Vote dan komen banyak-banyak :)
###
Kelopak mata Ceunah pelan-pelan terbuka seiring kesadarannya. Perempuan itu bergerak sedikit, membenahi posisi tidurnya yang telungkup disisi ranjang. Rupanya gerakan tersebut mengganggu tidur seseorang disebelahnya. Koko.Ceunah sudah hendak bangkit, dia berniat membuat sarapan untuk mereka ketika satu tangan Koko menahan pinggangnya. Tidak hanya itu, Koko juga menarik Ceunah kembali merapat ke tubuhnya.
"Koko-kun, lepaskan. Aku mau membuat sarapan," kata Ceunah serak sambil mencoba memindahkan tangan Koko dari atas tubuhnya.
"Lima belas menit lagi," balas lelaki itu tanpa membuka mata.
"Kalau kau mau tidur kembali, terserah. Lepaskan aku!" ucap Ceunah kesal.
"Bukannya hari ini kau berangkat siang? Temani aku tidur." Koko menyahut kemudian menarik napas panjang di pucuk kepala Ceunah. Perempuan itu berusaha mendorong tubuh Koko menjauh sekali lagi, membuat lelaki tersebut akhirnya membuka mata.
"Kau berangkat pagi, kan? Sekarang, lepaskan aku!" Kali ini Ceunah menambahkan nada tegas dalam suaranya. Koko terlihat berpikir sebelum kemudian menarik Ceunah semakin dekat kepadanya.
"Setelah kupikir-pikir, lebih baik kalau kau yang menjadi sarapanku, Ceunah." Ceunah membelalakkan mata mendengar kata-kata Koko.
"A-a-apa?" tanyanya tergagap. Selagi dia menatap Koko dengan pandangan tak percaya, lelaki itu telah menaiki tubuhnya sambil menyeringai.
~~~
Karena kelakuannya sendiri, hari ini Koko harus terburu-buru pergi ke kampusnya. Ceunah yang sedang mengaduk teh hangat sangat menikmati wajah panik lelaki itu.
Koko memakai sepatu sambil menggigit roti selai yang Ceunah siapkan. Dia sedang membereskan buku-bukunya saat menemukan sebuah album foto. Ah, Koko lupa kalau dia harus memberikan album foto itu pada Kotaro.
"Ceunah," panggil Koko begitu keluar dari kamarnya.
"Hm?"
"Boleh aku menitipkan ini padamu?" Koko mengayun-ayunkan album foto yang dipegangnya, mengundang Ceunah untuk mengerutkan kening penasaran.
"Apa itu?" tanya Ceunah.
"Album foto untuk Kotaro. Isinya hanya foto yang kemarin kita ambil bersamanya," jawab Koko. Lelaki itu menyerahkan kadonya ke Ceunah saat perempuan itu mendekat.
Ceunah melihat-lihat isinya lalu bergumam mengapresiasi. Koko menjadikan kesempatan itu untuk menghabiskan rotinya sekaligus teh Ceunah.
"Aku tidak mengira kau akan melakukan hal ini untuk Kotaro. Tapi, aku akan menyerahkan ini padanya nanti," ucap perempuan itu sambil mengulum senyum. "Sana. Pergilah ke kampus sebelum kau terlambat."
Koko mengangguk, menarik bibir Ceunah untuk diciumnya selama beberapa saat sebelum pergi.
"Bye, Sayang. Aku akan menjemputmu nanti malam!" pamit Koko, melambaikan tangan.Lelaki itu sampai di kelasnya bersamaan dengan Ravi. Dosen Koko itu tersenyum sekilas sebelum menyuruhnya masuk lebih dulu. Koko langsung duduk disamping Keita dan mengeluarkan buku-bukunya.
"Ya, Koko-kun. Kami kira kau akan bolos hari ini. Kenapa datang siang sekali?" tanya Keita, menaruh sebelah tangannya di bahu Koko.
"Menikmati waktu yang berkualitas dengan Ceunah," jawab lelaki itu singkat.
"Kalian sudah berpacaran?" tanya Yui dengan mata memicing.
"Kami tidak berpacaran." Koko meralat, tapi tersenyum lebar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Unmei No Akai Ito (Rate M) {Fin}
Literatura FemininaMature content!!! Apa kamu percaya mitos?