke ruang rawat inap.
"tekanan darahnya normal, dan denyut nadinya pun normal, coba keluarkan lidahmu?"
Dia malah enggan dan tidak menghiraukan perintahku, dan suster pun membantuku untuk membujuknya. Tiba-tiba dia menangis.
"hey, kamu kenapa nangis ? aku hanya minta lidahmu dikeluarkan sebentar saja, nggak akan aku potong"
"dok, aku mau pulang"
"sus, memangnya anak ini tidak ada yang menjenguk atau yang menunggunya ?"aku berbisik pada salah satu suster.
"selama dia disini tidak ada orang yang menemuinya dok, sepertinya dia mengalami sedikit amnesia, karena dia sendiri tidak tau rumahnya dimana"
Aku kembali mendekati gadis itu lalu bertanya padanya.
"memangnya rumah kamu dimana? nanti aku antar pulang"
"dok, sudah beberapa orang bertanya seperti itu, sampai hari ini aku tidak tahu rumahku dimana"
Aku mengernyitkan dahiku dan kembali berbisik pada suster.
"lalu siapa yang membiayai anak ini untuk menjalani perawatan di kamar yang satu malamnya bisa sampai 500 ribu?"
"saya tidak tau dok jawab suster tersebut"
"kamu ingat siapa nama kamu ?"
"dari awal aku membuka mata aku tidak ingat, namun ditempat tidur ini bertuliskan nama Anggun, jadi aku pikir namaku adalah Anggun, tapi aku ingin pulang dok" dia kembali menangis.
Kira-kira usianya masih sekitar 17 tahun, aku sangat bingung, tapi kasian melihatnya selalu sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA DI TANAH JAWA [COMPLETED]
Random"Kau ini apasih? tiba-tiba datang membawa berita buruk, dan tiba-tiba juga ingin berada di sekitarku?"~Nur "Aku ini malaikat pelindungmu, aku diutus datang kesini oleh ayahmu"~Ali