OFFICE 9

635 20 0
                                    

Beredar kabar beberapa Mahasiswa menyuarakan aspirasinya tentang undang-undang anti korupsi. Tercuat juga sebuah berita menarik di kantor. Waktu Ilyana sangat padat, setelah mendapat kabar surat dari kapolsek  bahwa jalanan akan berakhir macet, maka bisa dipastikan kalau hari ini jalanan mengular dipenuhi demonstran yang menggelora menyuarakan aspirasinya.

Jalanan padat merayap, gerombolan Mahasiswa berteriak lantang, serta terdengar nyanyian lagu buruh tani meramaikan pagi ini. Sorak sorak serta gemuruh jas almamater saling beraliansi menuju jantung kota.

Hiruk pikuk kendaraan bermotor, serta suara klakson sepeda motor sempat menepi di pinggir jalan karena sudah dipenuhi dengan spanduk. Jas almamater serta kepalan tangan kiri, suara pelantang dan lompatan Mahasiswa berakhir ricuh, dan mulai sedikit meredam karena mobil water Cannon mulai menyembur diantara gerombolan Mahasiswa.

Sementara, di kantor Ilyana berangkat agak sedikit kesiangan dari biasanya. Mengenakan blazer dan sepatunya. Ilyana datang kemudian check look pukul 07.00 WIB. Seperti biasanya, Ilyana berangkat dengan penuh tanggung jawab. Motivasinya kuat untuk mendapatkan predikat sebagai karyawan terbaik di perusahaannya.

Meskipun kemarin sempat dimarahi Pak Alexander, dan berakhir membuat nyalinya menciut karena masalah sepeleh. Tapi, itu tidak membuatnya patah harapan untuk tetap menjadi yang terbaik. Ilyana terus memacu semangatnya agar tetap konsisten bekerja di perusahaan.

Sebelumnya, Ilyana juga pernah ditawari oleh adek sepupunya untuk bekerja di perusahaan lain. Namun, dirinya masih tetap konsisten dengan pekerjaan sebelumnya. Ilyana mencoba untuk meyakinkan dirinya layak untuk tetap bekerja di perusahaan itu.

Ilyana mencoba bekerja sama dengan Ni Ayu untuk segera menyelesaikan tugasnya, kali ini Ni Ayu jauh lebih terbuka, "Mana yang harus di dahulukan?" Tanya Ilyana

"Kamu bantu nata yang ini saja dulu ya!!" Kata Ni Ayu

"Baiklah, tapi niatnya juga ikut ditata ya" Canda Ilyana menyemangati.

Di luar, Para Mahasiswa juga turut ke jalanan. Sementara Vriska juga terdengar mau ambil cuti karena beberapa minggu lagi mau lahiran. Beberapa tumpukan kardus masih tertata di pinggir mesin printer.

Namun, setelah lama bekerja tercuat rasa lelah. Apa mungkin tenaga wanita ini  kurang cukup? Ilyana memang agak sedikit strong ketimbang Ni Ayu. Merapikan beberapa tumpukan kardus dan buku, serta beberapa berkas.

🌸🌸🌸

Menjadi karyawan yang baik, akan mendedikasikan dirinya menjadi yang terbaik di perusahaannya. Sedangkan Mahasiswa itu agen of change yang menyuarakan aspirasinya. Jadi, karyawan itu tetap harus bekerja untuk kemajuan perusahaan.

Ilyana berjuang keras untuk membantu Ni Ayu agar pekerjaannya cepat kelar. Setelah selesai merapikan tumpukan kertas, Ilyana merasa lega. 2 minggu ini Pak Alex sedang berada di luar kota.

"Kok belum rapi juga?" Kata Ni Ayu

"Iya, ini juga mau dirapikan. Kamu bantu angkat ya" kata Ilyana

Di ruang sebelah, Vriska mencoba menelpon Pak Alex mau minta cuti. "Assalamualaikum, pak saya mau izin minta cuti melahirkan" terdengar dari telpon

"Wa'alaikum salam. Loh, kok cepet udah mau lahiran. Saya masih ada di luar kota ini" jawab Pak Alexander

Rasanya deg-degan kalau sudah berhadapan langsung sama Pak Alex, "Tapi...Pak" rengek Vriska kepada Pak Alex memelas

"Ya, sudah boleh. Saya izinkan kamu cuti" kata Pak Alex

Ni Ayu dan Ilyana masih berkutat dengan pekerjaannya. Sementara jam kerja sebentar lagi sudah mau istirahat makan siang. Lapar pasti, Ilyana pun berangkat keluar untuk membeli nasi padang.

Ni Ayu sangat senang, karena perutnya yang lapar mulai terganjal. Awalnya lemas karena keringat mulai bercucuran. Berkat Ilyana mau berangkat untuk membeli nasi padang. Mereka tidak jadi kelaparan di jam kerja. Makan siang pun menjadi jauh lebih berkesan.

Ilyana pun pulang dengan hati yang lega. Rasa takut karena usai di marahi Pak Alex agak sedikit reda. "Berapa kali Bapak ingatkan, kalau sholat harus di masjid?" Kata Pak Alex

"Iya Pak. Saya paham" jawab Ilyana

"Bagaimana kerja kamu?"

"Sudah kelar Pak" jawab Ilyana

"Bagus. Untuk hari ini dan seterusnya!!" Kata Pak Alex mengakiri percakapan melalui WAnya. Kemudian Ilyana pulang.

🌸🌸🌸

Bagaimanapun juga, kondisi apapun dan situasi segenting apapun Ilyana harus tetap berjuang dan bekerja untuk memenuhi kebutuhan pokok. Sementara, harga bulog semakin melonjak. Berita tentang kebakaran hutan juga berimbas semakin pesatnya harga sembako.

Ilyana mencoba berbaik hati untuk bekerja di perusahaan yang dipimpin Pak Alexander, sebuah prestasi habat sempat  disematkan diperusahaan itu. Kalaupun harus bekerja part time untuk belanja di supermarket.

"Mari kita pulang" kata Ilyana mengajak rekan kerjanya setelah checkcloock di mesin finger print yang tertempel di tembok.

Hari-hari Ilyana diliputi perasaan yang berkecamuk, sempat salah seorang rekan kerjanya bertanya tentang bagaimana mengisi ruang diri kita agar lebih produktif, Ilyana pun berkata, "Sebuah pekerjaan yang menyenangkan itu hobi yang dibayar" kata Ilyana yang sudah bersiap-siap menenteng tas.

Bagaimana pun juga predikat Ilyana menjadi karyawan terbaik sudah di depan mata. Ambisinya untuk mendapatkannya dengan cara yang sungguh-sungguh mungkin kelak akan menuai hasil. Ilyana pun kini kembali beranjak.

Di rumah, Ilyana menjalani hari-hari seperti tak ubahnya wanita lain. Nonton televisi dan tidur tepat waktu. Malam sudah tiba Ilyana pun beranjak menuju ranjangnya kemudian tertidur lelap.

Hari ini tidak ada Pak Alex di kantor. Suasana ruang kantor milik Pak Alex terasa ada sedikit yang janggal. Meskipun ada beberapa karyawan yang membersihkannya. Kantor Pak Alex serasa sepi, ruangan dimana Ilyana sempat dieksekusi dengan pertanyaan-pertanyaan yang sempat menyudutkannya.

Pak Alex meninggalkan ruangan kantor kurang lebih 2 minggu untuk pergi keluar kota. Kali ini Ilyana hanya berharap Pak Alex baik-baik saja di sana. Ilyana rasa itu hanya rasa empati kepada atasannya. Merasa kalau ruangannya tidak ada yang membersihkan, lantas Ilyana ambil bagian untuk membersihkannya. Merapikan koran bekas dan berkas yang berserakan di meja kerja milik Pak Alexander.

Sepupu Ilyana yang awalnya mau menawarkan jasa agar kakak iparnya mau bekerja di perusahaan milik Ayahnya pun sedikit berangsur melemah. Sedikit pujian memang yang meluncur dari bibir Pak aaaaa menilai kinerja Ilyana di kantor. Jadi tipis harapan Ilyana untuk menjadi the best karyawan di kantor ini.

Vriska berharap anaknya lahir memiliki wajah yang tampan seperti Pak Alex. Mungkin karena sering dimarahi sama Pan Alex jadi sewaktu hamil sempat ngidam bawaanya pengen yang manis terus.

"Pak, saya mau izin boleh kan?" Terdengar telpon dari Vriska

"Maaf saya ada di luar kota sekarang. Kamu mau gaji kamu saya potong?" Kata Pak Alex

"Ya, ampun Pak. Ini demi kebaikan anak kandung saya Pak" kata Ilyana

"Iya, saya izini kamu untuk cuti. Setelah melahirkan kamu boleh kembali kerja seperti biasanya" tutur Pak Alex

"Terimakasih banyak" Vriska pun girang karena Pak Alex sudah bersedia memberikan waktu untuk cuti.

🌸🌸🌸

KACAMATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang