Bab 4, part 12

17 0 0
                                    

"aku akan antar kamu pulang tapi buka dulu lidahnya mau aku periksa"

"aku tidak sakit dok"

"tapi wajah kamu terlihat pucat, apa kamu merasa pusing?"

"terkadang, kalau aku mencoba mengingat-ngingat sesuatu kepalaku sangat sakit dok, aku tidak suka tempat ini, makanannya tidak enak, dan aku selalu kesepian disini"

"sus boleh tinggalkan kami berdua?"

Lalu para suster mengikuti permintaanku, rasanya aku harus bicara dengan perlahan, anak ini memiliki amnesia dan trauma.

"anggun, dengarkan aku"

"dok, dokter mau nemenin aku disini gak?"

"tapi aku belum selesai bicara"

"aku tidak mau diperiksa, hanya ingin ditemani saja "

"tapi aku adalah seorang dokter yang mempunyai tugas untuk memeriksa keadaan pasiennya"

"tapi memeriksaku tidak ada gunanya, lebih baik temani aku mengobrol disini"

Anak ini sangat menyebalkan sekali, di satu sisi aku merasa iba padanya tapi di sisi lain, aku kan harus memeriksa kamar pasien yang lain.

"kamu masih sekolah?"

"mana kutau"

"kamu ingat kalo kamu itu perempuan?"

"ya ingetlah dok, pertanyaan yang konyol"

"kita jalan keluar, aku traktir eskrim"

"siap komandan, aku mau mandi dulu"

"gak usah, cuman ke kantin sebentar. Akukan harus kerja"

"baik dokter"

Akupun mengajaknya untuk membeli eskrim strawberry dikantin rumah sakit.

"kalo eskrimnya sudah habis, kamu janji ya mau diperiksa"

"iya dokter, bawel banget"

Aku menggeleng-gelengkan kepalaku, kenapa aku bisa punya pasien yang menyebalkan seperti ini

"dok, habis ini kita keluar ya, sebentar aja. Aku mau jalan-jalan ditaman"

"tapi kan ini sudah malam, nanti besok lagi ya"

"besok? janji ya?"

"iya janji, sekarang aku mau melanjutkan pekerjaanku, kamu nanti kembali kekamar kamu ya"

"iya"

Akupun naik lagi keatas untuk memeriksa keadaan pasien yang lain, dia sungguh menyita waktuku.

Dan terkejutnya aku setelah berpapasan dengan dokter diana di lorong, dia memasang wajah yang mengerikan.

"darimana saja kamu? kenapa tidak bekerja?"

"anu dok, itu tadi aku ke kantin sebentar, ada yang harus aku beli "

"tapi ini adalah tanggung jawab kamu, kamu itu masih baru disini, jangan seenaknya mentang-mentang saya tidak tau, jadi kamu bisa berkeliaran kemana-mana"

"maafkan saya dok, tapi tadi saya ada urusan sebentar"

"yaudah lanjutkan tugas kamu"

"baik dok"

Sial sial sial, malam ini aku kena marah senior, dia sangat menakutkan sekali rasanya aku ingin pulang saja dan sudah tidak bersemangat lagi dinas dengannya.

"Dibalik wajahnya yang cantik ternyata dia galak seperti harimau" gumamku.

"kamu bilang apa barusan ? jangan kamu pikir saya tidak dengar ya"

Ternyata dia masih belum pergi dan masih memperhatikan gerak-gerikku. Akupun langsung berlari karena takut ditikam olehnya. Terdengar suara cekikikan di ujung sana, rupanya dia malah menertawakanku.

Tugas visit sudah selesai, sekarang aku mau istirahat di sofa tempat jaga suster.

"loh dok? Kok tidur disini ?" salah satu suster heran dengan keberadaanku diruangan perawat.

"sssssttttt suster jangan bilang kalau saya ada disini, saya malas satu ruangan sama dokter garang itu"

"maksud dokter itu dokter Diana ya?"

"ya siapa lagi"

"terus dokter mau tidur disini saja?"

"iya ijinkan saya tidur disini ya satu malam saja"

Tiba-tiba ada suara langkah kaki mengampiri ruang perawat malam itu, terdengar suara perempuan

"sus liat dokter baru itu tidak?"

"tidak dok "

"oh kemana ya, dia selalu saja lepas tanggung jawab, padahal ada pasien kritis di UGD tapi dia malah keluyuran"

Aku langsung meloncat dari sofa dan berlari menghampiri suara itu.

"maaf dok saya ketiduran tadi didalam" ucapku.

"oh jadi daritadi kamu didalam sana?" dengan nada yang sedikit marah.

"iya dok, badan saya terasa capek jadi numpang istirahat sebentar di dalam"

"kamu kan sudah disediakan ruangan, kenapa masih saja numpang di tempat orang lain"

"nanti percuma kalo saya diruangan dokter dan keliatan sedang tidur, ya disiram lah nanti"

"cepat bantu saya tangani pasien di UGD, menggerutu aja kerjanya"

Wah waaaah baru kali ini aku kalah oleh perempuan, dia semacam ibu tiri yang sedang menyiksa anaknya. Padahal waktu hari pertama kerja dia sangat terlihat ramah.
Ya setiap aku tertidur sebentar, pasien baru datang. Dinas malam yang selalu melelahkan.

Esok pagi langit begitu mendung dan aku tidak bawa payung, aku terpaksa menunggu reda karena tidak bawa mobil, tiba-tiba didepanku berhenti sebuah mobil sport merah dan seseorang di dalamnya membuka setengah kaca mobilnya. Ternyata itu adalah dokter Diana, dia menawarkan tumpangan untukku, tapi aku menolaknya dengan halus, aku takut dimakan di dalam mobil yang berkaca gelap itu. Lalu dia malah turun dan memberikanku payung berwarna merah muda bergambar kelinci, dia malah sengaja membiarkan dirinya basah kuyup.

Aku merasa gagal menjadi sosok laki-laki, aku melamun dan dia pun langsung melajukan mobilnya tanpa bicara sepatah kata pun.
Aku pulang dengan memakai payung merah muda, dengan dua telinga kelinci diatasnya yang berdiri. Ini memalukan, tapi apa boleh buat?

Aku sampai apartemen dengan sedikit basah karena cipratan air dijalan tadi, sapu tangan dan sekarang payung. Besok dia memarahiku lagi, lalu nanti mau ngasih apalagi?

SENJA DI TANAH JAWA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang