21. Keluarga Bahagia

1.2K 260 92
                                    

Pagi ini Ceunah bangun dengan badan pegal-pegal. Dia tidak leluasa bergerak saat tidur semalam karena posisinya yang diapit oleh Kotaro dan Koko. Mereka bertiga memang tidur bersama setelah Koko tidak mau tidur dengan Yui, sementara Kotaro tidak mau tidur bersama Koko.

Jadilah mereka bertiga tidur di kamar Ceunah yang kecil. Belum lagi polah Kotaro dan Koko ketika tidur. Ceunah merasa dia lebih lelah ketika bangun daripada sebelum tidur.

Setelah membersihkan diri dan berganti baju, Ceunah menyempatkan diri melihat keadaan Yui yang masih tertidur. Perempuan itu masih khawatir sudah memberi dosis yang akan mempengaruhi janin Yui. Sepertinya mereka harus membawa teman perempuan Koko tersebut ke rumah sakit.

Maka dari itu Ceunah menghubungi Sana untuk menukar jadwal kerja mereka hari ini. Ceunah akan menemani Yui ke dokter lebih dulu sebelum berangkat bekerja.

Karena penghuni apartemennya bertambah dua orang, Ceunah juga memasak sarapan lebih banyak. Perempuan itu membuat bubur untuk sarapan pagi agar perut Kotaro dan Yui juga terisi.

Koko adalah orang kedua yang bangun, kemudian Kotaro lalu Yui. Ceunah bergegas membantu ketika perempuan lain selain dirinya itu merengsek masuk ke kamar mandi untuk muntah.

"Yui-san, aku akan mengantarmu ke dokter begitu kau sudah siap. Ayo, sarapan dulu. Perutmu akan terasa lebih baik," ucap Ceunah, mencoba membantu Yui berdiri dari depan kloset.

"AKU TIDAK BUTUH BANTUANMU!" seru Yui, menghempaskan lengannya dari genggaman Ceunah.

"Y-Yui-san," gumam Ceunah terkejut.

"Pergi sana!" bentak Yui lagi sebelum kembali muntah ke dalam kloset. Ceunah berusaha keras membantu meski tangannya berulang kali ditampik oleh Yui.

"Ada apa ini?" sergah Koko, datang karena mendengar suara Yui.

"Tidak ada apa-apa, Koko-kun. Makan lah lagi," ucap Ceunah, menoleh sekilas ke arah lelaki itu. Koko tidak menggubrisnya. Dia justru mendekati Yui dan membantu memijat leher perempuan itu.

"Sepertinya parah sekali," gumam Koko, mengernyitkan hidung melihat Yui muntah.

"Morning sickness. Itu adalah hal yang biasa dialami ibu hamil. Biasanya berlangsung parah di trimester pertama. Aku pikir kita harus membawa Yui-san ke dokter untuk memastikan usia kehamilannya," sahut Ceunah dengan nada menyetujui ucapan Koko.

"Dia akan baik-baik saja, kan?" tanya Koko, menatap Ceunah cemas. Perempuan itu mengangguk yakin. Menurutnya tidak ada hal yang perlu di khawatirkan dari kondisi Yui. Tapi, Ceunah tidak bisa yakin karena dia tidak punya alat penunjang diagnosis. Yui juga tidak mau memakai testpack yang semalam Koko belikan.

"Mama?" suara kecil Kotaro membuat Ceunah menoleh. Perempuan itu tersenyum lalu menggendong bocah yang mengintip dari pintu kamar mandi tersebut.

"Kota-chan sudah selesai makan?" tanya Ceunah. Perempuan itu membawa Kotaro ke dapur lalu membersihkan mulut bocah itu dengan lap bersih yang dibasahi.

"Kole wa... Oneechama wa..." Kotaro berbicara terbata-bata sambil menunjuk kamar mandi tempat Yui dan Koko berada. Karena paham maksud Kotaro, Ceunah mengangguk membenarkan tanpa menunggu bocah itu selesai bicara.

"Kakak itu sedang sakit. Kotaro harus bersikap baik padanya, mengerti?" Kotaro menganggukkan kepalanya sekali sebagai respon atas ucapan Ceunah.

Kotaro diletakkan diatas kursi meja makan lagi sementara Ceunah membersihkan piring dan gelas kotor. Tinggal satu mangkuk bubur dan segelas susu milik Yui yang belum tersentuh. Entah berapa lama Yui muntah-muntah di dalam kamar mandi, tapi perempuan itu tampak lemas digendongan Koko begitu mereka keluar.

Unmei No Akai Ito (Rate M) {Fin}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang