34. Patah Hati

981 227 24
                                    

Hari ini Xavier akan ikut Tsar Mattew ke sebuah pertemuan. Ceunah membantu Xavier bersiap-siap sambil menunggu Tsar Mattew menjemput.

"Semua obatmu sudah kau bawa?" tanya Ceunah pada adiknya.

"Kau sendiri yang menyiapkan isi koperku. Kenapa bertanya padaku lagi?" gerutu Xavier jengkel.

"Bersikap baiklah selama ada disana. Jangan membuat Tsar kesusahan." Nasehat Ceunah membuat Xavier mendecak tidak sabar. Lelaki itu kesal karena kakaknya selalu bersikap berlebihan jika mereka hendak berpisah lebih dari satu hari.

"Aku bukan anak kecil lagi!"

Mengabaikan protesan adiknya, Ceunah memeriksa isi koper Xavier sekali lagi sebelum merapikan penampilan adiknya yang sudah sangat rapi.  Meski kesal, Xavier tetap diam saja selama Ceunah memperlakukannya seperti anak SD yang hendak pergi tamasya. Meskipun kenyataannya, Xavier adalah pemuda dewasa yang sebentar lagi akan tamat sekolah.

"Beres! Ayo tunggu Tsar Mattew di lantai bawah," ajak Ceunah setelah puas dengan penampilan adiknya. Xavier memutar bolamata sebelum mengikuti perempuan itu dari belakang.

"Kau jadi mengunjungi pemukiman penduduk hari ini?" tanya Xavier dengan nada sambil lalu. Karena tidak mau kesepian di rumah seorang diri, biasanya Ceunah menyibukkan diri dengan bepergian menikmati keadaan tanah Rusia yang luas.

Beberapa waktu yang lalu Ceunah bahkan pergi ke daerah yang jauh dari Moscow hanya untuk melihat festival kuda. Atau Ceunha juga pernah berjalan-jalan di sekolah Xavier untuk melihat tempat adiknya bekerja. Beberapa kali Ceunah mengikuti Tsar Mattew ke pertemuan kenegaraan. Perempuan itu mulai membiasakan diri dengan kegiatannya sebagai seorang calon ibu negara bersama Tsar Mattew-tunangannya.

"Ya. Aku ingin melihat masalah yang mungkin terjadi di masyarakat," jawab Ceunah. "Selama ini aku selalu mencari ke bagian negeri yang jauh. Untuk hari ini, Moscow sepertinya cukup menarik untuk dikunjungi."

"Kenapa kau keras kepala sekali? Meskipun kau mengangkat ide rendah hatimu, tidak akan berguna di sidang parlemen, Sestra. Itu sia-sia!" oceh Xavier mendengus sebal.

Ceunah menoleh ke arah adiknya dan tersenyum. "Sia-sia atau tidak, kurasa itu bukan hal yang buruk untuk dilakukan. Kalau aku tidak bisa mengajak siapapun di gedung parlemen--termasuk kau dan Tsar Mattew, maka aku akan melakukannya sendiri," sahut Ceunah.

"Terserah padamu. Kau memang keras kepala," cibir Xavier. "Tapi bawalah Gerrard dan beberapa pengawal yang lain ketika kau pergi nanti. Mafia masih ada di tanah ini bahkan setelah lima belas tahun berlalu."

Ceunah bergumam mengiyakan, tidak bilang kalau dia tau benar tentang mafia yang Xavier bicarakan. Dan Ceunah juga penasaran tentang kabar Ravi sekaligus Kotaro. Apakah Ravi mengabulkan permintaan terakhirnya?

Tidak lama kemudian mobil kenegaraan Rusia datang. Tsar Mattew keluar dan masuk ke dalam kediaman Feodora. Xavier dan Ceunah menyapanya saat lelaki itu mendekati mereka.

"Kau sudah siap?" tanyanya pada Xavier.

"Tentu saja, Your Highness." Xavier menjawab sambil menundukkan kepala hormat.

"Kau tidak keberatan kalau kita sarapan lebih dulu? Sepertinya aku meninggalkan rumah terlalu pagi." Ceunah tersenyum saat mendengar Tsar Mattew sedikit menggerutu.

"Saya bisa membuatkan anda sarapan dalam waktu singkat kalau anda mau," tawar perempuan itu.

"Tidak perlu repot-repot. Aku tidak mau kau berada di dapur dan melukai dirimu sendiri. Aku akan makan di jalan saja atau aku bisa menyuruh seseorang menyiapkan makanan sebelum pertemuan itu dimulai," sahut Tsar Mattew.

Unmei No Akai Ito (Rate M) {Fin}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang