Jika dulu Koko sempat termakan omongan Ravi mengenai Ceunah yang menitipkan dia pada pria tersebut, sekarang Koko mulai merasa bersalah. Karena sepertinya Ceunah sudah melupakan perasaan mereka dan mungkin telah melupakan Koko juga.
Koko sudah melihat Ceunah sejak perempuan itu masuk ke dalam gedung bersama seseorang yang disebut Tsar oleh orang-orang. Xavier--adik Ceunah mengekori dibelakang.
Koko tidak mengikuti pasangan itu selama mereka berkeliling pameran. Dia lebih memilih berpikir di tempatnya menunggu selama pameran berlangsung. Alasannya mengikuti event ini adalah demi melihat Ceunah, mungkin membujuk perempuan itu beserta sang adik untuk meninggalkan Rusia. Tapi sepertinya hal itu tidak perlu. Ceunah tampaknya sudah bahagia.
Koko menghela napas berat, mengepalkan tangan untuk menahan rasa tercubit di ulu hatinya. Mungkin, kisah mereka memang sudah berakhir. Tidak ada yang perlu Koko perjuangkan lagi. Masuk akal kalau ternyata dia hanya dimanfaatkan oleh Ravi demi kepentingan Kotaro.
Lalu apa yang harus Koko lakukan sekarang? Mengemasi barang-barangnya kemudian pergi tanpa Ceunah perlu tau atau bertahan sebentar untuk menyampaikan pesan Ravi?
Dering ponsel membuat konsentrasi lelaki itu buyar. Melirik sebentar, Koko menghela napas melihat nama mamanya tertera di layar.
"Ya, Ma?"
"Kamu dimana, Koko? Besok hari pertunanganmu!" hardik sang mama.
"Pertunangan apa? Aku nggak inget aku udah ngenalin calonku ke mama," sahut Koko enteng.
"Nicko Narendra! Jangan macam-macam sama mama! Jangan buat malu papa juga! Pulang ke rumah sekarang!" ancam mamanya geram.
"Nggak bisa," tukas Koko tegas. "Koko nggak pernah setuju sama rencana mama. Udah Koko bilang, terserah mama mau ngelakuin apa, tapi mama nggak bisa ngatur kehidupan Koko sampai sejauh itu, ma! Yang bakal nikah itu, Koko. Yang bakal hidup bareng orang lain itu, Koko."
"Koko! Gimana bisa kamu ngomong gitu ke mama? Ini juga buat kamu! Bukan buat mama," bentak sang mama gusar.
"Aku nggak mau sama pilihan mama! Aku udah punya calon sendiri, ma! Udah. Aku harus balik kerja lagi," potong Koko kemudian mematikan telepon. Peduli setan pada acara mamanya itu.
Baru saja dia bisa menenangkan diri, seorang pegawai pameran mendatanginya, menyampaikan kalau Tsar Mattew ingin bertemu dengannya. Mendengar sebutan Tsar, Koko langsung kembali teringat pada lelaki yang datang bersama Ceunah hari ini. Masuk akal jika perempuan itu bisa move on darinya dalam waktu enam bulan.
Merapikan penampilannya sebentar, Koko lantas mengikuti langkah pegawai pameran itu dari belakang. Ceunah sedang menunduk ketika Koko sampai, hingga lelaki itu tidak bisa menebak reaksinya.
Ini dia orang yang anda cari, Tsar." Koko mendengar pegawai pameran itu berbicara. Lelaki itu kemudian mengalihkan pandangan pada seseorang yang disebut Tsar dan memasang senyum sopan.
"Perkenalkan, saya Nicko Narendra, pemilik semua foto ini," katanya, mengulurkan tangan untuk berjabat tangan.
Ketika mendengar suaranya, Ceunah langsung mendongak dengan mata lebar yang berkaca-kaca. Koko bisa merasakannya meski lelaki iti memperhatikan Tsar Mattew yang sedang berbicara.
"Ah, namaku Mattew Aleksey Nickolay. Kau bisa memanggilku Mattew," jawab Tsar Mattew, menerima jabat tangan Koko hangat.
"Mattew," gumam Koko setuju.
"Ah, dan maaf memanggilmu ke sini. Tunanganku bilang foto-foto yang kau ambil sangat mengharukan. Baru kali ini aku melihatnya menangis hanya karena foto." Tsar Mattew tertawa geli sementara Koko hanya bisa mengulum senyum. Ceunah terharu? Apakah itu berarti dia masih mengingat kenangan mereka?

KAMU SEDANG MEMBACA
Unmei No Akai Ito (Rate M) {Fin}
ChickLitMature content!!! Apa kamu percaya mitos?