Prolog
Perkenalkan, aku Tessa Putri Antasena dan sulung dari dua bersaudara. Adikku yang bernama Alvaro Putra Antasena kini sedang menimba ilmu di luar negeri. Sementara aku, keseharianku sibuk mengurus bisnis fashion yang didirikan oleh Mama. Mulai dari butik baju, tas, hingga sepatu. Aku menikmatinya. Karena sejak kecil, fashion sudah menjadi obsesiku.
Mama pernah berkata, saat dia miskin dulu, dia melakukan segala cara untuk bertahan hidup dan dia selalu berusaha untuk terlihat cantik dan modis meski memiliki uang pas-pasan. Baginya, wanita harus mengutamakan penampilan, dan hal itu pun yang dia tanamkan padaku sejak kecil. Dan, ya, penampilan memang yang utama bagiku.
Kata Mama, aku memiliki lekuk proposional sebagai seorang perempuan. Kulitku bersih dan lembut, dan parasku cantik. Tentu saja perpaduan antara kecantikan Mama dan ketampanan Papa. Meski begitu, kisah cintaku tak sesempurna penampilanku. Dan di sinilah aku akan bercerita.
Aku pernah memiliki kekasih. Dia tampan dan cerdas. Salah satu karyawan Papa yang menonjol dan beberapa kali dipromosikan untuk naik jabatan. Sayangnya dia matre. Dan kami putus setelah dia meminta sebuah mobil dariku. benar-benar gila.
Setelah pengalamanku dengan karyawan Papa tersebut, aku lebih berhati-hati memilih kekasih. Apa lagi jika dia dari kalangan menengah ke bawah. Lalu ada lagi, seorang laki-laki yang kukenal saat aku clubbing dengan teman-temanku. Dia tampan dan pastinya kaya. Karena kami clubbing di kelab elit, tak mungkin orang miskin bisa masuk ke sana. Kami menjalin kasih selama beberapa bulan. Kemudian putus, setelah dia hampir memerkosaku saat kami liburan dengan beberapa teman kami.
Shock? Tentu saja. Meski Mama memiliki pengalaman buruk di masa lalunya dengan pekerjaannya yang tak biasa, tapi aku tidak seperti dirinya. Aku adalah kesayangan Papa. Dan meski usiaku sudah setua ini, nyatanya mereka masih memanjakanku layaknya putri kecil keluarga Antasena. Hal itulah yang membuatku masih perawan hingga usiaku menginjak dua puluh dua tahun. Well, aku bangga dengan itu.
Tapi kisahku tak hanya sampai di sini. Pagi itu, ketika aku, Mama dan Papa sarapan bersama, aku melihat keduanya saling sikut menyikut. Seakan berebut untuk memberi tahu sesuatu padaku. Aku mencoba mengabaikannya, hingga kemudian, Papa mulai membuka suara.
"Tessa, jadi ... ada yang ingin kami bicarakan sama kamu, Sayang."
Aku menyesap susu pagiku sebelum berbalik bertanya pada mereka. "Ada apa, Pa? Kayaknya serius sekali."
"Jadi gini, Sayang. Kamu kenal Tante Sarah?"
Aku mengerutkan kening. "Ya, kenal."
Tentu saja aku mengenalnya. Tante Sarah adalah sahabat Mama, dan dia sering sekali mampir ke rumah kami. Aku pernah bertemu dengannya beberapa kali, tapi tak sesering saat masa kecilku dulu.
"Jadi ... begini ...." Mama tampak berputar-putar.
"Ada apa, Ma?" tanyaku.
Mama menatap ke arah Papa, begitupun sebaliknya sebelum menjawab. "Tante Sarah kemarin ke sini. Dan dia ... melamar kamu."
Aku tersedak seketika. Ya Tuhan, apa-apaan ini?! Apa ini masih zamannya Siti Nurbaya? Melamarku? Maksudnya, aku akan dinikahkan dengan putra keluarga Daniswara yang bahkan namanya saja aku tidak bisa mengingatnya? Ini pasti hanya mimpi.
***
Bukan. Ternyata ini bukan mimpi. Aku benar-benar dilamar, lebih tepatnya dijodohkan dengan putra keluarga Daniswara yang bernama Devano Andrian Daniswara. Sejauh yang kuingat, usia kami terpaut tujuh hingga delapan tahun, atau mungkin sampai sembilan tahun. Entahlah, aku lupa. Aku bahkan tidak mengingat bagaimana wajahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tessa
RomantizmTessa tidak menyangka dirinya mendapatkan lamaran secara tiba-tiba dari teman mamanya, tapi dia lebih tidak menyangka bahwa pria yang dijodohkan dengannya akan memberinya kontrak untuk pernikahan mereka. Namun, walaupun harus menghadapi sikap membin...
Wattpad Original
Ada 6 bab gratis lagi