Bab 9, part 2

24 0 0
                                    

"sandrina tidak jadi berlibur kesini ?" dia bertanya sambil memainkan hidung junior
"dia tidak jadi kesini, katanya masih sibuk. Kamu disini berapa hari ?" tanyaku
"sekitar dua hari, lalu aku harus berangkat lagi kesana untuk mengurus perpindahan perusahaan"
"hanya dua hari setelah dua tahun, perusahaan ayahmu mau pindah kemana ?" nada bicaraku sedikit sedih
"ya tentu saja kesini, kamu kan tidak mau tinggal disana" dia tersenyum
Kami menghabiskan waktu dirumah saja, praktek dokter dia pun belum ia buka, padahal sering sekali pasien yang bertanya kapan ia membuka praktek lagi, terutama remaja perempuan.
"ayah hanya sebentar disini, kamu jangan nakal ya, nanti ayah akan terus menggendongmu kalau perusahaan kakek sudah berhasil di urus"
Dia bukan sosok suami yang romantis, tapi wibawanya sebagai seorang dokter selalu ku pandang hebat di mataku, sudah ku duga dua hari adalah waktu yang sangat sebentar untuk melepas kerinduan keluarga kecil ini, pada hari itu aku mengantarnya ke bandara untuk kembali kekorea, entah kenapa wajahnya sangat pucat, tetapi dia tidak berhenti tersenyum.
"vitaminnya jangan lupa diminum ya, sepertinya kamu sedang tidak enak badan" aku mengelus pipinya
"siap komandan, tunggu aku kembali ya, aku ingin pergi kedesamu dulu dan ziarah ke makam ibumu. Aku ingin berlibur lagi denganmu dan sandrina, aku ingin menyaksikan junior berulangtahun yang ke-3 dan seterusnya"
"I'll miss you my husband, kabari aku kalau kamu sudah sampai" aku meneteskan air mata melihat dia semakin jauh dari pandanganku.
Aku pulang dan berdoa agar dia selamat sampai tujuan, ponselku berdering ternyata itu adalah telepon dari sandrina dia bilang sudah ada di terminal dan akan berkunjung kerumahku. Tentu saja aku sangat senang, setelah beberapa tahun tidak bertemu, pasti dia sangat kaget melihat junior, aku segera pulang kerumah dan sandrina sudah duduk di kursi depan.
"mbaaaaak nuuuuuur.... "dia berlari kearahku dan langsung memeluk aku dan junior.
"hallo dokter sandri, semakin cantik saja dokter yang satu ini. Kapan akan menikah ?"
"calon sih sudah ada mbak, tetapi belum mau menikah di tahun ini" dia tersenyum
"yaudah masuk yuk, mas ali sedang ke luar negeri baru saja tadi mbak mengantarnya ke bandara"
"yaaah, aku terlambat ya mbak, kapan mas ali pulang ? sekarang dia buka praktek dirumah ya mbak ?"
"kalau urusannya sudah selesai dia akan pulang, iya sekarang dia tidak mau bekerja dirumah sakit"
"ya ampun lucunya ali kecil, dia mirip sama mas ali mbak" sambil mencubit pipinya
Ali mengabariku setelah larut malam, dia tidak bisa mengabariku pada saat sampai karena ada rapat dengan karyawan yang lain.
Setelah satu bulan perusahaan ayahnya akan pindah ke indonesia, dia sedang berada diperjalanan pulang kesini, sandrina juga kelihatannya sangat betah disini dibanding di jakarta.
"mbaaak, aku mau bekerja di desa pelosok saja, aku ingin mencari pengalaman" sambil menidurkan junior
"niatmu sangat bagus san, orang-orang pelosok yang jauh dari tenaga medis wajib ditolong"
"cepat siap-siap, mas mu akan segera sampai dibandara"
Kami bertiga berangkat menuju bandara, sandrina yang menyetir mobilnya
Setelah sampai disana, orang-orang sudah berkerumun memenuhi pusat informasi
"mbaaak itu kenapa"
Aku langsung memberikan junior pada sandrina dan berlari kearah kerumunan orang itu, mataku langsung sayu, ternyata pesawat yang ditumpangi suamiku sudah hilang kontak di daerah perairan, aku duduk memeluk lutut dan sandrina menarikku ke tempat duduk.
"ada apa mbaaak ? kumohon bicaralah"
"pesawat mas ali...pesawat mas ali san, hilang"
"astagfirullah mbak, mbak" aku dan sandrina langsung lemas dan hanya bisa berdoa agar dia selamat walaupun peluang selamat dalam kecelakaan pesawat sangatlah kecil, tapi itu tidak membuatku jera berdoa pada yang kuasa agar menyelamatkan suamiku, terdengar suara tangisan dari keluarga penumpang yang lain.
Setelah sekian lama kami menunggu, pada pukul 17.30 waktu senja pusat infomasi sudah memastikan pesawat yang kami tunggu itu mengalami kecelakaan karena menabrak gunung dan jatuh ke laut, semua penumpang dipastikan tewas dalam kecelakaan ini, sandrina memelukku begitu erat dan junior tidak berhenti menangis, kami pulang dengan air mata yang hampir kering.

SENJA DI TANAH JAWA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang